—🧸🐾-
°°°°
Malam hari, nampak Diana tengah bergelung manja didalam selimut tebalnya. Gadis itu terus membolak-balikan badannya seolah tengah tak tenang ketika berbaring dikasur empuknya itu. Padahal hari sudah menunjukkan jam sepuluh malam, tapi entah mengapa mata gadis itu seolah tak mau terpejam jua.
Akhirnya Diana membuka selimutnya dengan sekali hentakan yang membuat selimut itu terhempas kelantai. Gadis itu lalu bangkit dari baringnya, kemudian memposisikan dirinya menjadi duduk.
Wajah sedikit tembam itu nampak cemberut nan tertekuk, seolah tengah banyak pikiran didalam otaknya.
“Jika diingat-ingat? Nyebelin banget ya ucapan kakak ipar tadi? Masa gue disuruh mov on sama kak Firo?”
Ternyata yang tengah dipikirkan oleh Diana yang sampai seperti itu, adalah perkataan Zeen pagi tadi. Kakak iparnya itu memprotes dirinya jika ia tak begitu pantas bersanding dengan seorang Firo William.
Flash back-
“Sudahlah Diana... lebih baik kau hentikan rasa bucinmu itu sekarang juga! Sebab, sepupu bajiganku itu tak bisa dikatakan cocok untuk dirimu. Karena si pria bajigan itu suka mempermainkan wanita. Sebagai kakak ipar aku mengatakan ini kepadamu, agar kau bisa memiliki pasangan yang lebih baik darinya!” jelas Zeen dengan tegas.
“Apakah kakak ipar merupakan pria baik untuk kakak ku?” tanya Diana dengan polosnya.
Zeen sedikit tersentak mendengarnya, ia jadi teringat akan masalalunya yang juga pernah jadi pria brengsek yang selalu menyakiti hati istrinya. Tentu hanya demi wanita lain.
“Ehem! Te-tentu saja aku adalah pria baik untuk istriku, bahkan kami sudah memiliki dua keturunan.” Jawab Zeen dengan sedikit kikuk, dirinya jadi merasa malu dengan ucapannya sendiri.
Ia bahkan menatap sang istri dengan senyuman kikuk.
“Hemm, tapi menurutku, kak Firo itu baik kok kakak ipar....” ujar Diana dengan percaya dirinya.
Hal itu membuat Zeen menghela nafasnya untuk kesekian kalinya. “Mungkin karena matamu itu yang tertutup oleh kabut cinta! Maka kau tak akan pernah bisa menilai orang yang terlalu kau dambakan itu!”
“Apa kau pernah pacaran sebelumnya?” tanya Zeen.
Diana langsung menanggapi itu dengan gelengan kepala.
Zeen kemudian menatap sang istri kembali, yang pada saat itu Yuna juga tengah menatap dirinya. Kedua pasutri itu langsung menghela nafas secara bersamaan.
“Kenapa kakak dan kakak ipar menghela nafas?” tanya Diana bingung.
“Sepertinya akan susah jika kasusnya seperti kau adik ipar, sebagai kakak ipar yang baik dan berbudi luhur! Aku sarankan jika kau jangan memendam perasaan terlalu dalam kepada Firo. Sebab Firo suka sekali bergonta-ganti wanita, entah tujuannya apa! Yang pasti kami berdua tak ingin kau menjadi korbannya yang selanjutnya.” jelas Zeen dengan sangat tegas.
“Iya Diana... kakak takut jika adik kakak merasakan sakit hati, maka....”
“Mungkin karena kak Firo belum menemukan yang pasti kak!” sela Diana.
“Hah?” beo kedua pasutri itu.
“Ya! Mungkin karena kak Firo belum menemukan dambaan hatinya, jadi karena belum merasa cocok kak Firo akhirnya bergonta-ganti pacar....” sungut Diana dengan percaya diri yang mengebu.
