Sebuah akademi yang begitu besar dan mewah di depan mata Ciel yang terkejut dengan tiba-tibanya dirinya berada di sebuah tempat yang hanya di lihat melalui mimpinya.
"Hei, kamu!" panggil seseorang dari arah belakang laki-laki itu, yang membuat Ciel menoleh ke arah belakangnya
"Aku belum pernah melihat laki-laki seperti dirimu dan juga kenapa kamu menghadang jalanku? Tidak bisakah kamu berjalan di tepi? Karena jalan ini hanya boleh dilewati oleh para Studentenrat,"
Seorang laki-laki tinggi dengan rambut hitam pekat dan mata merah Ruby menatap tajam ke arah Ciel, seperti orang yang kesal karena mengganggu pemandangan di depannya.
"Sudahlah, jangan marah-marah seperti itu,"
"Itu tidak baik untuk mana yang ada di tubuhmu, karena jika terus di tumpuk bisa membuat Magische Explosion terjadi menyebabkan seluruh siswa-siswi akademi terkena dampaknya," ucap seorang laki-laki yang berada di sampingnya dengan tatapan lembut dan tenang, menepuk pundak laki-laki yang bermata merah Ruby itu.
"Kali ini akan aku ampuni tapi tidak dengan lain kali, karena kamu adalah siswa baru," ucap laki-laki berwarna merah Ruby itu dengan tatapan dingin dan tajam meninggalkan Ciel begitu saja.
Ciel yang sejak awal diam dan berusaha tidak terlarut emosi dalam pembicaraan itu merasa lega. karena dia sadar tempat yang sekarang bukanlah tempat yang baik untuk bertengkar, sekali saja berbuat kesalahan mungkin dia bisa kehilangan nyawanya.
Karena Ciel datang ke akademi secara tiba-tiba dan tidak mengetahui jalan kembali ke dunianya, dia memutuskan untuk masuk ke dalam akademi yang terlihat seperti akademi bergengsi. Langkah awalnya mungkin adalah jawaban dari mimpi-mimpinya semalam.
Satu dua orang berbisik-bisik tentang bagaimana bisa siswa baru bisa diterima di pertengahan tahun ajaran, beberapa lainnya menjauh darinya karena terlihat aneh. Namun Ciel berjalan sampai di sebuah lorong sepi, yang entah lorong itu menuju ke arah mana.
"Selamat datang di Minunilor, akademi Verbrechen, akademi terbesar dan paling luar biasa,"
"Saya akan mengantar anda ke ruangan kepala akademi, jadi tolong tetap berada di belakang saya," ucap seorang perempuan dengan senyuman ramah untuk menyambut seorang siswa baru
Setiap lorong-lorong sepi yang dilewatinya dari awal tersesat, membuatnya tabjuk dengan kaca-kaca patri yang berwarna-warni, menampakan gambar-gambar indah seperti di negeri dongeng. Ciel sadar walaupun dia berada di dunia yang aneh dan misterius, dia tetap berusaha menikmati dengan waspada. Hingga sampailah mereka berdua di pintu besar yang mungkin adalah boss dari akademi ini.
"Yang mulia pangeran, sudah lama tidak bertemu denganmu,"
"Aku rasa sudah enam belas tahun sejak aku mengunjungi anda,"
"Saya tau ini lancang tapi saya memanggil anda ke akademi untuk meminta tolong kepada anda," ucap seorang laki-laki paruh baya dengan tatapan gundah ke arah Ciel. Dan Ciel berpikir mungkin seumuran dengan kakeknya.
Penjelasan demi penjelasan dia dengarkan sejak awal datang ke tempat ini membuatnya semakin bimbang dengan identitas dirinya. Dia bertanya-tanya apakah dirinya seorang pangeran? Apakah benar orang tuannya itu adalah orang tua kandungnya? kemudian bagiamana dengan saudaranya?
"Aku tidak mengerti apa yang terjadi dan siapa anda tuan,"
"Tapi tolong kembalikan aku ke tempat dimana aku berasal, karena orang tuaku pasti khawatir dan juga aku tidak ingin melihat luka yang belum kering kembali terjadi," ucap Ciel dengan memberanikan dirinya mendongak ke atas menatap orang tua itu
"Aku ingin saja melakukannya tetapi itu sangat tidak mungkin karena takdir anda adalah berada di sini, seperti saudara perempuanmu namun dia malah melakukan hal yang menghancurkan akademi ini,"
"Oleh karena itu anda adalah harapan terakhir kami," ucap orang tua itu sampai bertekuk lutut di hadapan sang remaja berumur 16 tahun itu. Sebuah kejutan datang di saat bersamaan ketika orang tua itu berlutut memohon kepada Ciel.
