"Di ... Audi ..."
"Iya, Ma ..."
"Coba lihat ke dapur, lalu tanya apa kue putunya sudah siap semua? Acaranya bentar lagi dimulai. Nanti orang-orang keburu dateng!" seru Lalisa yang kini sibuk menyusun dan membagi makanan di setiap piring.
"Oh, oke!"
Gadis bernama Audi itu lekas berlari ke belakang guna memastikan. Sesaat ia berdiri di ambang pintu mengamati kesibukan yang terjadi di dapur, kemudian menghampiri salah satu orang di sana.
"Te, kata Mama kue putunya udah siap belum?"
Wanita yang dipanggil Tante itu menoleh. "Sudah, kok. Ini kukusan yang terakhir," ucapnya sembari memindahkan satu persatu kue mungil tersebut ke atas baki.
Audi mengangguk, tangannya ikut membantu menata kue sambil sesekali mencomot untuk dirinya sendiri. Sontak hal itu mengundang tepukan ringan dari sang tante, menghadirkan cengiran lebar yang membuat wanita itu menggeleng.
"Hehe, dikit aja, Tante."
"Dikit-dikit lama-lama jadi kenyang," cibir Renata.
"Ya gak gitu juga lah, Tante. Sini, biar Audi aja yang bawa."
"Awas kalau kamu habisin."
"Gak akan. Aku lagi diet, Tante." Audi mengambil satu baki dan bersiap mengantarnya ke depan.
"Diet, diet. Terus, kemarin siapa yang bikin konten makan bakso 5 kilo?"
Audi nyengir, "Kan aku makannya dikit, Tante. Yakali cuma dimakan sendiri. Lagian itu collab, dibagi juga sama kru dan kameramen."
Setelah itu Audi lekas meninggalkan Renata yang hanya bisa menggeleng dan kembali melanjutkan pekerjaan.
"Diet? Memang kurus begitu apa yang mau dikecilin?" gumamnya.
Audi itu cantik, tak heran sebagai konten kreator karirnya cepat naik. Pada dasarnya dia memang sudah memiliki banyak pengikut di sosial media, terutama facebook, tweeter, dan instagram.
Audi seorang beauty vloger yang cukup terkenal di youtube. Video-nya kerap ditonton jutaan orang dan seringkali mendapat respon positif serta pujian.
Jika saat kuliah dulu ia kurang berteman dengan skincare dan make up, maka sekarang mereka berdua adalah kawan sejatinya dalam menghasilkan cuan.
Dari hasil kerja kerasnya itu Audi sudah bisa membeli mobil sendiri. Ia juga beberapa kali sempat membintangi sejumlah iklan di televisi. Tawaran endorse serta modeling kerap kali membanjiri, sampai-sampai Audi sering tidur terlalu malam karena harus lembur menyelesaikan pekerjaan.
Memang lelah, tapi Audi sangat menikmati itu semua. Ia tak lagi bergantung pada finansial orang tua. Meski papa dan mamanya kadang suka memaksa memberi uang bulanan, tapi semua Audi simpan dalam tabungan.
Tidak ada yang tahu nasib kehidupan seseorang. Maka dari itu kita harus pintar-pintar mengatur strategi sebagai upaya di masa depan. Bilamana mendapati masalah, setidaknya kita tak terlalu kesusahan.
"Lama banget, kamu. Sebentar lagi ashar, acara mau dimulai."
"Hehe, maaf, Ma. Tadi ngobrol dulu sama Tante."
Lalisa berdecak, "Kebiasaan."
Audi memperhatikan sang mama yang mulai sibuk mengatur letak kue di piring. Ia berinisiatif membantu mengikuti apa yang wanita tersebut lakukan.
Ruang depan rumah Tante Erina yang luas kini sudah disulap kosong tanpa perabotan. Karpet tergelar memenuhi setiap sudut lantai. Audi mengikuti sang mama yang kini mulai menata piring melingkar di setiap sisi ruangan. Sisi tersebut nanti akan ditempati para tamu yang hendak mengikuti pengajian.
Tante Erina hendak menggelar akikah untuk anak bungsunya yang lahir seminggu lalu. Hampir semua keluarga besar ikut hadir meramaikan suasana, namun beberapa dari mereka masih dalam perjalanan.
Maklum, sebagian besar memilih datang secara dadakan, berbeda dengan Audi dan mamanya yang memang menginap sejak 2 hari lalu.
"Bang Hasan, kalo orang yang gak tau pasti ngiranya ini cukuran anak Abang, bukan adek Abang," ledek Audi pada seseorang yang baru saja turun dari tangga.
Hasan mengerut tak suka, "Apaan sih, Bocil."
"Jaga ya itu mulut. Aku udah lulus sarjana dari 3 tahun lalu."
"Masa, sih? Tapi kamu gak gede gede. Minimal itu kek yang gede." Mata Hasan menunjuk bawah dagu Audi.
Sontak Audi memeluk dadanya dengan tatapan sengit. "Bang Hasan mesum!"
"Apaan mesum. Abang bukan penggemar anak SMP," dengus Hasan.
"Wah ... sialan nih orang. Bisa-bisanya—"
"Hush! Kalian apa sih berantem mulu?"
"Dia yang mulai."
"Abang yang mulai!"
"Heh, kamu, ya."
"Abang!"
"Terserah. Uwa, katanya Audi kepengen kawin," pungkas Hasan yang selanjutnya bergegas meninggalkan Audi.
"Dasar gak nyambung!"
Lalisa menggeleng. Ia tak menanggapi selorohan Hasan karena baginya pertengkaran mereka sudah biasa. Audi memang terbilang dekat dengan para sepupunya. Saking dekat candaan mereka kadang suka keterlaluan. Anehnya meski kurang ajar hal tersebut tak lantas membuat siapa pun tersinggung.
Adzan ashar berkumandang beberapa waktu lalu. Para tetangga sudah mulai berdatangan dan masuk mengambil tempat duduk. Pun keluarga lain sudah tiba, terlihat dari sejumlah mobil yang terparkir di sekitar bahu kiri jalan.
"Audi, apa kabar? Lama gak kelihatan." Suara lembut seseorang menyapa dari arah samping.
Audi yang tengah berdiri di ambang pintu dapur, lekas menepi karena takut menghalangi jalan.
"Eh, Tante Safa, Om Edzar? Audi baik, alhamdulillah. Tante dan Om sendiri gimana?"
Audi menyalami keduanya sambil tersenyum sopan. Sebetulnya jantung Audi mulai jedag-jedug tak karuan.
"Alhamdulillah kami baik juga. Audi jarang pulang ke Bandung ya sekarang?"
Audi meringis pelan, "Hehe, iya, Tante. Akhir-akhir ini ada banyak kerjaan di luar."
Audi tak bohong. Ia kerap berkolaborasi dengan teman-teman sesama youtuber untuk menjajal makanan yang sedang viral. Meski kiblat Audi adalah kecantikan, tapi kerja sama seperti itu ternyata cukup menyenangkan.
Dan lagi, Audi tak perlu dipusingkan oleh bobot tubuh karena mau makan sebanyak apa pun berat badannya begitu-begitu saja.
Audi termasuk orang yang susah gemuk. Padahal dulu ia pernah berusaha keras menggemukkan badan karena jengah terus dikatai anak kecil oleh sebagian orang. Tapi apa mau dikata, alih-alih gemuk ia malah makin kurus karena stress.
Ya sudah lah, terima nasib saja. Mungkin Audi akan gemuk setelah menikah dan punya anak nanti.
"Ohh ... gitu. Tante sering nonton konten-konten kamu, lho. Apalagi yang Korean Look, Tante suka banget. Kamu cantik kayak orang Korea beneran."
Audi tertawa kecil menanggapi antusias tantenya.
"Mirip banget sama Tante kamu, dia juga dulu penggiat skincare dan kecantikan. Gak nyangka kamu bakal nerusin jejaknya," timpal Om Edzar.
Audi tersenyum lebar saat tangan besar pria itu menggasak kepalanya dengan halus. Sosoknya tak lekang membuat Audi kagum. Meski sudah berumur karismanya tetap bertahan sampai sekarang.
"Uda ke sana, pengajiannya udah mau mulai." Om Edzar berkata pada Tante Safa, lalu melempar senyum pada Audi dan lantas berlalu setelah mendapat anggukan dari istrinya.
"Lho, kamu udah sampe, Dek?" Mama Audi tiba-tiba muncul.
"Iya, Mbak. Barusan jalan samping sama yang lain. Abang gak ke sini, ya?"
Lalisa menggeleng, "Mas Dava masih dinas di luar kota."
"Oh ..."
"Ya ampuunn ... kalian ngapain ngumpul di sini? Ayo ke depan, sana. Masa keluarga pada ngumpet."
Seruan tersebut membuat Audi dan dua wanita di sampingnya menguar ringisan. Mereka lantas beranjak ke ruang tengah, di mana berbatasan langsung dengan ruang depan yang dipergunakan penuh untuk acara.
Di sana pula keluarga besar yang lain sudah berkumpul. Diam-diam Audi menghela nafas lega saat tak menemukan seseorang yang tanpa sadar membuat ia khawatir sejak tadi.
Bukannya apa, Audi hanya malas melihat wajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
rara ayu
apakah daya aku minum aja jadi lemak...huaaa😭😭
2023-09-15
1
fa_zhra
hasan yg dlu disunat pas kecil apa bukan ya.lupa
2023-08-07
0
bunda Thalita
aku baca semua karya mu thooorrrrr
2023-07-05
0