KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹
💐 HAPPY READING 💐
Setelah sampai di rumah, Ren terlihat tergesa - gesa turun dari mobilnya.
“Bawa di masuk!” Perintah Ren pada Valda.
“Baik Tuan.” Sahut Valda dengan menganggukan kepalanya pelan.
Setelah itu Ren mempercepat langkahnya untuk segera masuk ke dalam rumah.
“Glo, Gloria!!!” Panggilnya pada adiknya yang entah berada di mana. Mungkin sedang di kamar, atau bahkan di ruangan lainnya.
“Bi panggil Glo!” Perintah Ren pada pembantu rumah tangganya, ketika adiknya itu masih tak kunjung menjawab panggilanya.
Sedangkan Glo, terlihat sedang duduk santai di taman belakang, dengan menggunakan airpod di telinganya.
“Nona Glo.” Panggil pembantu itu, namun sepertinya musik yang di dengar oleh Glo terlalu asyik, jadi dia tidak mendengar sama sekali panggilan itu.
Hingga akhirnya terdengar kembali suara Ren memanggil Glo, membuat pembantu itu memberanikan diri untuk menyentuh bahu Glo. “Non.”
“Eh Bi,” sahut Glo terkejut, ketika ada seseorang yang menyentuhnya.
“Sedari tadi Tuan Ren berteriak memanggil Nona keluar.” Ucap pembantu itu, memberitahukan Glo yang juga sudah mendengar teriakan kakaknya.
Dengan perasaan malasnya Glo melangkahkan kakinya keluar. Bahkan dia tidak perduli dengan baju tidur yang dia gunakan. Karena dia tahu jika sampai kakaknya berteriak begitu, berarti Ren sudah memanggilnya berulang kali.
“Ada apa sih kak teriak - teriak? Brisik tau!” Sahut Glo, rasanya malas sekali bertemu dengan kakaknya malam ini.
“Glo! Lain kali pergi ke Tht untuk periksa telingamu itu!” Maki Ren, ketika melihat adiknya baru muncul setelah dia rasa tenggorokannya sakit meneriaki adiknya itu.
Ke dua mata Glo membulat seketika, di saat melihat sosok Valda yang baru masuk ke dalam rumah.
Membuat tubuh yang tadinya sedikit membungkuk, lemah dan lesuh, kini menjadi tegak, dan bahkan Glo langsung menampilkan senyumnya.
“Glo, lihat dia!” Tunjuk Ren, pada gadis yang berdiri di samping Valda.
“Di - dia siapa kak?” Tanya Glo agak ragu, menunjuk gadis yang kakaknya bawa entah dari mana. Apa lagi dia melihat gadis itu dengan penampilan yang sangat lusuh, bahkan ada bagian dari pakaianya yang robek - robek.
Ren menatap sebentar ke arah gadis itu, lalu kembali menatap ke arah Glo yang masih terdiam menunggu jawaban.
“Namanya adalah Rapthalia, kita bisa memangilnya Thalia,” jawab Ren, mengingat nama yang tadi sempat di sebutkan oleh gadis itu.
“Kakak membelinya dari pelelangan, dan tugas kamu untuk membantu dia membersihkan tubuhnya, dan besok, kakak dan dia akan menanda tangani surat nikah,” tambahnya lagi, membuat Glo menggaruk keningnya yang tidak gatal.
“Kak, mau nikahin dia? Kakak yakin?” Tanya Glo bimbang, mempertanyakan keputusan kakaknya yang akan menikahi gadis asing.
“Ini hanya sementara Glo, bahkan bukan sementara, setelah urusan dengan Sandi selesai, wanita ini akan menjadi budak kita sekaligus asisten rumah tangga di sini yang akan mengerjakan semua tugas, dan seumur hidup tidak akan di gaji!” Jawabnya, membuat Glo mengerti apa yang di inginkan oleh kakaknya.
Glo menganggukan kepalanya paham, “kalau begitu, jangan suruh aku untuk merawat gadis itu! Karena aku tidak akan pernah mau menyentuh kulitnya yang kotor itu.” Seru Glo, mengangkat tanganya menunjukkan sikapnya yang tidak sudi menyentuh kulit dari seorang budak.
“Kamu tidak akan menyentuhnya, tetapi pembantu - pembantu kita yang akan mengurusnya,” balas Ren, memahami jika adiknya tidak akan menyentuh sesuatu yang bersifat kotor.
