Part 3

"Mai". Panggil bu Ratna ketika nyonya Dewi sudah pulang.

"Iya bu, ada apa?". Tanya Maira sigap dia memang selalu sigap menjaga ibunya karena takut jika ibunya kekurangan atau membutuhkan sesuatu.

"Sini". Ajak bu Ratna menepuk-nepuk kasur di sebelahnya mengisyaratkan agar Maira tidur di sebelahnya. Maira langsung menuruti permintaan ibunya dan tidur di samping bu Ratna.

Bu Ratna mengelus-elus rambut Maira kemudian mengecupnya. "Mai, ambil ini sayang". Ujar bu Ratna lembut sambil menyerahkan sebuah kalung berlian yang sangat indah dengan satu permata di tengahnya.

Maira meraih kalung indah tersebut dengan mata yang berbinar, pasalnya dia memang tidak pernah melihat kalung seindah itu sebelumnya.

"Ini kalung siapa bu?". Tanya Maira penasaran.

"Itu punya kamu Maira, dulu saat ibu menemukan kamu di depan pintu panti ada kalung itu bersamamu". Jawab bu Ratna sambil mengenang malam penuh kebahagiaan baginya itu. "Maaf ibu baru menyerahkan kalung itu sekarang karena dulu ibu sangat takut jika harus memakaikan kalung itu di leher kamu karena ibu takut jika orang tua kamu akan dengan mudah mengenal kamu dan mengambil kamu dari ibu, maafkan keegoisan ibu nak". Jelas bu Ratna panjang lebar sambil menangis.

"Bu". Seru Maira dan langsung mengeratkan pelukannya. "Maira justru sangat berterimakasih karena ibu tidak memakaikannya karena Maira tidak mau bertemu dengan mereka lagi". Sambung Maira lirih.

"Jangan bicara seperti itu Mai, jangan membenci mereka karena ibu yakin mereka pasti punya alasan sendiri mengapa mereka meninggalkan kamu di sana malam itu".

Maira tidak menggubris ucapan bu Ratna baginya tidak alasan yang dapat membenarkan orang tua manapun untuk membuang anaknya sendiri dan membiarkan anak mereka tumbuh di tangan orang lain yang belum tentu bisa menjaga anak tersebut dengan baik, makanya Maira sangat menyayangi bu Ratna karena telah membesarkan dirinya dengan sangat baik.

Maira merasa sangat beruntung karena jika saja bukan bu Ratna yang menemukannya entah nasib seperti apa yang sedang di jalani olehnya saat ini atau bahkan mungkin saja dia tidak dapat bertahan hidup sampai sekarang ini karena kelaparan dan kedinginan di luar sana.

"Simpan baik-baik kalung itu karena mungkin saja itu adalah salah satu perantara kamu bisa bertemu dengan kedua orang tuamu lagi, setidaknya hal itu akan lebih membuat ibu tenang meskipun ibu harus meninggalkan kamu untuk selama-lamanya". Ucap bu Ratna lagi.

Maira sudah tidak mampu berkata-kata lagi, tangisannya pecah karena membayangkan betapa kejam hidup pada dirinya yang sudah di buang begitu saja namun juga harus menerima kenyataan jika ibu Ratna yang di anggapnya sebagai ibu kandungnya sendiri ternyata dalam keadaan sekarat. Setidaknya begitulah yang di katakan oleh dokter kepada Maira bahkan sampai beberapa kali jika bu Ratna memang sedang sekarat dan saat ini beliau sedang bertarung antara hidup dan mati.

Terkadang dia bertanya pada dirinya sendiri dimanakah letak kesalahannya sehingga harus menanggung beban seberat itu bahkan di saat usianya masih sangat beliau. Atau mungkin kesalahan justru di lakukan oleh orang tua kandungnya dan dia yang harus menanggung segala akibatnya sekarang ini, tentu itu sungguh tidak adil baginya bukan.

"Nak, berjanjilah pada ibu dua hal". Sambung ibu Ratna lagi namun Maira langsung menggelengkan kepalanya yang masih dalam pelukan sang ibu.

