"Apa di sini tempatnya?"
"Kurasa ini adalah tempatnya."
Dua orang perempuan cantik berdiri di depan pintu masuk. Dia memperhatikan toko dari Baek Tian dengan wajah penuh keraguan.
"Apa ini benar tempatnya?"
"Kurasa?"
"Selamat datang...!"
Baek Tian tersenyum menyambut kedua pelanggannya itu, tetapi selang beberapa saat Baek Tian menahan napasnya.
Kedua pelanggan yang baru saja datang ke tokonya merupakan dua orang perempuan dengan kecantikan yang tidak dapat ditemui dimanapun. Mereka adalah keindahan nomer satu di kerajaan.
"Salam. Namaku adalah Xiao Nuwa..."
"...Dan aku adalah Fu Ning."
Dua orang perempuan itu memperkenalkan dirinya, mereka bukan hanya memiliki penampilan saja melainkan suara mereka juga sungguh menggoda, Baek Tian merasa seolah pria paling beruntung di kekaisaran karena dapat bertemu dengan mereka.
Setelah mendengar namanya, Baek Tian kembali tersadar. Kedua nama itu bukanlah nama biasa. Siapa yang tidak akan kenal kepada mereka? Seluruh kerajaan pasti akan mengenalinya!
"Kalian... tidak mungkinkan..."
Baek Tian menelan ludahnya.
"Istri-Istri dari sang kaisar?!"
Suara Baek Tian bergetar. Xiao Nuwa dan Fu Ning. Mereka berdua adalah dua istri dari sang kaisar kerajaan sekarang, Tang Zihan.
"Kau benar."
"Yup."
Mereka dengan enteng mengangguk bersamaan.
Setelah mendengarkan itu, Baek Tian tersenyum masam, 'Pantas saja mereka memiliki kecantikan yang tiada tara!'
Dalam sekali lirikan itu, dia mengagumi sekaligus menyayangkan keduanya.
'Kaisar sangat beruntung bisa mendapatkan segalanya bahkan istri yang bagaikan bidadari ini.'
'Sungguh lengkap sudah kurasa kebahagiaan sang kaisar.'
Baek Tian mengusir pikiran-pikiran liar yang ada di kepalanya, dia berandai-andai jika saja dirinya yang menjadi kaisar menggantikan posisi Tang Zihan sekarang.
"Ada yang bisa dibantu?"
Baek Tian menawarkan bantuannya saat melihat salah seorang diantara mereka melirik ke sana-kemari seperti sedang mencari sesuatu.
Toko Baek Tian memang tidak terlihat bagus dan di dalamnya juga sedang berantakan, meski begitu toko itu memiliki ukuran yang besar dan sangat luas sampai bertingkat.
"Bisakah kami berbicara dengan pemilik toko ini?"
"Kami ingin berbicara dengan orang yang bernama Baek Tian itu."
Xiao Nuwa tersenyum ramah, dia berbicara dengan sangat sopan kepada orang asing yang baru pertama dijumpainya dan itu berbanding terbalik seratus delapan puluh derajat dengan sikap Fu Ning di sebelahnya.
"Aih. Ada apa ini sebenarnya, sampai dua orang gadis cantik bersama-sama menemuiku."
Baek Tian mengatakannya dengan maksud menggoda dan respons yang ditampilkan Xiao Nuwa dan Fu Ning masing-masing berbeda.
Xiao Nuwa yang mendengar itu malah tertawa kecil sedangkan Fu Ning terlihat marah-marah karena dipanggil gadis.
"Kakek. Kami terlihat sangat muda itu hanya di luarnya. Sayangnya kakek akan kecewa jika menyadari berapa usia kami yang sebenarnya."
"Kakek tahu. Sebenarnya kami satu generasi dengan Kaisar. Jadi jangan panggil kami berdua seperti barusan lagi, kakek paham?"
Baek Tian tahu itu. Lagipula mereka semua sebaya. Hanya saja Baek Tian tidak terganggu saat dipanggil kakek oleh mereka berdua.
"Kakek. Kami memiliki permintaan dan ini perintah langsung dari Sang Kaisar..."
Maksud kedatangan Xiao Nuwa dan Fu Ning di sini adalah demi memenuhi perintah dari Tang Zihan.
"Sebagai penduduk yang taat. Anda harus merelakan senjata dan segalanya yang ada di dalam toko ini untuk membantu keperluan perang kaisar."
Mendengar itu kedua mata Baek Tian melebar, dia tidak tahu hal seperti ini akan terjadi menimpanya.
"Maksudnya... Aku harus menyerahkan semua hartaku di sini, secara sukarela kepadamu begitu?"
"Begitulah, karena itu adalah perintah dari sang kaisar."
Langkah ini dibuat untuk memotong dana perang agar tidak bocor dan membengkak lebih lanjut, itulah rumor yang beredar di luar, dan sekarang mereka mengincar Baek Tian.
"Tidak. Tidak. Aku tidak akan memberikan semuanya kepada kalian!"
Sorot mata Baek Tian tajam, dia menunjukkan nyala api yang membara di dalam kedua bola matanya.
Melihat pemilik toko yang tidak mau menuruti kemauan mereka, Xiao Nuwa dan Fu Ning kemudian menarik pedangnya sedangkan Baek Tian mengerahkan para penjaga dan pegawainya.
Namun semua itu percuma dihadapan pendekar beladiri tingkat tinggi di depannya. Mereka layaknya semut di tangan keduanya.
Pembantaian pun terjadi, tidak ada yang selamat selain Baek Tian sendiri. Itu juga karena belas kasihan dari Xiao Nuwa dan Fu Ning.
Toko Baek Tian dilalap api merah hingga menjadi abu dan tidak ada lagi yang tersisa.
Semuanya itu dilakukan dengan alasan hukuman untuk mereka yang tidak patuh kepada kaisar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments