Part 5

Satu minggu sudah bu Ratna pergi untuk selama-lamanya dan selama satu minggu pula nyonya Dewi tetap setia menemani Maira di rumahnya. Sikap nyonya Dewi yang sangat baik padanya membuat Maira semakin tidak enak karena semakin banyak dia berhutang budi kepada keluarga nyonya Dewi.

Dewa sendiri juga setiap hari datang ke rumah Maira untuk membawakan berbagai macam barang pesanan dari ibunya, mulai dari makanan, pakaian sampai berbagai kebutuhan lainnya. Rupanya meskipun nyonya Dewi tinggal bersama Maira di rumah sederhana tersebut namun kebiasaannya menggunakan berbagai macam peralatan miliknya sendiri tidak dapat dia tahan sedikitpun sehingga Dewa lah yang menjadi sasaran untuk membawakan barang-barang yang terkadang menurut Maira sama sekali tidak penting.

Pagi itu nyonya Dewi mengajak Maira untuk membicarakan hal penting yang menyangkut dengan amanah dari ibunya, Maira sudah bisa menebak jika yang akan di bicarakan oleh nyonya Dewi sudah pasti perihal perjodohan dirinya dan juga Dewa, pria dingin yang sama sekali tidak pernah bertegur sapa dengan meskipun mereka sudah sering bertemu.

"Maira, sekarang sudah waktunya kita membahas tentang amanah ibu kamu yang sangat ingin melihat kamu menikah dengan Dewa, putra tante, tentu kamu sudah tahu sebelumnya kan tentang rencana itu dari ibumu?". Tanya Nyonya Dewi serius.

Maira mengingat bagaimana dia berdebat dengan ibunya tentang perjodohan tersebut di malam terakhir ibunya berada di dunia ini. "Iya tante, Maira sudah tahu". Jawab Maira sambil memejamkan matanya.

"Kita harus menikahkan kamu dan Dewa secepatnya agar kamu bisa tinggal bersama kami karena tante tidak mungkin membiarkan kamu tinggal sendirian di sini tanpa yang menjaga kamu nak". Bujuk nyonya Dewi lembut.

Maira sangat ingin berteriak sekuat tenaganya jika dia tidak mau menikah dengan pria yang sama sekali tidak di kenalnya itu namun apalah daya Maira sama sekali tidak punya kuasa, hidupnya bukan hanya perihal hari ini dan esok yang bisa di tanggung sendiri segala bebannya namun masi panjang perjalanan yang harus di tempuh terutama cita-citanya untuk menyelesaikan kuliahnya.

Belum lagi Maira cukup tahu diri jika menolak perjodohan itu karena dia hanya gadis biasa dan nyonya Dewi sangat berbaik hati mau menjadikannya menantu di keluarga mereka, apalagi Maira dan ibunya juga berhutang budi kepada wanita paruh baya yang masih sangat cantik yang berada di hadapannya saat ini.

Dengan menahan segala amarah dan keegoisannya Maira mencoba tersenyum kepada nyonya Dewi. "Terserah tante saja, Maira akan menikah kapanpun tante mau asalkan putra tante sudah menyetujuinya". Jawab Maira lirih.

"Kalau soal Dewa kamu tenang saja nak, dia pria baik dan anak yang penurut jadi dia akan menuruti semua permintaan tante". Jawab Nyonya Dewi antusias.

"Apa pentingnya gadis seperti ku jatuh cinta atau tidak, bahkan mungkin aku tidak akan tahu bagaimana itu jatuh cinta tapi setidaknya hidupku akan lebih beruntung karena ada pria dari keluarga terpandang yang mau menjadikanku menantu mereka". Batin Maira sambil tersenyum getir.

Setelah persetujuan itu maka di sanalah segala persiapan pernikahan di mulai, tidak ada lamaran layaknya pasangan berbahagia yang akan menikah dari Dewantara untuk Maira bahkan berkenalan secara formal saja mereka tidak pernah, tidak ada komunikasi dan obrolan-obrolan seputar rencana pernikahan mereka karena mereka hanya mengikuti kemana arah yang di tunjukkan oleh nyonya Dewi kepada mereka.

