Rencana Licik

Setelah menceritakan rencana busuknya pada Monika, Khanza pergi ke dapur. Dia membuatkan teh hangat untuk Cassandra, tak lupa menaburi sebuah serbuk ke dalam gelas berisi teh hangat itu. Senyuman liciknya mengembang bak bulan sabit.

"Kak Cassandra, welcome the jungle."

Khanza mengaduk teh hangat itu. Meletakkan gelas di atas piring kecil kemudian ke luar dari dapur menuju kamar Cassandra. Rencananya harus bisa berjalan sesuai yang diharapkannya. Tak peduli kerugian apa yang akan diderita Cassandra.

"Kak, masih sibuk?" tanya Khanza sambil melangkahkan kaki menghampiri Cassandra yang masih duduk di kursi.

Cassandra menoleh ke arah Khanza yang membawa segelas teh hangat.

"Iya Dek, masih banyak tugas anak-anak yang harus kakak koreksi," jawab Cassandra. Terlihat wajahnya masih segar meski sudah malam.

Khanza meletakkan gelas berisi teh hangat itu di atas meja.

"Padahal kakak seminggu lagi mau nikah, ko gak ambil cuti aja sih Kak?" Pura-pura perhatian dan peduli pada Cassandra demi memuluskan rencana busuknya.

"Kakak ambil cuti kok, tiga hari sebelum hari pernikahan. Makanya kakak mau beresin dulu kerjaan sekolah." Cassandra orang yang bertanggungjawab, dia tidak ingin cuti seenaknya sedangkan pekerjaannya masih menumpuk.

"Oh gitu, baguslah. Berarti kakak guru teladan," sahut Khanza.

Cassandra tersenyum pada Khanza. Dia senang mendapat perhatian dari adik tirinya. Biasanya Khanza suka acuh dan cuek padanya. Kali ini Khanza ramah dan santun padanya.

"Oya, tehnya jangan lupa diminum Kak! Biar anget." Tak lupa mengingatkan Cassandra untuk segera minum teh buatannya. Lebih cepat lebih baik untuk kelancaran rencana busuknya.

"Iya, makasih ya Dek."

Khanza mengangguk.

"Aku mau tidur, kakak jangan lupa istirahat ya." Khanza kembali berkata manis sebelum menutup rencana awalnya.

Cassandra mengangguk. Seneng sekali bisa diperhatikan oleh adik tirinya. Menjadi sebuah momen langka yang takkan terlupakan.

Khanza pun ke luar dari kamar Cassandra. Dia menunggu Cassandra meminum teh hangatnya sambil mengintip dari pintu yang terbuka.

"Minumlah!" Khanza tak sabar ingin melihat Cassandra meminum teh hangat buatannya.

"Bikin geregetan." Khanza masih menunggu Cassandra meminum teh hangat itu. Kesuksesan rencananya tergantung teh hangat yang akan diminum oleh Cassandra.

Tak lama Cassandra meletakkan bolpoinnya. Mengambil teh hangat yang dibuat oleh Khanza untuknya. Kemudian Cassandra meneguk teh hangat itu. Seteguk demi seteguk teh hangat itu diminumnya sampai habis.

"Alhamdulillah, hangat." Cassandra bersyukur bisa menikmati teh hangat di sela-sela pekerjaannya yang menumpuk.

Baru beberapa menit, Cassandra mulai mengantuk. Dia mencoba membuka matanya, berusaha sekeras mungkin agar tetap sadar. Masih banyak pekerjaannya di atas meja, dia harus menyelesaikan semua itu. Namun rasa mengantuknya lebih berat dari apapun.

"Astagfirullah ngantuk," ucap Cassandra. Baru bicara dia sudah tepar di atas meja belajarnya. Seperti orang yang pingsan.

Melihat Cassandra sudah tidur, Khanza masuk ke dalam kamar bersama Monika. Mereka sepakat untuk membawa Cassandra pindah tempat.

"Pelan-pelan Bu!" ujar Khanza yang memapah Cassandra dengan ibunya.

"Iya."

Mereka berdua membawa Cassandra masuk ke dalam mobil yang terparkir di depan rumah. Pelan-pelan mendudukkan Cassandra di jok belakang, kemudian memindahkan Agam ke jok belakang, duduk di samping Cassandra. Monika berdiri di samping kanan mobil sedangkan Khanza berada di samping kiri mobil.

