Setelah menerima telfon dari pihak Rumah Sakit Alea beranjak dari Cafe dan bergegas mencari taksi.
Begitu tiba di Rumah Sakit Alea segera membayar ongkos taksi dan dengan buru-buru membuka pintu dan langsung berlari.
Tanpa peduli dengan banyak pasang mata yang memperhatikan nya, Alea tetap berlari dengan sekuat tenaga,bagi nya yang terpenting saat ini segera bertemu sang ibu.
"Suster Nisa"dengan nafas yg tersengal-sengal Alea menyapa seorang perawat wanita yang secara kebetulan baru keluar dari kamar rawat ibu nya.
"Oh iya kebetulan sekali kamu sudah datang Alea. Tadi Dokter Prayoga berpesan pada ku jika bertemu dengan mu segera lah menemui beliau di ruangan nya".
"Suster bisa kah saya bertemu Ibu sebentar"
"Tentu saja bisa ,tapi setelah itu segera lah bertemu dengan Dokter Prayoga mungkin ada hal-hal penting yang ingin di sampai kan beliau mengingat kondisi ibu Erika semakin menurun"
"Baik lah Suster Nisa, Terimakasih untuk hari ini" Alea menunduk hormat.
" Iya sama-sama Alea lagi pula itu sudah menjadi tugas ku. Kalau begitu saya permisi untuk mengecek pasien-pasien lain nya".
Alea hanya menganggukkan kepala nya sebagai akhir dari obrolan mereka.
Setelah Suster Nisa pamit Alea pun segera membuka pintu rawat ibu nya, pemandangan yang masih sama dengan hari-hari sebelum nya sang ibu masih setia terbaring dengan menutup kedua mata nya,padahal beberapa hari yang lalu Erika masih bisa di ajak berbicara. Tapi sudah 3 hari ini Erika terbaring koma, keadaan nya benar-benar semakin kritis.
Alea hanya bisa membiarkan air mata membasahi kedua pipi nya,menerima pernikahan ini adalah keputusan yang tepat, lagi pula Alea tak ingin memikirkan bagaimana kehidupan selanjut nya dengan si Kutub Utara.
Alea mengambil kursi dan duduk di samping Erika, tangan yang di lingkar kan di perut sang ibu juga kepala nya turut iya rebah kan di samping Kepala sang ibu. Dia begitu rindu dengan belaian kehangatan dari sang ibu,juga rindu bercerita tentang apa yang dia jalani saat ini.
" Ibu, Alea sudah mendapatkan uang nya, ibu harus cepat sembuh , banyak sekali yang ingin Alea cerita kan kepada Ibu" Alea berusaha untuk menahan tangis nya sampai kata-kata yang di ucap kan pun hanya mampu keluar seperti sebuah bisikkan.
Sudah merasa mendapatkan kehangatan juga kekuatan hati dan ketenangan, Alea meletakkan kedua tangan nya di pipi sang ibu sambil berkata
" Bu berjuang terus di sini ya.Ale juga akan terus berjuang untuk kesembuhan ibu"
"Ale sangat sayang dengan ibu, selain ibu Ale seperti tidak punya siapa-siapa di dunia ini"
Alea berusaha menghapus air mata nya yang terus-menerus mengalir tanpa henti.
"Ale jangan menangis lagi ya, Ibu selalu bilang bukan? anak yang sudah besar tidak boleh cengeng lagi" Alea bermonolog sambil mengelus tangan Erika.
"Alea sudah seperti ibu saja ya Bu, mengikuti kata-kata ibu" Alea tersenyum getir menertawa kan diri yang selalu lemah di hadapan sang ibu.
"Bu Alea pamit sebentar ya bertemu Dokter Prayoga nanti Alea balik lagi ke sini".
Setelah berpamitan dengan ibunya Alea mengetuk pintu ruang Dokter Prayoga.
"Tok tok tok"
"Masuk"Dokter Prayoga menjawab dari dalam.
"Selamat siang Dokter" Alea menghampiri dokter Prayoga.
"Silahkan duduk Alea"
"Terima kasih Dokter".Alea menarik kursi dan duduk tepat di hadapan Dokter Prayoga.