“Anggap saja itu sebagai tugas terakhir mereka,” tambahnya lagi.
“Valda, urus budak itu dan berikan kepada pembantu - pembantu di sini untuk mengurusnya!”
“Dan mulai besok pagi, aku tidak mau melihat semua pembantu ada di rumah ini! Pecat mereka semua dan berikan gaji mereka sesuai apa yang mereka kerjakan!” Perintah Ren lagi pada Valda, yang sejak tadi hanya menghela nafas dan menggelengkan kepalanya melihat kelakuaan gila adik dan kakak ini.
“Baik Tuan.” Sahut Valda, mengiyakan apapun keinginan bosnya.
Setelah itu Ren terlihat meninggalkan mereka dan pergi ke atas untuk masuk ke kamarnya. Begitu juga dengan Glo, yang hanya melirik sedikit ke arah Thalia lalu dia kembali ke taman belakang untuk mengerjakan tugas kuliahnya yang masih belum selesai.
“Kamu jangan sedih ya.” Tegur Valda pada Thalia yang sejak tadi hanya diam menatap langkah Ren dan Glo yang sudah menghilang.
“Ya?” Sahut Thalia bingung dengan apa yang di katakan oleh pria di sebelahnya ini.
Valda tersenyum menatap Thalia. “Lewat sini.” Ujarnya, menunjukan jalan untuk Thalia.
“Tuan Ren dan Nona Glo memang sangat kasar dan jahat pada pekerjanya, Namun kalau bisa di bilang, Nona Glo masih mending dari pada kakaknya Tuan Ren.” Ceritanya, mulai memberanikan diri mengajak Thalia mengobrol.
“Baik apa? Tadi aja dia melihat orang kecil seperti sampah.” Batin Thalia, sama sekali tidak ingin tahu tentang mereka.
“Kalau kamu bisa mengambil hati Nona Glo, maka hidupmu akan sedikit lebih baik di rumah ini.” Tambahnya lagi, lalu mereka berhenti di depan sebuah pintu yang terlihat sangat mewah.
Valda terdiam sejenak, lalu membuka pintu ruangan itu.
Ckleekkkk, pintu terbuka lebar, dan memperlihatkan sebuah kamar yang cukup luas, namun terlihat sederhana.
“Ini adalah kamar kamu selama tinggal di sini.” Ucap Valda, memberitahukan Thalia jika kamar itu adalah miliknya.
Namun tidak seperti pembantu, atau wanita lain pada umumnya yang pasti akan menatap kamar itu, karena untuk ukuran pembantu kamar itu sangatlah mewah, Thalia hanya diam saja dan bahkan terkesan menganggap kamar itu sangatlah biasa baginya.
“Ini adalah kamar yang biasa di gunakan sebagai kamar tamu, tapi Tuan Ren bilang, untuk kamu menggunakan kamar ini saja.” Jelas Valda lagi, dengan pandangan yang terus memperhatikan reaksi Thalia yang sangat datar menurutnya.
“Thalia, apakah ada yang ingin kamu tanyakan?” Tanya Valda, merasa penasaraan kenapa sejak tadi Thalia hanya diam saja.
“Ah, tidak ada, terima kasih karena sudah mengantarkan ku ke sini,” jawab Thalia, dengan tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya pelan.
Valda menatapnya dengan penuh keraguan, “baiklah, kalau begitu, kamu -“
“Aku bisa mengurus diriku sendiri, tidak perlu mereka sampai harus memandikanku.” Tegas Thalia, membuat Valda semakin kikuk berada di sekitaran gadis asing itu.
*To Be Continue. **
Hey, Gengs, Kenalan dulu yuk sama gadia cantik Rapthalia ❤️
Cantikkan ya 😘 mirip Mimin 🤣🤣 Canda Gengs.
**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ***🙏🏻🙏🏻* dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.
*Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰 jangan Sinder.*
*Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya**😎*
Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal **😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya****😘😘
**Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ***😭😭😭*
*Terima kasih**🙏🏻🙏🏻*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Aliah Nene
smngat thor lnjt
2024-01-03
0
Imam Sutoto Suro
mantap thor lanjutkan seruuuu banget
2023-02-14
0
𝑽𝒆𝒂𝒏 𝑽𝒆𝒓𝒐𝒏𝒊𝒌𝒂
visualnya thalia koq cocok jd mafia girl y 🙄
2023-01-24
0