Zeen dan Yuna kembali dibuat saling berpandangan, keduanya langsung tepuk jidat kala tak berhasil membujuk sang adik.
°°°°
“Gue yakin jika cintaku ini akan terbalaskan! Karena jika gue terus berjuang maka gue akan mendapatkan hasilnya nanti!” gumam Diana penuh ketekatan.
“Ah... jadi gak bisa tidurkan....” gerutu Diana merasa frustrasi. “Kak Firo pasti sudah tidur sekarang?” Diana melirik jendela yang ada dikamarnya itu.
“Bisakah gue bertemu dengannya sebentar saja sebelum gue tidur?” gumamnya lagi.
Gadis itu terus merenung memikirkan sesuatu, sampai beberapa menit kemudian gadis itu langsung beranjak dari tempat tidurnya kemudian berjalan menuju lemarinya.
Diana pun langsung mengganti piamanya menjadi hodie berwarna hitam, “Kalau begini rasanya nyaman banget....” ucapnya yang nampak tersenyum cerah didepan cermin. Sambil menutup kepalanya dengan topi yang ada dihodienya itu.
“Kuy lah boskyu....”
Diana langsung berjalan mengedap-edap untuk keluar dari kamarnya, sampai ia sudah berhasil keluar dari kamar tersebut ia pun masih terus berjalan mengedap-edap karena takut jika kedua orangtuanya terbangun dari tidurnya.
Namun tiba-tiba saja lampu yang tadinya padam kini menyala. Hal itu membuat Diana langsung jantungan karena merasa terkejut.
“Hampir aja jantung gue copot....” gerutu Diana sambil menetralkan detak jantungnya.
“Diana?”
Mendengar namanya dipanggil, Diana pun menoleh kesamping. Dimana ia langsung mendapati sosok papanya yang berdiri tak jauh darinya.
“Diana? Kenapa kamu disini nak? Kenapa gak tidur? Papa kira kamu maling tadi,” cecar Sigit yang berjalan mendekati putrinya.
Diana tak langsung menjawab pertanyaan itu, gadis itu malah mengaruk tengkuknya dengan perasaan kikuk. “Emm... anu pah, Diana mau pipis tadi jadi Diana keluar kamar....” monolog Diana beralasan.
“Hah? Emang kamar mandi kamu bermasalah?”
“I-iya pah! Air dikamar mandi gak mau keluar!” jawab Diana yang bertambah lagi kebohongannya.
“Oh... gitu ya, yaudah besok papa pangilin tukang servis biar bisa memperbaiki kamar mandi kamu!” ujar Sigit yang pada akhirnya mempercayai ucapan putrinya.
“Yaudah, sekarang kamu balik kekamar lagi ya sayang... sudah malam cepat tidur gih!” Sigit mendorong pelan tubuh putrinya untuk masuk kedalam kamar, tak lupa pria paru baya itu menyempatkan mencium kening Diana. “Good ninght bintangku....”
Diana tersenyum, “Good ninght bulanku....” setelah itu Diana mengunci pintu kamarnya, namun ia tak langsung beranjak dari tempat dan menunggu didepan pintu untuk beberapa menit.
Setelah dirasa aman dan melihat jika lampu diruangan itu telah dimatikan, Diana pun kembali melanjutkan aksinya.
“Hufft... semoga gak ada yang kebangun lagi....” gumamnya, kemudian ia berlari kecil sambil menenteng kedua sendalnya menuju pintu utama.
°
°
°
Diana saat ini tengah berjalan sendiri dijalan kompleks, tepatnya kompleks tempatnya tinggal. Karena saat ini gadis itu tengah berjalan menuju rumah sang kakak.
“Huahh... ternyata seperti ini ya kabur dari rumah malem-malem? Trus kaburnya pengen kerumah doi?” gumamnya lantas terkikik geli.
Tepat saat langkahnya sudah mencapai rumah besar yang ia tuju, Diana pun nampak terdiam sejenak sambil mengamati bangunan besar itu dari bali pagar.