"KEPALA AKADEMI GAWAT!!"
"SEORANG SISWI TELAH TERKENA MAGISCHE EXPLOSION, KARENA BANYAK SEKALI AMARAH DAN DENDAM YANG DIA PENDAM MEMBUAT SIKLUS MANA TERHAMBAT," teriak seorang guru akademi dengan panik dan gemetaran karena Magische Explosion adalah ledakan mana dari seseorang yang bisa membuat orang tersebut membabi buta menyerang, tidak peduli teman atau bukan. Karena hal itu terjadi ketika seseorang telah menyembunyikan isi hati gelapnya atau seseorang yang telah melihat kehidupan kelam di masa lalu maka itu akan mempengaruhi kehidupannya di masa kini.
"Baiklah, aku akan membantu, tapi aku hanya bisa membantu semampuku karena aku tidak memiliki sihir," ucap Ciel yang tidak tega dengan orang yang lebih tua daripada dirinya apalagi berlutut memohon kepada dirinya.
Ditengah taman akademi, cuaca yang awalnya cerah menjadi cuaca yang gelap gulita di
"EVAKUASI SEMUA SISWA!"
"SEMUA STUDENTENRAT DIHARAPKAN BISA MEMBIMBING DAN MENGIRING PARA SISWA-SISWI KE TEMPAT YANG AMAN!"
"KE ARAH SINI!"
Ketakutan serta jeritan para siswa-siswi yang panik dan mengarahkan untuk mengamankan para siswa-siswi akademi bercampur menjadi satu hanya disebabkan Magische Explosion yang akan menggila.
Disaat perjalanan Ciel melihat berbagai reruntuhan bangunan berserakan di sekitar jalan siswi yang mengalami Magische Explosion secara tiba-tiba. Resiko nyawanya menghilang sangat besar dibandingkan dengan kemampuan yang dimilikinya namun, entah bagaimana Ciel tergerak untuk menolong walaupun dia takut. Ketakutan yang tidak akan pernah bisa lagi melihat cahaya.
"Kalian tidak pernah merasakan sakit yang aku rasakan memangnya, kalian tau penderitaan apa yang aku jalani?"
"Tentu saja, orang seperti kalian tidak akan pernah peduli,"
"MATILAH KALIAN," teriak siswi yang mengalami Magische Explosion menyerang dengan duri-duri tanaman yang ada di sekitarnya ke arah Ciel dan kepala akademi.
"Schild..."
Dengan cepat di hadangnya dengan perisai yang mampu melindungi kedua orang itu dari duri-duri tanaman, akan tetapi perisai itu retak dalam waktu singkat dikarenakan sihir yang begitu kuat. tumbuhan-tumbuhan yang berduri itu menepis tubuh kepala akademi dengan mudah menyisakan Ciel yang berada di taman luas itu, yang hanya bisa dia lakukan adalah mengambil kayu ranting yang tidak jauh darinya kemudian, berjalan lurus ke arah siswi yang mengalami Magische Explosion namun dirinya terpental ke arah gazebo yang tidak jauh dari lokasinya.
"Akh..."
Ciel yang terbanting ke arah gazebo merasakan kesal dan marah kalau dirinya tidak berguna. Digigitnya bibir itu, diambilnya ranting kayu dengan kepala tertunduknya.
"Aku memang merasa tidak mengetahui rasa sakit apa yang kamu rasakan, akan tetapi hanya membantai seperti ini..."
"MEMANGNYA MASALAH YANG KAMU MILIKI BISA DENGAN MUDAH SELESAI?"
"JIKA SEMUDAH ITU, KAMU LEBIH BURUK DARI ORANG-ORANG YANG MEMBUAT DIRIMU MENDERITA!!"
Teriakan yang lantang dan menggema di sekitar itu di jawab dengan serangan bertubi-tubi oleh sang lawan. Sampai keadaan Ciel tidak bisa menggerakkan kaki, lengan dan tubuhnya.
"KAMU TIDAK PERNAH MERASAKAN DI CEMOOH DARI ORANG, DARIMANA KAMU TAU ITU?"
Teriakan lawannya itu membuat Ciel terdiam meringis kesakitan. Seberusaha mungkin Ciel tetap bangkit dengan tekad takut kehilangan. Tetapi Mampukah dia melawan siswi yang mengalami Magische Explosion?
Ciel The Guide Of Destiny
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments