Bab 5 Karena ini adalah tugas yang aku emban

Lembaran baru telah kembali tiba, Ciel telah terbiasa dengan dunia tempatnya sekarang tinggal dan sudah beberapa hari berlalu sejak seorang laki-laki berpakaian pelayan itu menyampaikan sebuah surat kepada Ciel. Surat yang masih dengan segel rapi tergeletak di atas meja karena perasaan takut dan bimbang dari isi surat itu, Ciel memutuskan untuk tidak secepatnya membuka surat. Apalagi kalau surat itu diterima langsung dengan orang yang memiliki tatapan mata tidak bersahabat kepadanya.

Kegiatan pagi hari sampai berangkat ke akademi dan mengikuti pembelajaran semuanya berjalan sama seperti dunia lamanya, yang membedakannya hanya dia harus mengikuti organisasi dan menjaga keamanan akademi. Ketika semua anggota organisasi telah berkumpul, seorang laki-laki dengan kulit sedikit gelap dan mata yang dingin.

"Ciel, kamu barusan kamu di cari oleh kepala akademi oleh karena itu sebaiknya sekarang kamu ke sana sekarang,"

"Karena katanya ada orang-orang yang memiliki kondisi yang sama dengan dirimu jadinya kamu yang diminta untuk datang,"

"Aku rasa kita akan menerimanya sebagai murid akademi Verbrechen di pertengahan tahun ini, karena mungkin mereka juga memiliki kemapuan yang sama denganmu," ucap Ur-Atum dengan tatapan tegas dan dingin

"Terima kasih atas informasinya ketua," ucap Ciel dengan menundukkan kepalanya kemudian pergi meninggalkan ruangan besar itu menuju ke ruangan kepala akademi.

Sedangkan di sisi lain, ruangan kepala akademi terdapat dua orang yang entah muncul dari mana dengan seragam akademi, seolah-olah mereka adalah orang yang telah terpilih untuk masuk ke akademi Verbrechen juga.

"Saya selaku kepala akademi mengingat kalau seharusnya tidak ada siswa atau siswi lagi yang harus di terima di akademi ini selain yang mulia pangeran," ucap laki-laki paruh baya itu dengan menyipitkan matanya menatap kedua anak yang diam-diam melirik ruangan yang besar dan mewah itu. Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar dari luar sampai keempat orang yang berada di ruangan itu menoleh ke arah pintu hingga sosok laki-laki yang keduanya kenal masuk ke dalam ruangan.

"Kepala akademi, saya dengar ada anak yang masuk ke aka-"

"CIEL!!"

"KAMI PIKIR KAMU AKAN MENGHILANG DAN TIDAK BERTEMU KAMI LAGI,". teriak kedua orang itu yang langsung memeluk dan memotong pembicaraan Ciel yang sambil berjalan masuk ke dalam ruangan yang berinterior barat.

"Yang mulia, sepertinya mereka adalah teman-teman anda ya,"

"Mereka seperti sangat mengkhawatirkan anda," ucap kepala akademi itu dengan terkekeh menatap kedua siswa yang entah muncul dari mana itu memeluk orang yang dihormatinya.

"Kalian berdua bisa tenang sebentar tidak?" tanya Ciel yang merasa sesak dan malu karena di peluk keduanya dengan erat tanpa ada jarak

"Kami khawatir tau, setelah kamu menghilang sebulan, orang tuamu juga sampai menjalankan terapi psikologis karena kehilangan dirimu dan saudara kembaranmu," ucap perempuan itu dengan kepala tertunduk khawatir

"Aku tentu saja mengerti itu, tapi sekarang kita ingin pulang juga tidak akan bisa Listina seperti yang kamu lihat aku sampai telah menjalani kehidupan akademiku di sini,"

"Baiklah, sekarang lupakan itu, aku akan mengantar kalian ke mansion tempatku tinggal," ucap Ciel dengan menggigit bibirnya dan tatapan pahit mengingat keadaan yang telah dia terima sekarang

"Kepala akademi, bisakah nanti kita bicarakan ini lagi? Ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan tapi sebelum itu aku harus mengantar teman-temanku ke mansion," ucap Ciel yang menoleh ke arah dia orang temannya yang kemudian, hanya di jawab dengan anggukan pelan dan senyuman.