Diana pun segera mengecek gembok yang ada pada pagar itu, apakah dikunci atau tidak. Dan ternyata pagar itu terkunci dengan rapat, akhirnya Diana pun lagi-lagi menghela nafasnya.
“Haruskan gue memanjat? Oh tentu saja ferguso! Ini soal kecil bagi seorang Diana....” monolongnya dengan penuh percaya diri sambil menatap pagar tersebut yang tinggi darinya.
“Woke! Letsgo!” pekik Diana namun tetap bersuara lirih. Kemudian gadis kecil itu dengan kelincahanya dapat memanjat pagar besi itu tanpa adanya hambatan atau keluhan. Dan hanya memakan waktu lima menit saja Diana berhasil memanjat pagar itu dan akhirnya bisa masuk kedalam area perkaragan rumah tersebut.
Diana tanpa basa-basi lagi, langsung berlari terbit menuju salah satu jendela kamar, milik pujaan hatinya.
“Lampunya masih menyala? Sepertinya kak Firo belum tidur?” gumam Diana saat melihat kamar milik Firo nampak masih terang.
Diana pun tersenyum kesenangan melihat itu, “Wokelah! Ayo kita memanjat lagi!” ucap Diana yang langsung berancang-ancang mengambil posisi.
Kemudian gadis itu langsung meloncat pada salah satu pohon yang ada disana, lalu meloncatkan dirinya ditembok-tembok dengan kelincahan tubuhnya. Padahal jarak antara balkon kamar Firo sangatlah tinggi, namun gadis itu tetap bisa mengapainya tanpa adanya hambatan.
Sampai gadis itu menampaki balkon tersebut, gadis itu pun langsung tersenyum bangga. “Untung sejak kecil gue pernah lompat-lompat atap rumah warga didesa! Jadi sekarang gue bisa dengan mudah melompat tanpa hambatan!” gumam Diana benar-benar merasa bangga.
“Wokelah! Sekarang kita intipi dulu pangeran rapunzel, baru nanti setelah itu gue bisa tidur dengan nyenyak!” celoteh Diana yang kemudian berjalan mengedap-endap menuju jendela untuk melihat keberadaan Firo dari sana.
Diana pun terus mengerak-gerakan bola matanya mencari sosok lelaki itu dengan menempelkan wajahnya dikaca. Namun selang beberapa menit, Diana tak mendapati sosok yang ia cari.
“Kemana dia....?” gumam Diana bingung, namun masih terus mencari.
“Kau cari sesuatu?”
Diana mengangguk, “Ya! Aku cari sesuatu.”
“Apa itu?”
“Emmm, lagi cari orang....” jawab Diana yang masih terlihat santai saja ketika ada orang yang menanyainya.
Namun barulah beberapa menit, Diana nampak melototkan matanya saat menyadari hal tersebut. Diana pun langsung mengigil ditempat, karena menduga-duga sesuatu yang pasti membuatnya benar-benar kalut.
'Oh mama....' batin Diana menjerit.
Diana pun menghela nafas panjang untuk sejenak sambil memejamkan matanya, kemudian dengan mengumpulkan keberaniannya gadis itu langsung membalikkan badannya untuk melihat sosok tersebut.
“Jangan sampai hantu! Jangan sampai hantu!” itulah yang digumamkan Diana sejak tadi.
Sedikit-sedikit Diana langsung membuka kedua matanya, dan betapa terkejutnya ia ketika melihat sosok yang ia cari sudah berada didepan matanya.
“KYAKK! HANTU TAMFAN?!” pekik Diana menjerit histeris.
°°°°
—🧸🐾-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
auliasiamatir
hantu tamfan...😀😀😀😀
2023-02-02
1
auliasiamatir
ya allah diana, cinya bikin otak mu mampet yah
2023-02-02
0
Aziza
Hahaha Diana Bego 😄😄😄
2023-01-20
1