Jika Maira segan untuk memulai percakapan dengan calon suaminya itu maka Dewa sangatlah tidak tertarik untuk memulai obrolan di antara mereka bahkan hanya sekedar basa-basi. Bagi Dewa Maira seperti seseorang yang sama sekali tidak terlihat oleh matanya.

Padahal selama ini setiap orang yang bertemu dengan Maira meskipun baru sekali saja selalu tertarik dengan kecantikan fisik gadis itu apalagi jika mereka sudah berbicara dengan Maira maka mereka akan merasa nyaman karena Maira adalah pribadi yang sangat santun dan ceria.

Persiapan pernikahan Maira dan Dewa tidaklah memakan waktu banyak karena Dewa tidak mau acara pernikahannya di rayaka secara besar-besaran, pria itu hanya ingin pernikahan dilakukan secara tertutup dan sah di mata hukum dan agama saja, entah apa yang ada di benak pria itu namun nyonya Dewi tidak ingin membantah putranya karena dia takut jika Dewa berubah pikiran dan tidak mau lagi menikah dengan Maira jadi dia menuriti sana persyaratan Dewa tersebut.

Hari ini adalah hari dimana status Maira akan segera berubah menjadi seorang istri dari pria yang tidak pernah menyapanya yaitu Dewantara. Benar saja jika pernikahan itu hanya di hadiri oleh beberapa orang saja termasuk ayah Dewantara yaitu tuan Anwar.

Maira baru pertama kali mengenal dan bertemu dengan calon ayah mertuanya di hari pernikahannya itu, aneh bukan tapi itulah kenyataannya. Jika nyonya Dewi terlihat sangat ramah dan banyak bicara maka tuan Anwar sama seperti putra yang sama sekali tidak berbicara bahkan ketika Maira memperkenalkan diri kepada beliau.

Sikap dingin tuan Anwar dan Dewa membuat Maira semakin tertekan dengan pernikahan konyol yang akan dia jalani ini bahkan dia sempat berpikir apa akan ada hari esok untuk dia melihat isi dunia ini atau mungkin dia akan segera menyusul sang ibu.

"Bu, perjodohan seperti apa yang sedang ibu siapkan untuk Maira ini, mereka sama sekali tidak menginginkanku untuk berada di sini kecuali tante Dewi saja". Batin Maira dengan air mata yang tidak terasa menetes begitu saja dari pipinya.

Prosesi ijab kabul yang dilaksanakan pada hari itu terlaksana sesuai rencana, Dewa mengucapkan ijab kabul dengan lantang dan tanpa ragu sedikitpun dan yang lebih anehnya lagi menurut Maira adalah ketika Dewa juga sangat hapal nama lengkap Maira padahal selama ini dia tidak pernah bertanya kepada Maira secara langsung.

Namun Maira tidak mau ambil pusing tentang hal itu karena dia juga tidak penasaran sama sekali tentang segala hal yang berhubungan dengan pria yang sudah sah menjadi suaminya itu, sama halnya dengan Dewa yang sangat tidak peduli kepadanya Maira juga bertekad melakukan hal yang sama, dia tidak akan menaruh harapan apapun pada pernikahan yang akan di jalani nantinya bersama Dewa.

Kata sah menggema di seluruh ruangan menandakan jika dia insan yang bahkan tidak pernah saling tatap satu sama lain tersebut sudah sah sebagai suami istri, tidak ada senyum kebahagiaan atau wajah antusias yang terlihat baik dari orang-orang yang menyaksikannya atau bahkan dari kedua mempelai pengantin kecuali hal tersebut hanya di tampakkan oleh nyonya Dewi seorang.

Wanita paruh baya itu tampak sangat bahagia dan antusias karena apa yang dia inginkan selama ini terwujud sesuai dengan apa yang di rencanakan. Setelah ini dia bisa bernapas lega karena putra satu-satunya sudah menikah, jika urusan cinta maka nyonya Dewi tidak mau ambil pusing karena dia juga menikah dengan suaminya dulu karena perjodohan namun nyatanya sampai saat ini pernikahan mereka sangat harmonis dan baik-baik saja.

Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!