Ciel dan kedua temannya pergi meninggalkan ruangan ujung itu menuju ke mansion tempatnya sekarang tinggal, karena hak istimewanya sebagai seorang pembimbing takdir. Kedua orang yang belakang Ciel tidak banyak berbicara atau berkomentar mengenai teman masa kecilnya yang terlihat seperti orang yang berbeda atau bahkan sampai dipanggil yang mulia, mereka hanya memutuskan untuk mengikutinya sampai dibangunan yang tiga kali lipat lebih besar dari asrama akademi.

Sesampainya disana keduanya langsung disambut dan disediakan teh oleh para pelayan yang bertanggung jawab atas seluruh kehidupan Ciel sejak dia datang ke tempat ini.

"Leise"

"Jadi, mari sekarang kita berbicara," ucap Ciel sambil mengeluarkan kunci perpustakaan miliknya, yang merupakan benda perantara untuk menyalurkan sihirnya

"Ciel, jangan bilang kamu ingin tinggal di tempat ini selamanya? Karena sejak awal kita bertiga bertemu kembali, kamu seperti sudah terbiasa dengan semua yang ada di sekitarmu," ucap laki-laki yang duduk didepannya menatap temannya dengan menyidik dari atas kebawah sedangkan Ciel hanya diam dan memegang cangkir teh.

"Ciel, apa yang dikatakan Solahudin itu benar? Kamu tidak benar-benar serius bukan? Apakah kamu tidak ingat orang tuamu sudah benar-benar terpukul atas hilangnya adik perempuanmu? Bagaimana dengan kesehatan mereka ketika kehilangan anak mereka lagi? Mereka akan merasa seperti orang tua yang gagal,"

"Tidakkah kamu berpikir kalau tindakan yang kamu lakukan itu salah?" ucap perempuan itu dengan mengerutkan keningnya dan tatapan marah sedangkan Ciel masih dengan tenang tidak berbicara sepatah katapun hanya menikmati tehnya.

"Ciel, jawab pertanyaan aku dan Listina, jangan hanya diam menatap dengan tenang,"

"Apakah kamu tidak tau betapa khawatirnya kami berdua juga kepadamu?" ucap Solahudin dengan mengepalkan tangan kesal, menahan emosi yang akan meluap karena Ciel begitu tenang dan seperti tidak terjadi masalah apapun kepadanya.

"Hah..."

"Kalian tau sejak awal aku sudah mengatakannya, kalau jika aku ingin pergi sudah aku lakukan tapi tidak ada jalan sama sekali,"

"Teriak dan marah kepadaku menurut kalian itu benar? Kalian bahkan tidak tau kalau aku juga mempertahankan nyawaku di akademi ini,"

"Sejak aku sampai di sini aku telah tiga kali menangani siswa-siswi yang mengalami Magische Explosion, karena ini adalah tugas yang aku emban sebagai pembimbing takdir,"

"Aku berkali-kali terluka, patah tulang, dan hampir mendekati kematian,"

"Apakah aku seperti orang yang santai?" ucap Ciel dengan tatapan dingin ke arah keduanya, sedangkan keduanya terdiam dan menunduk karena bersalah kepada Ciel yang dikiranya menikmati semua bentuk kemewahan yang ada di dunia ini sejak dia datang. Ciel tau dengan jelas kesalahan yang dimilikinya dibandingkan dengan siapapun, sampai dia harus dihakimi lagi oleh teman-temannya yang tidak mengetahui apapun rasanya adalah tentu tidak adil.

Ciel yang sejak datang ke tempat ini, tidak banyak menuntut karena dia merasa familiar dengan semua yang ada ditangannya seperti kunci dan perpustakaan besar itu. Akan tetapi entah apa yang terhubung dengan kehidupan lalunya dengan dirinya sekarang ataukah memang seperti di cerita-cerita dongeng yang adiknya suka, dia tetap akan menyimpannya sendirian semua pertanyaan itu tanpa harus diceritakan kepada kedua orang di depannya.

"Maafkan kami karena kami berdua seenaknya berbicara tanpa memahami keadaanmu,"

Ciel The Guide Of Destiny

Episodes
1 Bab 1 Ciel Idris Aryasatya Kawindra
2 Bab 2 MAGISCHE EXPLOSION
3 Bab 3 Penuntun takdir ke-791
4 Bab 4 Bukan negeri dongeng
5 Bab 5 Karena ini adalah tugas yang aku emban
6 Bab 6 Orang-orang penuh dosa
7 Bab 7 Apa yang mereka targetkan?
8 Bab 8 Ur-Atum
9 Bab 9 Bukan liburan biasa
10 Bab 10 Penghakiman sendiri
11 Bab 11 Boneka anggota kerajaan
12 Bab 12 Saatnya mengakhiri ini
13 Bab 13 Ekaraj Idris Cruise
14 Bab 14 Lebih baik memendam dibandingkan mengumbar
15 Bab 15 Hukuman pancung atau mati bukan?
16 Bab 16 laki-laki yang dirantai
17 Bab 17 Sidang pembicaraan hangat
18 Bab 18 Ujian kenaikan kelas
19 Bab 19 Wells Sadawira Vil
20 Bab 20 Pilar akademi oleh para siswa-siswi
21 Bab 21 undangan makan malam
22 Bab 22 Persidangan
23 Bab 23 Membalaskan semua dendam
24 Bab 24 Orang yang tidak tau sisi gelap dunia
25 Bab 25 Perempuan yang mirip dengan Wells
26 Bab 26 Organisasi apa yang kamu bantu?
27 Bab 27 Kelemahan
28 Bab 28 Hilang entah kemana
29 Bab 29 Rencana akademi
30 Bab 30 Jika dia meninggalkan dirimu
31 Bab 31 kalian pastinya akan sama
32 Bab 32 Jangan terlalu mempedulikan perkataan orang-orang
33 Bab 33 Terutama laki-laki yang suka emosian
34 Bab 34 Akar dari penyebab
35 Bab 35 Ur-Atum teman lamaku
36 Bab 36 Freccia pioggia
37 Bab 37 Sepertinya aku pernah melihatmu
38 Bab 38 KAMU HARUS BERTAHAN
39 Bab 39 Aku pikir suratku sudah sampai di akademi
40 Bab 40 Ciel The Guide Of Destiny End Season 1
Episodes

Updated 40 Episodes

1
Bab 1 Ciel Idris Aryasatya Kawindra
2
Bab 2 MAGISCHE EXPLOSION
3
Bab 3 Penuntun takdir ke-791
4
Bab 4 Bukan negeri dongeng
5
Bab 5 Karena ini adalah tugas yang aku emban
6
Bab 6 Orang-orang penuh dosa
7
Bab 7 Apa yang mereka targetkan?
8
Bab 8 Ur-Atum
9
Bab 9 Bukan liburan biasa
10
Bab 10 Penghakiman sendiri
11
Bab 11 Boneka anggota kerajaan
12
Bab 12 Saatnya mengakhiri ini
13
Bab 13 Ekaraj Idris Cruise
14
Bab 14 Lebih baik memendam dibandingkan mengumbar
15
Bab 15 Hukuman pancung atau mati bukan?
16
Bab 16 laki-laki yang dirantai
17
Bab 17 Sidang pembicaraan hangat
18
Bab 18 Ujian kenaikan kelas
19
Bab 19 Wells Sadawira Vil
20
Bab 20 Pilar akademi oleh para siswa-siswi
21
Bab 21 undangan makan malam
22
Bab 22 Persidangan
23
Bab 23 Membalaskan semua dendam
24
Bab 24 Orang yang tidak tau sisi gelap dunia
25
Bab 25 Perempuan yang mirip dengan Wells
26
Bab 26 Organisasi apa yang kamu bantu?
27
Bab 27 Kelemahan
28
Bab 28 Hilang entah kemana
29
Bab 29 Rencana akademi
30
Bab 30 Jika dia meninggalkan dirimu
31
Bab 31 kalian pastinya akan sama
32
Bab 32 Jangan terlalu mempedulikan perkataan orang-orang
33
Bab 33 Terutama laki-laki yang suka emosian
34
Bab 34 Akar dari penyebab
35
Bab 35 Ur-Atum teman lamaku
36
Bab 36 Freccia pioggia
37
Bab 37 Sepertinya aku pernah melihatmu
38
Bab 38 KAMU HARUS BERTAHAN
39
Bab 39 Aku pikir suratku sudah sampai di akademi
40
Bab 40 Ciel The Guide Of Destiny End Season 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!