Setelah mempersilahkan Alea duduk Dokter Prayoga memulai obrolan nya.
" Begini Alea tujuan saya meminta kamu untuk datang ke ruangan saya adalah untuk menjelas kan kondisi terkait Nyonya Erika yang mana kamu tau sendiri bukan? ibu mu keadaan nya semakin menurun apa lagi sudah 3 hari ini beliau koma. Yang saya dengar dari bagian administrasi bahwa pembayaran sudah lunas semua termasuk biaya operasi, jadi kamu tidak perlu lagi memikir kan masalah keuangan, tapi yang saya perlu dari kamu saat ini adalah tanda tangan keputusan di lakukan nya operasi, mengingat kamu satu-satu nya keluarga beliau.
"Iya saya sudah menduga itu dokter dan saya akan segera menandatangani surat nya"
"Tapi resiko nya juga besar Alea, kemungkinan untuk berhasil itu sangat kecil, apa kamu yakin untuk melanjutkan operasi ini?"
"Saya yakin dok, saya tidak bisa diam saja melihat keadaan ibu seperti ini, bagaimana pun saya percaya dokter pasti melakukan yang terbaik"
"Saya akan lakukan yang terbaik untuk nyoya Erika, saya juga sudah menentukan waktu yang tepat untuk operasi nyonya Erika, jika keadaan membaik akan berjalan sesuai jadwal, akan kita pantau juga keadaan beliau jika tidak memungkinkan mungkin akan di lakukan tindakan operasi darurat"
"saya percayakan semua ini kepada Dokter"
Setelah selesai berbicara kepada Dokter, Alea bangkit undur diri.
di taman Rumah Sakit Alea duduk menyendiri sambil menatap kosong di depan.kehidupan yang di jalani nya berbeda dengan remaja pada umum nya bisa bersekolah dengan santai besenda gurau bersama teman-teman nya.tapi Alea, dia harus mengorbankan masa remaja itu untuk menjadi dewasa sebelum waktu nya.
Alea jadi teringat obrolan nya bersama Dokter Prayoga tadi,jika operasi ini gagal apakah dia sanggup hidup tanpa ibu nya,memikirkan semua itu membuat Alea semakin tak berdaya. Di tengah keterpurukan nya Alea malah di kejutkan oleh suara seorang pria.
"Permisi Nona"
Alea melompat dari duduk nya karena begitu terkejut.
"Hei siapa kau ha? Apa kau tidak tau jika aku sedang sendrian berarti aku itu sedang bersedih"Alea menunjuk Deni dengan marah..
Deni yang merasa tidak melakukan kesalahan menjadi bingung.
"maaf Nona saya tidak tau jika nona sedang bersedih saya di sini...
belum selesai Deni berkata Alea sudah lebih dulu memotong ucapan nya.
"Memang kau tidak akan tau apa masalah ku dan juga kau tidak akan ingin tau bukan"?
Deni mengerut kan kening nya"tingkah nya hampir sama seperti bos besar yang suka marah-marah sesuka hati.ke depan nya mental ku pasti akan semakin di uji" Deni berkata di dalam hati nya.
"Nona saya datang ke sini atas perintah tuan muda Jerol.dia meminta saya untuk membawa Anda menghadap Tuan di perusahaan"
Alea membulat kan mata nya ,ternyata pria itu adalah suruhan Jerol.
"Oh ternyata si Kutub" Alea berbicara dengan nada sedikit rendah tetapi suara nya masih bisa di dengar oleh Deni.
"apa Nona mengatakan sesuatu?"
"ah itu,tidak tidak saya tidak mengatakan apa-apa.
"Baik lah jika begitu bisa kah kita berangkat sekarang karena Tuan muda Jerol sudah lama menunggu anda".
"ah iya iya bisa". Alea jadi salah tingkah karena ucapan nya hampir terdengar oleh Deni.apakah jika Jerol tau dia punya panggilan berbeda untuk nya,Alea akan di gantung hidup-hidup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Florensia Novi
nex thor
2023-01-20
1