—🧸🐾-
°°°°
Disinilah Diana, dihalaman yang luas seluas lapangan sepak bola. Dimana sekarang ia sedang diintrogasi oleh sosok pria tampan paripurna. Yaitu Firo William.
Diana terus diintrogasi berbagai macam pertanyaan, namun gadis itu nampaknya hanya menanggapi ucapan itu dengan menganggukan kepalanya saja. Tentu membuat Firo yang menyadari itu menjadi geram.
“Apa kau paham apa yang ku katakan tadi?” tanya Firo, sambil melipat kedua tangannya didada.
“Ya... ya... ya....” jawab Diana dengan mengangguk-anggukan kepalanya sebanyak tiga kali. Padahal apa yang keluar dari mulut Firo, Diana sama sekali tak mendengarkannya. Gadis itu malah lebih fokus pada wajah mulus milik pria yang ada didepanya. Dan sesekali curi-curi pandang pada perut six pack yang beruntungnya pada saat itu Firo tak mengenakan baju atasannya.
Lagi-lagi Firo menyadari tingkah laku itu, ia pun mengikuti arah pandang dimana gadis kecil itu melihat. Dan betapa terkejutnya ia saat menyadari apa yang dilihati oleh gadi itu.
Seketika Firo langsung menyentil kening Diana dengan keras, sampai membuat kening itu membekas berwarna merah.
“Kyakkk... apa itu tadi? Batu?” pekik Diana linglung, karena baru tersadar dari lamunnya.
“Batu gundulmu! Kau lihat apa tadi hah? Jangan-jangan apa yang ku katakan tadi tak kau dengarkan?” nampaklah Firo menjadi kesal.
Sambil mengelus-elus keningnya, Diana tiba-tiba saja menampakkan senyum malu-malunya. “Maaf ya kak... tapi aku gak gundul! Rambutku masih utuh... dan soal pertanyaan kakak aku denger kok....” jelasnya.
“Emang apa yang ku katakan tadi?” tanya Firo, sambil menganggkat sebelah alisnya.
Nampak Diana mengetuk-ngetuk dagunya seolah tengah berfikir, “Emm... kakak minta dipijit, karena aku sudah ngintipin kakak tadi?”
Pletak!!
“Aww! Kenapa disentil lagi sih?” gerutu Diana kembali mengelus keningnya yang terkena sentilan maut dari Firo itu.
“Itu masih tak seberapa, jika orang lain yang mendengar perkataanmu seperti itu. Sepertinya kau akan dijual dan dijadikan makanan singa....” sungut Firo. Kemudian lelaki itu beranjak dari tempatnya dan kembali melanjutkan olahraganya.
Diana yang ditinggal begitu saja itu tentu tak mau diam saja, ia pun bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Firo berada. Kemudian tanpa malu-malu ia mendudukan dirinya diatas rerumputan yang tak beralasan apa-apa itu, tentu tepat dihadapan Firo yang saat itu sedang melakukan olahraga menggunakan alat dumbbell. Yaitu alat untuk meningkatkan kekuatan pada otot. Membuat Diana yang menatap pria begitu menikmatinya.
Firo sampai bergidik ngeri saat melihat wajah menggelikan dari Diana, bagaimana tidak, jika gadis itu menatap dirinya secara terang-terangan sambil tersenyum-senyum?
“Pergilah kau dari sini gadis aneh! Bisakah kau tak mengangguku satu hari saja? Mengapa kau datang kesini hanya untuk mengangguku saja?” ucap Firo terlihat sangat kesal. Karena setiap ia tengah melakukan aktifitas Diana selalu datang dan merusak hari-hari tenangnya.
Sebenarnya ia bisa saja menginap dihotel, tapi karena jarak antara rumah pamannya dan juga jarak perusahaan utamanya begitu dekat. Hanya memakan satu jam saja jika pergi keperusahaan. Lain hal jika ia menginap dihotel, mungkin membutuhkan waktu tiga jam jika berangkat keperusahaannya.
“Sepertinya aku harus mencari apartemen untuk ku tinggali sendiri....” gumam Firo tampak serius berfikir.
“Hehehe, aku kesini gak pernah gangguin kakak kok... kakak aja mungkin yang terlalu serius melihat keberadaanku disini dan aku pun senang jika keberadaanku begitu penting dimata kakak.” Jelasnya sambil menampakkan senyum terbaiknya. Membuat kepercayaan diri itu terlihat dari wajah polosnya.
“Sebenarnya aku kesini karena ingin menghibur kakak... kakak pasti bosan kan? Selalu hidup sendiri tanpa ada yang menemani. Sesekali ada yang rusuh gitu biar hidup kakak gak terlalu hambar....” ucap Diana apa adanya tanpa adanya beban didalam hatinya.
Tiba-tiba Firo menatap sinis Diana, didalam hatinya ia benar-benar tidak suka dengan tingkah sembrono yang dilakukan oleh gadis itu. Benar-benar bukan tipe idealnya.
“Percaya diri sekali ya kau? Emang kata siapa aku hidup sendiri disini? Apa kau buta? Jika disini masih ada keluargaku!” terang Firo dengan nada sinisnya.
“Kata aku kak!” jawab Diana masih memasang wajah polosnya, seolah ia mengabaikan ucapan sinis dari Firo.
Firo akhirnya mendengus kesal, ia benar-benar tak tahu lagi harus menanggapi saudara dari istri sepupunya itu seperti apa.
