Chapter. 5¦Serangan Omelan

—🧸🐾-

°°°

“Aduh mama... kenapa pake dijewer disini sih mah? Kan malu dilihatin....”

“Biarin! Mama gak perduli! Ini hukumnya belum seberapa Diana! Tengah malam bukannya tidur dikamar, malah keluyuran dikamarnya orang lain. Dikamarnya laki-laki lagi. Apa kamu gak malu Diana? Begini cara guru sekolah kamu mengajarkan kamu tentang etika seorang gadis?”

Diana menjawab ucapan itu dengan gelengan kepala.

“Jika memang tidak! Mengapa tingkah lakumu seperti ini Diana? Apa kamu gak berfikir bagaimana pandangan orang lain jika melihat tingkahmu yang seperti ini? Apa kamu ingin membuat mama dan papamu malu didepan semua orang?” cecar Eva yang terus mengeluarkan semua uneg-unegnya.

Diana tentu tak bisa menjawab. Gadis remaja itu lebih memilih diam sambil menundukkan kepala, terlihat sekali jika gadis itu nampak ketakutan.

“Jawab Diana!!” sentak Eva sambil memukul bahu anak gadisnya.

“Eh! Enggak mah... aku gak mau membuat mama dan papa merasa malu....” jawab Diana yang masih menundukkan kepala.

“Lantas mengapa kamu melakukan ini...? Apa alasannya Diana....”

Melihat sang mama yang terlihat sangat emosi itu, membuat nyali Diana yang tadinya sangat percaya diri menjadi ciut.

Hal itu tak luput dari pandangan keluarga Albaret, tentu sang saudara kandung atau kakak kandungnya juga melihatnya. Yang mana, kakak perempuannya itu menatap sang adik dengan tatapan iba saat melihat adik perempuannya itu terlihat ketakutan.

Sigit yang sedari tadi diam memperhatikan itu, akhirnya mendekati sang istri untuk mengakhiri perdebatan itu.

“Sudah sayang... lebih baik kita lanjutkan masalah ini dirumah saja, tidak enak dirumah orang....” tutur Sigi dengan lembut menenangkan istrinya yang sedang emosi.

Dan ya, akhirnya emosi Eva sedikit mereda. Dan tak lagi melanjutkan perdebatannnya.

“Kami meminta maaf kepada kalian semua atas masalah ini dan membuat kalian merasa tidak nyaman ketika beristirahat. Mungkin ini kesalahan kami yang terlalu memanjakan putri kami, sehingga membuat putri kami bertindak tak sopan dan membuat nak Firo jadi terganggu.” Jelas Sigit dengan sangat jelas, tentu membuat Diana yang mendengar itu menjadi menyesal dan benar-benar merasa bersalah. Bersalah karena membuat orangtuanya menjadi menanggung kesalahannya itu.

Ia tak menyangka, jika perbuatannya menjadi seperti itu.

Albaret selaku pemilik kediaman itu mendekati Sigit. Pria paru baya itu menepuk bahu besannya sambil tersenyum tenang tak ada rasa marah pada wajah yang sudah agak keriputan itu.

“Tak apa besan... anak gadismu itu juga sudah kami anggap sebagai putri kami. Jadi tak perlu merasa sangat bersalah seperti itu, kita ini semua keluarga. Jadi tenang saja kami tak akan mengumbar aib yang bersangkutan dikeluarga kita kepada orang asing!” jelas Albaret dengan sangat bijak.

Hal itu membuat Sigit menjadi sangat menghormati pria yang ada dihadapannya itu. Karena sikap tegas nan berwibawanya, membuat dirinya ingin menjadi seperti itu.

“Terimakasih atas kelapangan hati yang anda berikan tuan Albaret. Saya jadi malu melihat anda yang tak menunjukan kemarahan atas kelakuan putri saya yang terbilang sangat petakilan itu!”

“Hahaha, sudah-sudah jangan diperpanjang lagi. Kasihan anak gadis kamu, sepertinya ingin menangis sekarang!”

Mendengar itu, semua orang yang ada disana langsung mengalihkan pandangan kearah Diana. Diana yang mendapati tatapan itu menjadi kikuk sendiri.

“Siapa yang menangis? Aku gak secengeng itu kok....” ujar Diana, yang ternyata kedua bola matanya sudah berkaca-kaca. Atau sudah siap untuk mengeluarkan tetesan air mata jika gadis remaja itu berkedip sedikit saja.

Dan tak menunggu waktu lama. Gadis itu sudah mengeluarkan air matanya, atau bisa dikatakan menangis tanpa suara. Walau menangis tanpa suara, gadis itu nampak mengucek-ucek matanya dengan kedua tangannya.

Tentu hal itu membuat para keluarga langsung menertawainya ketika melihat tingkah gadis itu.

“Yasudah kalau begitu, kami pamit pulang dulu... silahkan lanjutkan istirahat anda semua...” ucap Sigit sambil merangkul pundak putrinya, dan tak lupa mengengam tangan istrinya.

