CH-3 Kembali ke Indonesia

"Bagaimana? Apa Emmeli mau menerimamu?" tanya Nyonya Dira ketika melihat wajah kusut putra bungsunya yang baru saja tiba di apartemen. Brian hanya mendengus kesal sambil menggeleng. 

"Sudah, Mama duga! Kita tidak ada waktu lagi. Sekarang bereskan semua pakaianmu dan pergi."

"Mom… setidaknya berikan aku waktu untuk istirahat, Mom. Ini terlalu mendadak."

"Tidak bisa Brian. Apartemen ini sudah terjual."

"What?" mata Brian membulat sempurna. 

"Iya dan sudah beberapa hari yang lalu. Besok penghuni barunya akan segera menempatinya. Sayang, kita harus belajar menerima kenyataan."

"Mom, tolong tampar aku! Ini pasti mimpi."

"Oke baiklah! Mama akan menamparmu. " Dengan senang hati Nyonya Dira mendaratkan sebuah tamparan keras pada kedua pipi wajah Brian. PLAK! PLAK!

"Awww... Sakit, Mom!" rintih Brian sambil mengelus kedua sisi wajahnya.

"Makanya, kamu jangan aneh-aneh. Kamu harus sadar, Brian. Roda kehidupan terus berputar. Sekarang, cepat bereskan semuanya."

"Iya-iya." Ucap Brian pasrah. Dengan langkah gontai, ia menuju ke kamarnya dan membereskan semua pakaiannya.

Setelah semuanya siap, Brian segera menuju bandara bersama Nyonya Dira.

“Mom, kita naik kelas ekonomi?” tanya Brian saat baru saja kakinya melangkah ke dalam awak pesawat.

“Iya. Kalau kamu mau, naik saja ke kelas bisnis, itu kalau kamu mau di lempar.” Ketus Nyonya Dira. Ada penyesalan di sudut hati Nyonya Dira melihat sikap Brian yang saat ini tidak bisa menerima kenyataan. Penyesalan karena terlalu manja mendidik putra bungsunya itu. Namun nasi sudah menjadi bubur. Brian mau tidak mau harus terbiasa dengan keadaan ini.

“Galak banget, Mama.” Gerutu Brian. Dengan wajah cemberut Brian terpaksa menurut. Sepanjang perjalanan menuju Indonesia, Brian terbayang dengan kenangan masa kecilnya yang begitu membahagiakan. Semua kebutuhannya terpenuhi. Mau pergi dan beli apapun bisa. Belum lagi teman-temannya di London mendadak menjauhinya karena dirinya bukan the rich Brian lagi melainkan the poor Brian.

“Malang sekali nasibku ini. Sebaiknya aku tidur dan semoga saat bangun, aku sudah berada di apartemen mewahku, London. Ini pasti mimpi!” Ucapnya dalam hati.

Setelah 17 jam lebih berlalu, akhirnya Brian tiba juga di tanah air. Raut wajahnya kembali murung saat mendapati takdir barunya menjadi si miskin. Nyonya Dira hanya bisa menggeleng melihat sikap putra bungsunya itu.

“Mom, yakin ini mobilnya?” lagi, Brian protes karena hanya sebuah mobil Kijang Kapsul 97 yang menjemputnya.

“Iya, Brian.”

“Oh No! Alphard, roll Royce, Lamborghini, Ranger rover, Rubicon ku dan juga yang lain mana Mom? Kasta kita benar-benar turun, Mom?”

“Brian, belajarlah menerima kenyataan. Masih bagus juga mobilnya. Ini saja kita menyewanya.”

“Oh my god! Mom, ini parah sekali.”

“Jangan banyak bicara, atau mau Mama pukul lagi?” Nyonya Dira mengancam sambil mengepalkan tangannya di depan wajah Brian. Brian langsung menciut melihat kepalan tangan Mamanya. Karena Mamanya saat muda memegang sabuk hitam.

Dengan amat sangat terpaksa Brian naik mobil yang sangat jauh dari ekspetasinya. Brian yang terbiasa tinggal di luar negeri dan terbiasa dengan udara yang sejuk bahkan dingin, tentu saja merasa kepanasan selama di dalam mobil. Apalagi mobil itu tanpa AC jadi semua jendela harus terbuka. Beberapa kali Brian dibuat terbatuk karena debu yang masuk.

“Aku bisa gila kalau seperti ini. Wajah ku bisa kusam. Polusi udara disini sangat parah.” Gerutunya dalam hati sambil sesekali menyeka wajahnya dengan tisu. Nyonya Dira hanya bisa memijat keningnya melihat tingkah putranya yang benar-benar mirip dengan suaminya.

“Pah, Pah, kenapa semua anak-anakmu ini pada sok jijik dan sok bersih begini dan ditambah narsis pula.” Gumam Nyonya Dira dalam hati.

Mobil kemudian mengarah menuju rumah sakit tempat Tuan Keenan dirawat.

“Mah, kok kesini? Bukannya kerumah.”

“Saudara-saudara kamu didalam sana dan Papa juga dirawat. Papa berpesan pada Mama kalau harus mengajakmu ke rumah sakit langsung saat kamu tiba di Indonesia. Jangan cerewet dan banyak protes, mengerti?”

“Iya Mom.” Brian mengangguk pasrah dan mengikuti langkah kaki Nyonya Dira menuju ruangan tempat suaminya dirawat.

Terpopuler

Comments

Siti fatimah Sifa

Siti fatimah Sifa

keturunan si mr perfect ya gitu narsis 😂😂

2023-01-18

0

Daroah339

Daroah339

lanjuuuut

2023-01-16

0

milah fahri81

milah fahri81

lanjut thoor

2023-01-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!