“Kau benar-benar memiliki sifat yang berbeda dengan saudara kandungmu!” ucap Firo spontan.
Namun Diana hanya menanggapi itu dengan kekehan, “Jelas dong kak! Kalau sifat kak Yuna kalem dan lemah lembut. Nah, kalau aku mah kebalikannya... sifatku ini ceria dan ngangenin!” jelas Diana yang seketika membuat Firo bertambah jengah.
“Sudahlah! Tambah pusing saja jika aku berhadapan dengan gadis aneh sepertimu!” gerutu Firo, yang akhirnya lagi-lagi meninggalkan Diana sendiri disana. Kali ini Firo berjalan masuk kedalaman rumah.
Sedangkan Diana tertawa kesenangan karena lagi-lagi berhasil merusuhi lelaki pujaanya itu.
“Kak Firooo!! Kakak memang punya keluarga! Tapi hanya satu yang kak Firo gak punya! Yaitu aku. PENDAMPING HIDUPMU....!!” teriak Diana dengan sekencang-kencangnya.
Tentu teriakannya itu dapat didengar oleh para pekerja rumah besar itu. Bahkan mereka yang melihat sampai dibuat geleng kepala.
“Suara apa itu tadi?” tanya Zeen yang saat itu sedang mengendong putra bungsunya. Disampingnya pun ada Yuna yang juga sedang mengendong putra sulungnya.
Firo berjalan melewati pasutri itu dengan acuh tak acuh-acuhnya. Namun langkahnya ia hentika kala ia melihat Yuna.
“Istrinya sepupu! Beri tahu adikmu itu, jangan pernah datang kesini jika hanya ingin menganggu hidupku! Aku sungguh muak dibuatnya!” ketus Firo, lalu ia kembali melanjutkan langkahnya.
Zeen dan Yuna sampai dibuat mengangga mendengarnya.
“HEI! SEPUPU EYDAN! KALAU NGOMONG SAMA ISTRI SEPUPUMU YANG SOPAN DONG!” teriak Zeen pada Firo, yang tak ditanggapi oleh sepupunya itu.
“Dasar bajingan tengik!” gerutu Zeen saat tak ditanggapi oleh Firo.
“Mas... ada anakmu disini....” tegur Yuna, yang seketika membuat Zeen langsung terdiam.
Yuna pun mengalihkan pandangannya kearah Diana, dimana adiknya itu masih berada dihalaman depan rumah.
Ia pun melanjutkan langkahnya, mendekati sang adik berada.
Melihat kakaknya mendekat kearahnya, Diana pun berjalan mendekat. Kemudian mengambil alih begitu saja bayi mungil itu yang ada pada gendongan Yuna.
“Utututttt... keponakan gantengnya auntiyy... luchu! Banget sih?” dengan rasa gemasnya, Diana terus mengecupi pipi gembul itu. Yang mana membuat sisulung yang anti ciuman dari orang lain selain dari mommynya merasa risih dibuatnya.
Akhirnya pun bayi mungil itu mengeluarkan jurusnya. Yaitu jurus yang sangat berbeda dengan kebanyakan anak bayi seusianya, misalkan jika para bayi merasa tak nyaman dengan orang asing maka akan mengeluarkan jurus tangisannya. Lain dengan bayi laki-laki tersebut yang akan mengeluarkan jurus kentutnya jika ada yang menganggu dirinya, maka orang yang mendapati itu akan dengan sendirinya melepaskan dirinya.
DUTTTTTT!
“Ah! Lagi-lagi....” keluh Diana yang langsung memberikan bayi itu pada sang kakak. Tak lupa ia menahan nafas, karena kentut bayi itu sungguh menyengat. Tentu Diana tau jika bau itu sangat menyengat, karena ia sudah terbiasa dikentuti oleh keponakannya itu.
Zeen yang melihat itu tentu dibuat tertawa terbahak-bahak. “Mungkin putraku itu tau! Jika hanya orang cantik saja yang boleh menciumnya, tentu yang paling cantik hanya mommynya saja... hahahaha!”
Diana dibuat memberengut kesal mendengar itu, “Iss... aku ini cantik juga keylesss....”
“Diana, kamu kesini ngapain? Kenapa gak samperin kakak didalam?” tanya Yuna penasaran.
“Kakak pasti tau sendiri lah... tentu saja aku kesini hanya ingin melihat wajah tampan kak Firo....” jawab Diana kesenangan dan sampai melupakan rasa kekesalannya tadi.
“Aku jijik sekali mendengar Firo dikatakan tampan! Apanya yang tampan dari orang itu? Wajahnya saja biasa-biasa saja menurutku....” monolong Zeen sambil mengeleng-gelengkan kepalanya merasa heran.
“Kakak ipar memang tak tau, pesona wajah ketampanan dari seorang Firo William... uhhh... sangking gemasnya pengen ku cubit-cubit pipi embemnya....”
Zeen dan Yuna langsung saling berpandangan setelah mendengar itu.
“Sungguh Kebucinan!!”
°°°°
—🧸🐾-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Keyboard Harapan
oh ya ampun🤣🤣🤣🤣
2023-03-02
1
Keyboard Harapan
🤣🤣🤣 rasa percaya diri yang bagus
2023-03-02
1
Keyboard Harapan
waw... melongo dia🤣🤣🤣
2023-03-02
1