Cinta tidak sebodoh itu

Sudah cukup baginya untuk terus terluka, kali ini Dhira akan melakukan hidup sesuani keinginannya, dia akan melakukai apa saja yang ia kehendaki, lagi pula siapa yang akan menghentikannya, selama ini Regantaralah yang selalu berhasil membatasinya.

"Lihat saja apa yang bisa aku lakukan, jangan akan terus bahagia di atas hidupku yang medihkan ini, aku menyesal dudah mencintaimu sedalam ini, aku menyesal karna berharap padamu setinggi ini ternyata dirimu picik sekali Rega."

Puas hati Nadhira uji nyali dengan berkendara dia tidak memerdulikan Rega yang kini tengah mengejarnya. Dengan langkah gontai ia memasuki rumahnya, Dhirapun tidak memerdulikan ibunya saat memanggil.

"Tante, tolong bicaralah pada Dhira, berikan dia pengertian supaya dia bisa memahami bahwa hubungan kami tidak bisa di pertahankan." Rega memelas.

"Kau tahu bagai mana sikapnya bukan? Dhira keras kepala dia tidak akan mendengarkan perkataan orang lain sekalipun perkataanku."

"Dhira nyaris saja membunuh dirinya sendiri Tante, dia berkendara seakan berada di sirkuit balap." Aduan Rega dengan frustasi berharap Tantenya bisa sedikit membantu.

"Pulanglah. Nanti tante akan coba bicara."

Dengan enggan Rega mdlangkahkan kakinya meninggalkan Calon mertua tak jadinya.

Nadhira Pov

PRANG.. PRANG...

Terdengar suara barang-barang pecah dan berjatuhan, aku menghancurkan semua barang yang Rega pernah berikan termasuk ponsel mewah keluaran terbaru yang ia berikan beberapa bulan lalu. Bukan hanya tampan dan perhatian yang membuat aku tergila-gila pada sosok pria mapan seperti Regantara sepupu keduaku, dia juga kaya raya dan yang terpentik selalu mengikuti apapun yang aku inginkan, dia seorang pembisnis elevator yang bergerak di bidang alat-alat berat.

Mama membuka pintu kamarku dengan kunci cadangan, wanita yang kusayangi itu tidak ingin repot repot mengetuk pintu sepertinya, ia tau jika aku sedang marah aku tak akan membukakan pintu untuknya.

Mama terus mendekatiku dan ikut terduduk di atas lantai bersamaku bahkan persis di sampingku.

"Dhira, lupakan Rega, kau pasti mendapatkan pria yang jauh lebih baik darinya!" Gampang sekali Mama mengatakan semua itu, tidak tau saja Mama apa saja yang pria itu sudah ambil darinya.

"Aku tidak bisa Ma. Aku tidak bisa membiarkan Rega dan Sarah menikah." Aku masih kekeh dengan apa yang aku inginkan.

"Jangan seperti ini, Dhira, jangan merusak hubungan orang lain."

"Merusak hubungan orang lain? Hubunganku yang telah rusak Ma." Tekanku dengan kesal.

"Sekali lagi Mama minta lupakan Rega, dan lanjutkan kuliahmu, hanya tinggal satu semester lagi kau akan lulus sayang. Mama mohon." Mama semakin memohon padaku, meskipun seperti itu aku tidak perduli.

"Tidak, aku tidak akan melanjutkan kuliahku, untuk apa aku melanjutkan pendidikanku jika duniaku akan segera berakhir."

Nampaknya Mama geram mendengar ini semua, Mama langsung berdiri dengan wajah marahnya.

"Dhira jika kau tidak melanjutkan kuliah maka pengorbanan Rega akan sia-sia untuk melihatmu meraih cita-citamu, tidak sedikit uang yang Rega keluarkan untuk membiayai pendidikanmu di sana."

"Uang Mas Rega? Apa maksud Mama?"

"Ya semua fasilitas yang kau dapatkan di Swis adalah uang dari Rega, dia yang membiayai pendidikan, makan, dan tempat tinggalmu disana." Aku semakin terkesiap mendengar pengakuan Mama, aku pikir selama ini aku kuliah di sana itu menggunakan uang Papa, tapi ternyata itu uangnya Mas Rega. Tidak mungkin juga aku salah mendengarkan.

"Sejak kapan? Kenapa bukan kalian yang membiayaiku."

"Sejak hari pertama kau menginjakan kaki di sana semua itu menggunakan uang Rega, Usaha Papa sudah gulung tikar sejak kamu masih bersekolah di menengah atas, sekarangpun Papamu bekerja di kantornya Rega." Aku semakin terkejut mendengar penuturan Mama yang selanjutnya. "Jadi tolong jangan sia-siakan pengorbanan Rega Dhira, setidaknya buktikan jika kau mampu menjadi wanita sukses." Mama terdengar sendu di akhir kalimatnya.

"Tadinya aku berkuliah dan ingin menjadi Arsitek hebat hanya untuk memantaskan diriku bersanding dengan Rega ma, tapi sekarang aku tak mungkin menjadi wanitanya lagi, aku akan putus kuliah dan mencari pekerjaan untuk mengembalikan uang Rega meskipun dengan cara menyicilnya." Pungkasku.

"Pekerjaan apa yang akan kau cari? Tanpa ijazah kau akan sulit mendapatkan peketjaan, selesaikan kuliahmu, baru setelahnya kau boleh bekerja, dengan ijazah kau pasti akan mendapatkan pekerjaan yang bagus dengan gaji yang besar, maka mengembalikan uang Rega dengan cepat akan segera tercapai."

Benar juga apa yang Mama bilang, tapi aku tidak bisa terus bergantung pada pria itu.

"Dhira jangan sia-siakan pengorbanan Rega yang tanpa pamrih."

Dari sini aku marah kembali, apa kata Mama tanpa pamrih Rega bahkan sering memakai tubuhnya untuk memuaskan hasrat pria dewasa itu, setiap dua bulan sekali Rega menemuinya selama dua hari dan selama itu pula ia di pakai pria itu tanpa terlewat. Ternyata selama ini Rega memperlakukannya sebagai wanita penghibur yang sebenarnya ia bayar untuk hidupnya selama di Swis. Sekarang aku merasa sangat hina, bahkan Rega mengambil keperawananku di saat usiaku tujuh belas tahun sebagai hadiah annyversary satu tahun hubungan kami Rega meminta kegadisanku sebagai hadiah, kami melakukannya dengan sadar tanpa pengaruh obat ataupun alkohol. Inilah yang aku sesalkan aku terlalu percaya dengan kalimat-kalimat manis yang pria itu ucapkan hingga aku memberikan semua yang aku miliki termasuk harga diriku sendiri, sampai di mana Rega mencampakkanku aku merasa duniaku hancur berkeping-keping.

"Jangan selalu mendatanginya, biarkan dia hidup tenang, lagian sebenarnya kau tidak perlu membayar uang yang sudah Rega keluarkan untukmu."

"Ya karna dia sudah mengambil tubuhku selama ini sebagai bayarannya."

Mama menjatuhkan rahanfnya terkejut dengan apa yang keluar dari mulutku.

"Apa maksudmu Dhira?"

"Selama ini Rega sering meniduriku, dia tidak sebaik yang Mama pikir, dia tidak sepolos yang Mama kira, setiap Rega mengunjungiku dia selalu meminta aku melayaninya tanpa terlewat sama sekali, kau hitung saja Ma, berapa banyak anakmu ini menjadi pelacurrnya." Aku membuka semua aibku di hadapan Mama, aku sadar dan sengaja agar Mama tidak selalu berpikir jika Rega sangat baik hati tapi sebenarnya pria itu tidak sebaik yang terlihat.

Mama memandangku dengan mata penuh kekecewaan, aku memahami itu, seorang ibu mana yang bisa menerima jika putrinya menjadi pelampiasan hasrat seorang pria, apalagi Mama mengenal baik pria itu.

"Kenapa kau melakukan ini Dhira? kau itu bodoh kau tidak mempunyai harga diri sama sekali." Mama mrneriakiku dengan air mata yang luruh di kedua matanya, aku meluhat kehancura dan ke gagalan secara bersamaan ti tubuhnya yang rapuh.

"Maaf Ma, aku terlalu mencintai Rega, aku mencintainya."

"Tapi tidak seperi ini Dhira, kau menukar tubuhmu hanya demi cinta itu kebodohan, cinta tidak akan sebodoh ini Dhira, pantas saja kau seperti orang gila saat Rega memilih mengakhiri hubungan."

"Maafkan Dhira Ma!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!