"Khanza kau mau apa?" tanya Monika melihat putrinya yang melepas hijab yang dikenakan Cassandra.

"Buka baju Cassandra Bu," jawab Khanza.

"Apa?" Monika terperanjat mendengar jawaban putrinya. Dia pikir hanya akan mendudukkan Cassandra di dekat Agam ternyata ada rencana lain.

"Kalau tidak dibuka bagaimana orang tahu kalau mereka mesum di dalam mobil." Ide licik Khanza yang semakin liar.

"Pinter kamu. Ibu malah gak kepikiran ke situ." Monika salut dengan ide licik putrinya. Tanpa harus diajari ternyata Khanza lebih pintar darinya.

Khanza hanya tersenyum. Siapa dulu? Soal bakat licik sudah diturunkan Monika pada dirinya sejak lahir. Tanpa harus belajar dulu secara otomatis dia sudah sangat berbakat.

"Kalau gitu yang cowoknya juga deh, biar natural." Monika jadi ikut-ikutan. Akan lebih baik jika keduanya sama-sama terbuka.

"Bu tidak usah semuanya, turunkan resletingnya aja!"

"Sip!"

Tubuh Agam bagian atas terbuka, resleting celananya diturunkan. Sedangkan Cassandra hijabnya dilepas, baju tidur bagian atasnya dibuka.

"Wah mereka sempurna. Pasangan mesum," ujar Khanza melihat Agam dan Cassandra yang tertidur pulas.

"Iya, tapi biar lebih menjiwai, posisi tangannya kaya pelukan gitu loh." Monika memberi masukan tambahan. Dia ingin rencana itu berjalan lebih baik lagi.

"Bener juga. Akan lebih hot dilihatnya." Khanza setuju dengan masukan tambahan dari ibunya. Dia meletakkan Cassandra dipelukan Agam. Menyandarkan kepalanya di bahu lelaki tampan yang memiliki tato bergambar singa di lehernya.

"Nah kalau begini benar-benar hot, mesum banget." Khanza senang sekali. Tak disangka adanya Agam akan memuluskan rencananya untuk menyingkirkan Cassandra dari Fahri.

"Iya. Tinggal tunggu besok pagi hasilnya," sahut Monika.

"Share Bu di wa group ibu-ibu gang, ada mobil misterius terparkir di depan rumah tapi besok pagi aja. Biar sesuai rencana."

"Beres." Monika akan melancarkan rencana busuk anaknya. Dengan share di wa group ibu-ibu gang pasti banyak orang yang penasaran dan ingin tahu tentang mobil itu.

"Kalau gitu ayo tidur Bu! Ngantuk." Khanza mulai menguap.

"Ibu juga."

Khanza dan Monika pun berlalu dari tempat itu. Menunggu hasil rencana busuknya di esok hari. Mereka yakin semua akan berjalan sesuai rencana yang sudah dibuat keduanya.

***

Kediaman Keluarga Maheswara pukul 2 malam

Emma tampak cemas menunggu putranya belum kunjung pulang. Dia berdiri di ruang tamu. Bolak-balik membuka gorden, melihat ke arah luar. Berharap Agam segera pulang.

"Sudahlah Ma, duduklah! Nanti kau capek." Seorang lelaki paruh baya yang duduk di sopa sambil memegang koran di tangannya. Dia bernama Renaldi Maheswara. Ayah dari Agam.

"Gimana mau duduk? Jam segini Agam belum pulang. Besok dia akan menikah."

Renaldi menarik nafas panjangnya. Berusaha tenang agar tidak membuat istrinya semakin panik.

"Apa kau sudah telpon Agam?" tanya Renaldi.

"Sudah, tapi nomornya gak aktif," jawab Emma. Dia sudah berulang kali menelpon Agam tapi nomornya tidak aktif.

Renaldi membuang nafas gusarnya. Wajahnya mulai terlihat cemas.

"Anak itu dari dulu selalu begitu. Kalau sudah mabuk entah jam berapa dia pulang." Renaldi sangat mengenal putranya. Agam suka mabuk sampai pagi. Terkadang menginap di rumah temannya jika dia terlalu mabuk.

"Terus gimana Pa?"

"Telpon temannya!" titah Renaldi. Pasti salah satu temannya ada yang tahu keberadaan Agam.

"Ken maksud Papa?" tanya Emma. Dia tahu Agam sangat dekat dengan Ken. Namun Emma tidak tahu kalau Agam merebut Elena dari Ken, yang menyebabkan hubungan mereka renggang.

"Ya siapa lagi temennya Agam."

"Aku telpon Ken dulu deh." Tak ada salahnya mengikuti saran dari suaminya. Dari dulu Ken memang sangat kenal dan tahu Agam seperti apa.

Emma mengambil handphone miliknya di atas meja. Kemudian menelpon Ken karena hanya nomor Ken yang Emma punya sebagai temannya Agam.

Tuut ... tuut ...

Emma menunggu Ken mengangkat telpon darinya.

"Ke mana ini Ken?"

Tak lama panggilan dari Emma diangkat oleh Ken.

["Hallo Ken."]

["Hallo Tante."]

["Apa kau tau Agam sekarang ada di mana?"]

["Tadi sih udah pulang Tante."]

["Udah pulang?"]

["Iya Tante, dari jam 12 lewat."]

["Oh, ya udah makasih ya Ken."]

["Iya Tante."]

Emma menutup pembicaraannya dengan Ken. Meski dia sudah mendapatkan kabar dari Ken, tapi entah kenapa rasa khawatir terus membayanginya.

"Gimana Ma?" tanya Renaldi. Tangannya menutup koran yang baru saja dibaca dan meletakkan koran itu di atas meja. Dia ingin tahu hasil pembicaraan istrinya dengan Ken.

"Katanya Agam sudah pulang Pi," jawab Emma seraya kembali duduk di sofa bersama suaminya.

"Dari jam berapa dia pulang dari sana?"

"Jam 12 lewat Pa."

"Seharusnya sudah sampai rumah, ke mana Agam?" Renaldi berpikir seharusnya Agam sudah sampai rumahnya dari tadi. Namun sudah jam 2 malam dia tak kunjung sampai.

"Terus gimana Pi? Apa kita cari Agam atau lapor polisi?" Emma kebingungan. Kalau bukan karena besok mau menikah, Emma tidak mempermasalahkan Agam mau pulang jam berapa. Sudah biasa kalau Agam pulang pagi.

***

Ken masih memegang handphone di tangan. Dia duduk di sofa bersama temannya. Mansion Caldwell sudah sepi, hanya tinggal Ken dan beberapa temannya yang sudah tertidur karena mabuk berat.

"Telpon dari siapa Ken?" Seorang teman yang duduk di samping Ken sempat mendengar pembicaraan Ken dengan orang yang menelponnya.

"Ibunya Agam."

"Pasti nanyain Agam ya?"

"True." Ken tersenyum licik. Dia sudah tahu pasti Emma akan menelponnya jika Agam tak kunjung pulang.

"Paling Agam udah mati kecelakaan atau nyasar ke alam kubur."

Ken tertawa kecil. Jika Agam benar mati, dia bisa kembali memiliki Elena.

"Itu bukan handphone-nya Agam?" Temannya Ken melihat handphone milik Agam di tangan Ken.

"Lo tahukan handphone-nya Agam ketinggalan di sini. Gue sengaja matiin handphone-nya biar semua orang gak bisa menghubungi Agam." Rencana Ken untuk menjebak Agam dengan wanita malam yang disewanya gagal tapi justru dia mendapatkan hal lain yang mungkin akan menguntungkannya.

"Ide bagus. Dengan begitu semua orang akan kebingungan dan tidak tahu di mana Agam. berada. Syukur-syukur besok gak hadir dipernikahannya."

Ken tersenyum licik. Itu yang sangat diharapkannya, Agam tidak akan hadir diacara pernikahannya dengan Elena.

Terpopuler

Comments

irfah albeghyttu

irfah albeghyttu

ken...ken....

2023-06-07

0

manda_

manda_

lanjut thor semangat buat up lagi ya

2023-02-01

2

𝓢 ⃝ ⃟🌹 ꜱᷟᴡͦᴇͫᴇᷤᴛRose🕌

𝓢 ⃝ ⃟🌹 ꜱᷟᴡͦᴇͫᴇᷤᴛRose🕌

ceritanya bagus... ide2 ceritanya selalu penuh kejutan... aku sampe ikutin novel2mu kak author di setiap Apk 🥰🥰

2023-01-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!