Bunga Untuk Mu

Arya mengiringi sepeda Qila untuk pulang ke rumahnya. Sepanjang perjalanan Arya terus memperhatikan kecantikan Qila yang berjarak beberapa meter saja.

Kurang dari lima menit, mereka telah sampai di depan rumah Qila. Arya memberhentikan motornya tepat di belakang sepeda Qila.

"Sudah sampai Bang, ini rumah Qila. Mari mampir dulu." Kata Qila.

"Terimakasih Qil, Lain kali saja saya masih ada pekerjaan." Kata Arya.

"Baiklah Bang saya masuk dulu." Kata Qila.

"Sampai jumpa nanti saya telepon." Kata Arya.

Arya telah melaju dengan sepeda motornya. Setelah Arya tidak terlihat lagi, Qila masuk ke dalam rumah. Ia merasa ada sesuatu yang berbeda dalam hatinya.

Masuk ke dalam kamar dengan hati berbunga-bunga. Ia menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur. Lalu Qlia menelepon Tika untuk menceritakan perasaannya. Sebagai sahabat Qila memang sering bercerita tentang segala hal dengan Tika. Begitu juga sebaliknya Tika kepada Qila.

"Hay Tik kamu lagi apa?" Tanya Qila dari sambungan telepon.

"Baru mau tidur siang Qil. Memangnya ada apa?" Tanya Tika penasaran.

Biasa Qila menelepon dirinya saat malam hari. "Setan apa lewat sehingga orang ini nelepon siang bolong?" Tanya Tika dalam hati.

"Nanti sajalah tidur siangnya. Saya mau cerita nih boleh ya? Boleh ya?" Tanya Qila.

"Iya-iya ada hal apa gerangan Qila sayang?" Tanya Tika.

Qila menghela napas dalam lalu membayangkan pemuda yang bersamanya tadi. Sedang Tika lama menunggu gabungan huruf yang terlontar dari mulut Qila dari sambungan telepon.

"Tika sayang bagaimana kalau menurut mu sosok Arya?" Tanya Qila.

"Arya mana Qil?" Tanya Tika pelan.

"Itu loh yang tadi hampir menabrak saya." Kata Aqila.

"Yang mana Qil? Saya kan tidak bersama kamu tadi pagi Aqila." Jawab Tika

"Oh iya-ya, saya lupa." Kata Qila malu-malu.

Tika tidak ingin membuat sahabatnya kecewa. Sebenarnya ia juga penasaran dengan pemuda yang ingin di ceritakan sahabatnya.

"Terus gimana Qil? Apa dia setampan Dokter Yosef?" Tanya Tika.

"Beda jauh lah Tik. Masa pangeran saya kamu bandingkan dengan dokter ganas itu. Nggak ikhlas pokoknya." Kata Qila dengan mulut yang di majukan.

"Iya deh Qila, siapa tau selera mu om om." Kata Tika.

"Nggak mungkin lah Tik. Kalau kamu liat dia, pasti klepek-klepek juga. Tapi ingat yang satu ini pangeran sahabatmu, jangan di ambil juga. Tuh sana cari Kakak tingkat yang lain." Kata Qila.

"Iya deh Qil. Itu nggak mungkin sahabat mu ini lakukan." Kata Tika.

"Sudah dulu Tik, mau berhayal dulu siapa tau pangeran berkuda menjemput saya sore ini. Muah muah." Kata Aqila.

"Oke-oke, see you." Kata Tika.

Setelah memutus sambungan telepon. Qila membersihkan diri kemudian membaringkan dirinya kembali ke tempat tidur.

Membayangkan pria tampan yang hampir menyerempetnya tadi pagi. "Sudah baik, ganteng lagi. Ikhlas deh di serempet terus." Kata Qila.

Ia membayangkan betapa bahagia dirinya kalau sosok Arya yang menjadi kekasihnya. Seorang pria tampan yang memperlakukan dirinya dengan lembut dan sopan. Gadis mana yang bisa menolak pesonanya.

Di tambah lagi dengan kuda besi berwarna putih miliknya, membuat Arya seperti seorang pangeran saja. Apalagi pangeran tersebut nyata-nyata di depan Qila tadi pagi.

Berbeda dengan Aqila seorang gadis yang cantik sebenarnya. Berkulit kuning langsat bersih bersinar, memiliki tubuh yang ideal dengan tinggi kurang lebih 155cm.

Apalagi di tambah rambut yang sehat hitam bergelombang, berpadu dengan wajah yang baby face membuat dirinya semakin cantik. Namun sikap tidak percaya dirinya membuat ia belum pernah memiliki pacar sampai saat ini.

Lama gadis itu menghayal membawanya ke dalam alam bawah sadar. Ia tertidur dengan pulas di kamar yang serba pink bergambar hello kitty tersebut.

Ia hanya bangun ketika sore datang. Menikmati makanan yang sengaja ia pesan. Memesan makanan adalah hal biasa Qila lakukan saat sudah terpisah dari orang tuanya.

Menyelesaikan mata kuliah setiap hari membuat tenaga dan pikiran Qila terkuras. Begitulah dalihnya ketika di Tanya mengapa tidak memasak sendiri saja.

Matahari sudah menyembunyikan dirinya. Qila membuka laptop untuk menyelesaikan tugas yang di berikan dosen tempo hari.

Ia menyelesaikan tugas-tugas itu satu persatu. Saat tugas terakhir di kerjakan matanya mulai terasa berat. Terkadang juga yang muncul adalah wajah Arya, pemuda yang tak sengaja berkenalan dengan dirinya tadi pagi.

Tak berselang lama gadis itu benar-benar tertidur pulas. Laptop di depannya masih setia menemani. Ponselnya juga beberapa kali berdering, semua itu tidak bisa membangunkan Qila yang telah nyaman dalam tidurnya.

Matahari telah menembus ventilasi tepat mengenai matanya. Hari sudah berganti, Qila cepat menyusun buku-bukunya. Mematikan dan memasukan kembali laptop ke dalam tas.

Kemudian Qila segera membersihkan diri. Diraihnya pakaian yang ada di dalam lemari tanpa di setrika terlebih dulu. Kira-kira yang mana tidak kusut saja untuk mempercepat waktunya yang sedikit lagi.

Setelah selesai memakai sepatu. Qila segera menaiki sepeda yang selalu menemani dirinya setiap hari. Di kayuhnya pedal sepeda dengan tergesa-gesa. Setibanya di depan kelas Qila melihat teman-temannya berada di bangku tunggu. Ternyata dosen yang mengisi mata kuliah minta perkuliahan di undur satu jam dari sekarang.

Qila menghembuskan napasnya dalam, ia melihat kesana-kemari mencari seseorang. Ia mencari Tika sahabatnya. Dalam waktu beberapa menit saja Tika benar-benar muncul di hadapan Qila. Ternyata Tika juga baru datang di antar oleh orang tuanya.

"Astaga Tika, kalau saja tadi Pak Edward masuk. Habis lah kamu terlambat hampir setengah jam." Kata Qila.

"Macet wey, macet." Kata Tika tertawa.

"Mana ada dari rumah mu kemacetan? Kan banyak jalan tikusnya. Alasan kamu aja Tikut." Kata Aqila.

"Hehehe, iya Qilut. Tadi saya terlambat bangun." Kata Tika.

Dua sahabat itu asik mengobrol di bangku di depan kampus, yang menghadap jalan raya. Tiba-tiba sebuah motor gede parkir tepat di hadapan mereka duduk.

"Qil, dia siapa? Sepertinya akan menghampiri kita?" Tanya Tika.

Qila yang sedang asik bercerita. Qila kaget langsung menoleh sesuai yang di arahkan Tika.

"Eh-em, itu yang saya ceritakan Kak Arya." Bisik Qila.

Dengan jaket levis dan celana jeans yang senada. Di lengkapi oleh jam tangan sport menambah kegantengan Sang Arjuna yang di gadang-gadang oleh Qila. Benar saja Arya mendekati Qila dan Tika.

"Hay Qila, apa kaki mu tidak sakit lagi." Arya menyapa Qila.

"Nggak Kak uda sembuh. Oh, iya perkenalkan ini Tika sahabat Qila." Kata Qila.

Tika mengulurkan tangan kepada Arya. Pemuda itu menerima uluran tanga Tika dengan memperkenalkan diri.

"Saya Arya teman Qila juga." Kata Arya.

"Oh ya, ada apa Kakak ke sini?" Tanya Qila.

"Yah, untuk memastikan saja kamu sudah sembuh apa belum? Ini bunga siapa tau kamu suka. Soalnya ada anak kecil yang menghampiri saya tadi, meminta agar membeli bunganya." Kata Arya.

Arya memberikan setangkai mawar putih yang sudah berikan plastik bening sebagai pelindungnya. Qila semakin mengagumi kebaikan Arya yang mau membeli dagangan anak kecil di pinggir jalan.

"Cie, sepertinya sebentar lagi ada yang jadian nih." Goda Tika.

Terpopuler

Comments

nz

nz

semangat kak, saya yang di FB itu, mampir dong kak ke karya aku yang judulnya TERJERAT CINTA PRESDIR KEJAM

2023-05-09

3

Nono

Nono

lanjut kak

2023-01-26

1

Via Ge

Via Ge

bagaimana kelanjutan kisah cinta Aqila? Yuk ikuti terus😍😘

2023-01-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!