"Maira berjanjilah jika suatu saat kamu bertemu dengan mereka jangan pernah membenci mereka dan dengarkan apa alasan mereka menitipkan kamu kepada ibu, dan kedua ibu mau kamu menikah dengan putra nyonya Dewi secepatnya, ada atau tidak adanya ibu, ibu hanya ingin melihat kamu menikah dan bahagia bersama suamimu nak, sudah cukup kamu menderita selama ini". Jelas bu Ratna panjang lebar dengan napas yang terengah-engah.

"Putra nyonya Dewi?". Tanya maira tak percaya jika nyonya Dewi ternyata meminta imbalan atas semua kebaikannya terhadap Maira dan ibunya. "Maira sungguh tidak percaya jika nyonya Dewi yang berhati malaikat itu ternyata meminta pamrih dari kita atas semua kebaikannya". Sambung Maira lagi.

"Tidak seperti itu Mai, nyonya Dewi memang sedang mencari calon istri untuk anaknya dan dia langsung tertarik ketika melihat kamu tadi apalagi kriteria yang dia inginkan sebagai menantunya adalah gadis sederhana seperti kamu". Jelas bu Ratna.

"Tapi bu, bagaimana mungkin ada orang yang hanya dalam sekali bertemu dia bisa menilai kepribadian orang lain bahkan sampai langsung memutuskan untuk menjadikannya menantu di keluarganya". Seru Maira kepada ibunya karena tidak terima dengan penjelasan sang ibu.

"Sayang, bukankah ibu pernah katakan kepada kamu jika kamu punya daya tarik yang sangat luar biasa yang bisa membuat orang-orang yang bertemu dan melihatmu bahkan untuk pertama kalinya jatuh hati kepadamu, sama seperti ibu yang langsung jatuh hati saat pertama kali menemukanmu dulu, itulah yang terjadi pada nyonya Dewi nak".

"Bu, lalu bagaimana dengan putra nyonya Dewi nantinya, kami bahkan belum saling bertemu satu sama lain". Protes Maira yang teguh pada pendiriannya untuk sebisa mungkin menolak perjodohan konyol dari ibunya itu.

"Maira, cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu nak, dengan kebersamaan kalian nanti ibu yakin kalian akan saling mencintai apalagi tuan Dewantara adalah pria sangat baik dan dari keluar baik-baik, dia tidak pernah terlihat mempermainkan wanita layaknya para pria kaya pada umumnya". Jawab Bu Ratna tak mau kalah.

"Dewantara?". Gumam Maira.

Hanya itulah kata terkahir buang terucap dari bibir Maira hingga akhirnya dia merasa semuanya gelap dan sunyi. Lelahnya perdebatan dengan sang ibu membuat Maira tertidur apalagi ini adalah kali pertama Maira berdebat hebat bahkan sampai membantah perkataan ibunya karena dulu apapun yang keluar dari mulut bu Ratna bagaikan titah raja yang tidak pernah Maira bantah apalagi sampai Maira perdebatkan.

Entah berapa lama Maira tertidur sampai akhirnya dia merasa ada beberapa orang memanggilnya namun untuk menjawab panggilan itu sungguh berat rasa apalagi mata Maira sangat sulit untuk dibuka hingga seseorang dengan suara yang sangat dia kenal memanggilnya dengan suara lembutnya sambil menggoncang-goncangkan tubuh Maira sehingga mau tak mau Maira langsung terbangun.

Saat matanya terbuka, orang pertama yang dilihat adalah nyonya Dewi, pantas saja suara lembut yang memanggilnya tadi sangat tidak asing di telinganya, selain itu Maira tidak kenal siapapun yang berada disana namun banyak tenaga media yang memenuhi ruangan tersebut, entah apa yang sedang mereka lakukan Maira juga tidak tahu. Nyonya Dewi memandang Maira dengan wajah penuh ibu bahkan air mata menetes di pipinya.

Nyonya Dewi langsung memeluk Maira dan berkata. "Maira kamu yang sabar ya nak, ibumu sudah tenang di sana dan tidak merasakan sakit lagi".Ujarnya lirih.

Maira mencoba mencerna makna dari kalimat itu secara perlahan karena jujur dia masih bingung d ngan situasi yang terjadi saat ini hingga akhirnya dia merasa jika tubuhnya seperti tidak bertulang dan matanya berat untuk tetap dalam keadaan terbuka dan semuanya menjadi gelap dan sunyi kembali.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

daya tarik thor

2023-05-06

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!