Jadilah Kekasih Ku

Tika meninggalkan Qila berdua dengan Arya. Ia tidak ingin menjadi racun nyamuk dengan keberadaannya di sana.

Tidak ingin kehilangan kesempatan Arya mengutarakan keinginannya untuk mengajak Qila menikmati keindahan pagi. Ia ingin bersama Qila walau hanya sebentar saja.

"Qila, kita jalan-jalan yuk." Ajak Arya.

"Memang Abang tidak ada kegiatan hari ini?" Tanya Qila.

"Sepertinya tidak. Saya masih mahasiswa sepertimu hanya saja saya sudah tingkat akhir. Jadi sudah tidak ada mata kuliah lagi. Saya sedang mengerjakan skripsi, tapi kan bisa besok saja." Kata Arya.

"Oh begitu. Tapi saya masih punya mata kuliah satu jam setengah lagi." Kata Qila.

"Satu jam kan masih lama Qil. Paling kita duduk-duduk makan di taman depan kampus saja." Kata Arya.

"Baiklah kalau begitu Bang. Saya bilang dulu sama Tika." Kata Qila.

Tanpa menunggu persetujuan dari Arya. Qila sudah melesat masuk ke dalam ruang kuliah. Ia berpamitan kepada Tika, sekalian minta di kabari kalau ada dosen ingin memulai mata kuliah.

Setelah itu Qila kembali menemui Arya yang sudah menunggu di atas kuda putihnya. Arya memasangkan helm pada Qila dengan lembut. Menerima perlakuan dari Arya, Ia merasa nyaman bersama laki-laki yang baru di kenalnya kemarin.

"Apa nggak ada yang marah kalau Abang bawa kamu jalan?" Tanya Arya.

"Nggak Bang, memangnya siapa?" Tanya Aqila.

"Yah mungkin saja ada pacarmu?" Selidik Arya.

"Nggak punya Bang. Qila belum pernah pacaran." Kata Qila dengan polos.

"Oh, apa kamu belum pernah menyukai seseorang?" Tanya Arya kembali.

"Pernah dulu waktu duduk di sekolah menengah, tapi dia sudah meninggal." Kata Qila.

"Oh, maaf tidak bermaksud menyinggung perasaan mu." Kata Arya.

"Nggak apa-apa, kami juga belum jadian. Mungkin hanya perasaan saya waktu itu saja." Jawab Qila.

"Pegangan nanti jatuh loh, kita hampir sampai." Kata Arya.

Mereka sampai di tepi pantai yang biasa sebagai tempat menenangkan diri di sela kesibukan. Pantai tersebut adalah destinasi yang menjadi kebanggaan kota dan provinsi tersebut.

"Abang sering bersantai di sini?" Tanya Qila.

"Sering, sama teman-teman." Jawab Arya.

"Apa Abang belum punya pacar juga?" Tanya Qila.

"Dulu punya, di pulau seberang. Tapi sekarang sudah tidak ada komunikasi lagi." Kata Arya.

"Berarti belum bisa dikatakan selesai Bang ya? Masih menggantung kayaknya hehe." Kata Aqila dengan senyum manisnya.

"Tapi saya pernah liat di akun facebooknya, dia sudah menikah. Ay, sudahlah kita ke sini bukan untuk bahas masalah yang tidak penting kan?" Tanya Arya.

"Oh iya Bang, saya minta maaf." Kata Qila.

"Nggak apa-apa, saya mengerti kok. Qil dari pertama kita bertemu kemarin. Saya merasa ada yang berbeda dengan detak jantung saya. Saya menyukai mu Aqila dan jadilah kekasih saya." Kata Arya.

Arya menggenggam tangan Aqila dengan perasaan. Berharap Aqila mau menjadi kekasihnya.

Seperti gayung bersambut, rasa kagum Qila pada Arya ternyata tidak bertepuk sebelah tangan. Arya menyatakan perasaannya kepada Qila.

Namun Qila tidak ingin berbesar hati, meminta waktu untuk memikirkan pernyataan Arya. Sambil menunggu kesungguhan Arya kepadanya.

"Bang saya belum bisa menjawabnya sekarang. Beri saya waktu untuk menyakinkan perasaan saya." Kata Qila.

"Gak apa-apa Qila, ini memang terlalu cepat. Tapi saya tidak ingin kehilangan kamu." Kata Arya.

"Iya Bang." Jawab Qila singkat.

"Kita pesan makan yuk. Kamu mau makan apa sayang." Goda Arya.

"Sama saja kayak Abang." Kata Qila.

Arya memesan pisang coklat lumer keju satu porsi jumbo dan dua teh hangat madu. Qila melihat ke Arya dengan penasaran "Kenapa laki-laki ini hanya memesan satu porsi saja? Sedangkan mereka berdua." Batin Qila.

Dengan malu-malu akhirnya Qila memberanikan diri bertanya. Ia penasaran apakah Arya tidak ingin makan. Atau makanan tersebut hanya untuk dirinya.

"Bang, kok pesan makanannya hanya satu?" Tanya Qila pelan.

"Oh, ini sayang. Biar romantis, sudah Abang pesan dia porsi dalam satu piring." Kata Arya.

"Oh iya Bang." Ucap Qila.

Qila tersenyum dengan muka memerah. Hatinya berbunga-bunga mendengar keromantisan yang di berikan Arya. Angannya pun melambung tinggi bersama hembusan angin pantai.

Benar kata pepatah, cinta datang pada waktunya. Di umur Aqila yang ke-21 ini, Tuhan hadirkan Arya dalam hidupnya. Qila berharap hari-harinya akan menjadi indah bersama Arya yang menjadi penyemangatnya.

Menghabiskan waktu sendiri dalam mengarungi lamanya di perkuliahan, akan membuat seseorang merasa bosan. Hal itu juga yang dirasakan Aqila.

Ia berharap Arya bisa membawanya melewati hari-hari di sela perkuliahan. Qila adalah sosok sederhana. Ia tidak suka pergi ke dalam keramaian, seperti bioskop, mall, dan pusat perbelanjaan.

Ia lebih suka menghabiskan waktu dengan memancing di pinggiran kota. Duduk santai dan main layangan di hamparan sawa menjadi terapi stres bagi otaknya. Ia berharap Arya bisa menjadi teman dan sahabat dalam bungkusan cinta untuknya.

Menerawang jauh, Qila bermain dalam ilusinya membayangkan kehidupan sederhana seperti zaman dahulu. "Ahh, sesederhana itukah hidup?" Gumam Aqila.

"Hey, kok melamun?" Arya mengagetkan Qila.

"Hem, nggak kok Bang." Kata Aqila menutupi kegugupannya.

"Ada apa sih Qil? Apa yang kamu pikirkan?" Tanya Arya.

"Sebenarnya ada yang mau Qila tanyakan sama Abang." Kata Kita.

"Apa sayang? Nggak apa-apa tanyakan saja. Saya senang kok kita bisa mengenal lebih jauh." Kata Arya.

Arya tersenyum kepada Qila membuat Aqila tersipu. Sepertinya bertemu malaikat yang turun ke bumi begitulah kira-kira perasaan Aqila.

"Hehe, sebenarnya hobi Abang tu apa ya?" Tanya Qila.

"Hobi Abang? Banyak kok. Tapi Abang lebih senang kalau di alam terbuka dari pada keramaian. Seperti jalan-jalan ke sawah, mendaki, mancing, berenang di laut.

Hal-hal kecil yang menyenangkan, misalnya membuat ayunan dari akar pohon liar. Pada pohon mangrove di tepi pantai bersama sang pujaan hati. Sepertinya seru, tidak untuk hal negatif." Kata Arya semangat.

Dalam angan yang menggebu, kembali Aqila membayangkan kehidupan sederhana dalam mimpinya. Sebentar lagi ia memiliki seorang teman yang bisa satu hobi dengan dirinya.

Bersama Arya ia akan menjadi jati diri yang ia inginkan selama ini. Cukup membahagiakan di sela-sela perkuliahan. Sebenarnya untuk urusan cinta ia tidak begitu berambisi, tapi memiliki teman yang sama hobi itu adalah impian. Saat kebanyakan wanita ingin di manja dengan berbagai kemewahan.

Sebenarnya orang tua Aqila cukup jika ingin sekali-kali menyenangkan anaknya. Namun Aqila selalu menolak, bahkan dalam pakaian ke kampus saja Aqila hanya memiliki lima stel baju, satu tas dan dua sepatu. Dalam satu tahun setengah ia sudah berkuliah.

"Wah, saya sangat bersyukur dipertemukan sama Abang. Kita bisa main layangan di sawah yang masih ada di tengah kota ini." Kata Aqila sangat antusias.

"Iya Tuan Putri. Sekarang kita balik ke kampus kamu dulu ya. Sudah hampi satu jam kita di sini. Besok Abang akan bawa kamu ke suatu tempat yang pasti sangat indah." Kata Arya.

"Oh, iya Bang. Terimakasih atas waktunya." Kata Aqila.

"Sama sama Sayang. Abang bersyukur bisa mengenalmu." Kata Arya.

Arya menggenggam tangan Qila dengan erat. Menggandeng Aqila sampai di dekat motor. Saat di atas motor pun satu tangan Arya tidak mau melepas genggamannya sampai mereka tiba di parkiran fakultas.

Terpopuler

Comments

Sela Sea

Sela Sea

next

2023-01-27

4

Via Ge

Via Ge

Semoga alurnya menarik ya kak🙏

2023-01-26

4

Nono

Nono

lanjut

2023-01-26

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!