“Oh ya baik... mohon langsung beristirahat jika sudah sampai dirumah. Jangan dimarahi dulu anak gadisnya, biarlah besok saja dilanjut acara marahannya.” Jelas Albaret sambil terkekeh pelan.

“Baik tuan Albaret, terimakasih atas sarannya....” jawab Sigit tersenyum ramah. Kemudian atensinya ia alihkan kepada Yuna yang berdiri disamping sang suami.

“Nak... papa pulang ya....” ucap Sigit sambil mengelus kepala putri pertamanya.

“Iya pah....” jawab Yuna sambil tersenyum.

Kemudian bergantian dengan Eva, sang mama yang juga mengelus kepala putri sulungnya.

“Mama juga pamit ya sayang....” ujar Eva.

“Iya mah... hati-hati....” timpal Yuna yang kemudian beralih menatap sang adik yang sejak tadi hanya diam dipelukan sang papa.

“Kamu juga Diana... langsung tidur nanti, jangan keluyuran lagi.” Tutur Yuna.

Diana yang mendengar itu sejenak menatap sang kakak, kemudian menanggapi ucapan itu dengan menganggukan kepalanya saja.

“Baiklah kita pulang sekarang,” ajak Sigit kepada dua perempuan yang berada disisi kanan dan kirinya. “Kami pamit pulang dulu tuan Albaret dan ibu Vina... sekali lagi selamat malam.”

Setelah berpamitan, mereka bertiga beranjak dari tempat itu dan berlalu menuju rumah mereka yang hanya melewati beberapa rumah saja. Jadi ketiganya menuju kerumah hanya dengan berjalan kaki saja.

Kemudian setelah para keluarga beranjak dari kamar itu dengan sendirinya. Kini tinggallah Firo yang tersisa diruangan itu, tepatnya dikamarnya sendiri.

Pria itu nampak termenung saja, duduk dikursi sofa seperti tengah memikirkan sesuatu.

“Kasihan sekali gadis kecil itu... pasti dirumah langsung kena omelan maut dari mamanya....” gumam Firo yang nampak memikirkan ekspresi ketakutan yang ada diwajah Diana, saat gadis itu tengah dimarahi oleh mamanya beberapa menit yang lalu itu.

Memikirkannya saja sudah membuat Firo cekikikan sendiri. Bukannya merasa kasihan atau merasa iba, justru lelaki itu nampak kesenangan ketika berhasil membalaskan dendam kekesalannya kepada gadis itu.

“Syukurin kau hahahah....”

°°°°

Pagi ini, dikediaman Sigit, tepatnya dimeja makan suasana diruangan itu nampak hening saja namun terlihat menenangkan ketika penghuni kediaman itu nampak fokus pada makanannya. Padahal biasanya suasana dimeja makan itu selalu diisi oleh candaan dan gurauan yang dilakukan oleh keluarga yang selalu harmonis itu. Namun entah mengapa suasana pagi yang cerah itu tampak sekali berbeda tak seperti biasanya. Mungkin karena kejadian kemarin malam?

Namun saat ketiga insan itu sudah menyelesaikan makanan mereka, mereka bertiga tak langsung beranjak dari tempat itu dan malah duduk disana seperti tengah menunggu sesuatu.

Ralat! Yang menunggu sesuatu bukanlah semuanya, melainkan hanya Diana saja yang sejak tadi tengah menunggu sang mama untuk berbicara dengan perasaan gelisah.

“Mama dan papa sudah memutuskan!”

Tubuh Diana langsung menegang ketika mendengar suara mamanya. Diana pun langsung menatap sang mama dengan perasaan takut-takut.

“Me-memutuskan apa mah?” tanya Diana dengan perkataan yang terbata.

“Mama sudah memutuskan, jika nanti sore kamu balik lagi kedesa nenek kamu!”

“Waduh? Yang bener nih?!” pekik Diana terkejut bukan main.

°°°

—🧸🐾-

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

gak papa firo, biar lain kali bosa jaga etika.

2023-02-05

0

auliasiamatir

auliasiamatir

untung besan nya bijak

2023-02-05

1

auliasiamatir

auliasiamatir

sabar yan mah,

2023-02-05

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter. 1¦Kutukan Jadi Kenyataan
2 Chapter. 2¦Kebucinan
3 Chapter. 3¦Penyusup Cilik
4 Chapter. 4¦Jurus Pete
5 Chapter. 5¦Serangan Omelan
6 Chapter. 6¦Perkara Indosiar
7 Chapter. 7¦Balik Kampung
8 Chapter. 8¦Kegalauan Diana
9 Chapter. 9¦Diana & Cika
10 Chapter. 10¦Balik Kekota Lagi
11 Chapter. 11¦Keributan Dimobil
12 Chapter. 12¦Curhat Hati Firo
13 Chapter. 13¦Ingin Jadi Pegawainya
14 Chapter. 14¦Kesepakatan
15 Chapter. 15¦Mulai Bekerja
16 Chapter. 16¦ Dilema Firo
17 Chapter. 17¦So Seksi!
18 Chapter. 18¦Senangnya Hati Diana
19 Chapter. 19¦Si Kecil Yang Merajuk
20 Chapter. 20¦Pembalasan Dari Firo
21 Chapter. 21¦Pra-Rencana
22 Chapter. 22¦Dibuat Susah Oleh Akang Firo
23 Chapter. 23¦Frustasinya Diana
24 Chapter. 24¦Terasa Kesal
25 Chapter. 25¦Kepergok
26 Chapter. 26¦Minta Maaf!
27 Chapter. 27¦Curhatnya Diana
28 Chapter. 28¦Kembali Kekampus
29 Chapter. 29¦Tukang Sendawa
30 Chapter. 30¦Tidak Ada Penolakan
31 Chapter. 31¦Menemani Firo
32 Chapter. 32¦Terlalu Berharap
33 Chapter. 33¦Cika Yang Kebinggunggan
34 Chapter. 34¦ Menjenguk
35 Chapter. 35¦Pintu Terbanting
36 Chapter. 36¦Ditinggal Berdua
37 Chapter. 37¦Tuan Puteri
38 Chapter. 38¦Mobil Baru
39 Chapter. 39¦Otak Licik
40 Chapter. 40¦Bayanganmu....
41 Chapter. 41¦Aksi Tuan Muda William
42 Chapter. 42¦Heboh Sendiri
43 Chapter. 43¦Kecenat-kecenut
44 Chapter. 44¦Kepergok Lagi?
45 Chapter. 45¦Menyusulnya
46 Chapter. 46¦Kericuhan
47 Chapter. 47¦Ulah Diana
48 Chapter. 48¦Hukuman Untuk Diana
49 Chapter. 49¦Acara Penting
50 Chapter. 50¦Sebuah Pengakuan
51 Chapter. 51¦Perasaan Firo
52 Chapter. 52¦Melupakan Firo?
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Chapter. 1¦Kutukan Jadi Kenyataan
2
Chapter. 2¦Kebucinan
3
Chapter. 3¦Penyusup Cilik
4
Chapter. 4¦Jurus Pete
5
Chapter. 5¦Serangan Omelan
6
Chapter. 6¦Perkara Indosiar
7
Chapter. 7¦Balik Kampung
8
Chapter. 8¦Kegalauan Diana
9
Chapter. 9¦Diana & Cika
10
Chapter. 10¦Balik Kekota Lagi
11
Chapter. 11¦Keributan Dimobil
12
Chapter. 12¦Curhat Hati Firo
13
Chapter. 13¦Ingin Jadi Pegawainya
14
Chapter. 14¦Kesepakatan
15
Chapter. 15¦Mulai Bekerja
16
Chapter. 16¦ Dilema Firo
17
Chapter. 17¦So Seksi!
18
Chapter. 18¦Senangnya Hati Diana
19
Chapter. 19¦Si Kecil Yang Merajuk
20
Chapter. 20¦Pembalasan Dari Firo
21
Chapter. 21¦Pra-Rencana
22
Chapter. 22¦Dibuat Susah Oleh Akang Firo
23
Chapter. 23¦Frustasinya Diana
24
Chapter. 24¦Terasa Kesal
25
Chapter. 25¦Kepergok
26
Chapter. 26¦Minta Maaf!
27
Chapter. 27¦Curhatnya Diana
28
Chapter. 28¦Kembali Kekampus
29
Chapter. 29¦Tukang Sendawa
30
Chapter. 30¦Tidak Ada Penolakan
31
Chapter. 31¦Menemani Firo
32
Chapter. 32¦Terlalu Berharap
33
Chapter. 33¦Cika Yang Kebinggunggan
34
Chapter. 34¦ Menjenguk
35
Chapter. 35¦Pintu Terbanting
36
Chapter. 36¦Ditinggal Berdua
37
Chapter. 37¦Tuan Puteri
38
Chapter. 38¦Mobil Baru
39
Chapter. 39¦Otak Licik
40
Chapter. 40¦Bayanganmu....
41
Chapter. 41¦Aksi Tuan Muda William
42
Chapter. 42¦Heboh Sendiri
43
Chapter. 43¦Kecenat-kecenut
44
Chapter. 44¦Kepergok Lagi?
45
Chapter. 45¦Menyusulnya
46
Chapter. 46¦Kericuhan
47
Chapter. 47¦Ulah Diana
48
Chapter. 48¦Hukuman Untuk Diana
49
Chapter. 49¦Acara Penting
50
Chapter. 50¦Sebuah Pengakuan
51
Chapter. 51¦Perasaan Firo
52
Chapter. 52¦Melupakan Firo?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!