MENGEJAR CINTAMU
—🧸🐾-
°°°°
'Halah... ngakunya gak akan pernah jatuh cinta sama cowok gara-gara sinetron perselingkuhan diindosiar... munafik! Semua orang pasti akan merasakan apa itu yang nama jatuh cinta. 99% gue yakin itu!'
'Loh? Kok 99% sih Cik? Yang 1% nya lo taruh kemane...?'
'Yang 1% nya ya orang gila lah Din! Karena orang gila itu tak akan pernah merasakan apa itu yang namanya jatuh cinta. Dan gue yakin itu kalo lo diantara orang itu!'
'Lo ngangep gue gila gitu?'
'Baru nyadar loh, Juminten?'
'Sialan lo Cik!'
'Kan lo yang bilang sendiri Din! Kalo lo gak akan pernah jatuh cinta, ya gue ngangep lo gila lah!'
'Ya gak gitu juga keles perumpamaannya....'
Seorang gadis yang kerap dipanggil Cika itu mendekat pada sahabat sejatinya. Mengapa bisa dikatakan sejati? Karena mereka berdua sudah berteman sejak mereka belum bisa cebok sendiri, alias bocah berumur sembilan tahun yang bisa boker diwc tapi tak bisa membersihkan pantatnya sendiri. Nah, disitulah awal pertemanan mereka.
'Gue sumpahin lo ya Din–'
'Din, Dan, Din! Emang nama gue Didin apa? Sekate-kate lo ngubah nama panggilan!'
'Suka-suka gue lah!' acuh sang sahabat, 'Lanjut ucapan gue tadi, gue mau nyumpahin lo! Kalo lo nanti kemakan sama omongan lo sendiri. Gue sumpahin lo bakal merasakan jatuh cinta! Dan disitu lo akan menjadi orang yang sebucin-bucinnya. Kemudian setelah itu lo akan ngemis-ngemis ke gue untuk mengatasi rasa kebucinan lo itu!'
Cika menjeda perkataannya sejenak, lantas kemudian gadis itu tertawa terbahak-bahak bak memenangkan undian uang segepok.
'HUAHAHAHAHAHA!'
Melihat sahabatnya seperti itu, sosok gadis yang dipanggil dengan sebutan 'Din' itu diam-diam berjalan menjauh dan meninggalkan sang sahabat sendirian.
'Sumpah bukan temen gue itu....' gerutunya.
°
°
°
Diana yang sedang menikmati semilir angin dibalkon kamarnya, tersenyum-senyum sendiri saat mengingat masa lalu itu. Ia terus menyeduh kopi yang ada ditangannya sambil sesekali cengegesan, hal itu membuat orang lain yang melihatnya akan menganggap dirinya aneh. Namun beruntung sekali tak ada orang yang melihatnya karena dirinya berada dikamarnya sendiri.
“Ah... emang ya, kalo pagi-pagi buta begini paling enak ditemenin kopi moka... alias kopi bubuk hita kapal api! Jiakkkss....” gumam Diana sambil tertawa.
“Beruntung kali kamar gue ini mengarah pada rumah mertuanya kak Yuna, jadi gue bisa sambil liatin calon masa depan....” gumamnya lagi dan kembali tertawa cekikikan.
“Cika... sahabat lo ini udah termakan sama kutukan lo... jadi lo harus bertanggung jawab saat gue kembali nanti....”
Entah saat Diana mengumamkan nama sang sahabat, Diana jadi merasa merindukan sahabat soflaknya itu.
“Apa gue telfon Cika aja ya? Tanya kabarnya, apakah dia sedang merindukan sahabat cantiknya ini....”
Diana mulai merogoh saku celananya, berniat untuk menghubungi sang sahabat yang sudah berpisah dengannya selama sebulan. Alasannya karena Diana meminta izin saat kedua orangtuanya mengalami kecelakaan, dan sampai sekarang ia masih belum pulang kedesa neneknya.
Namun saat Diana ingin memencet nomor sang sahabat, tiba-tiba matanya tak sengaja melihat sosok lelaki yang saat ini terus mengisi hatinya. Dan tepat saat melihat wajah lelaki itu, jantung Diana langsung berdebar-debar tak karuan.
“Ele, ele, ele... sekonyong-konyong koder. Pagi-pagi disuguhi wajah tampan! Bukankah ini merupakan keberuntunganku?” ucapnya bertanya-tanya. “Haduh-haduh... wajahnya saja sudah bikin jantung ini kecenat-kecenut! Oh my darling....”
Begitulah Diana jika sudah merasakan kebucinan, maka seorang yang anti pria itu akan berubah menjelma menjadi seorang gadis alay saat sudah merasakan pesona seorang pria.
Tanpa basa-basi lagi, Diana pun langsung terjun masuk kedalam kamar dan segera mengganti pakaiannya, tak lupa ia memoles sedikit wajahnya agar terlihat cantik ketika berhadapan dengan pria pujaannya.
“Otw bos kuy....”
Dengan kecepatan kilat, Diana berlari kebawah menampaki tangga satu per satu dengan berlari. Hal itu membuat Eva yang kebetulan sedang memasak untuk sarapan pagi, sampai dibuat terkejut saat melihat anak gadisnya yang sungguh serampangan itu.
“Yaampun Diana... kalo jalan ditangga tu ya jangan lari-lari dong sayang... nanti kalau kamu jatuh bagaimana? Emang mau kemana sih kok buru-buru begitu?” tanya Eva kepada putrinya.
Diana menghentikan larinya dan menatap sang mama, “Mau nemuin calon masa depan mah!” jawab Diana. Lantas kemudian ia melanjutkan larinya kembali, dan langsung menuju pintu keluar.
“Ada apa mah? Kok papa kayak denger suara ribut-ribut?” tanya Sigit yang baru saja keluar dari kamarnya.
Eva tak langsung menjawab, wanita yang sudah berumur empat puluh tahun itu hanya bisa menghela nafas dengan panjangnya.
“Mama juga gak paham pah!”
°°°°
Disisi lain, Diana yang sejak tadi seperti dikejar anjing itu sekarang sedang menuju halaman rumah sang kakaknya atau halaman rumah keluarga Albaret, yang disana sudah ada Firo yang sedang olahraga.
Diana tak langsung masuk kerumah besar itu, ia malah mengitipi Firo dari balik pagar besi. Sampai membuat penjaga yang tak sengaja melihatnya berjalan kearahnya.
“Wah, ternyata calonku sedang olahraga... pantesan makin ganteng....” celetuk Diana ngasal.
“Non Diana!”
Diana hampir terjungkal saat mendengar suara itu, “Yaampun pak... kagak bilang-bilang kalo ada disana, kan Diananya jadi kaget ini....” gerutu Diana sambil mengelus dadanya yang terasa berdetak kencang.
“Hahaha, maaf non! Soalnya bapak bingung lihat non Diana diam saja diluar gerbang! Kirain ada apa karena biasanya non Diana langsung masuk kedalam dan langsung nemuin non Yuna, sekarang malah diam bae disini sambil ngelihatin tuan Firo yang lagi senam pagi!” ujar penjaga rumah itu yang masih terlihat kebingungan.
Diana menanggapi itu dengan cengegesan, lantas ia mengaruk kepalanya dengan perasaan kikuk. “Iya pak, jujur saja saya lagi liatin kak Firo yang lagi olahraga. Soalnya ketampanan kak Firo sungguh membuat saya mabuk kepayang...”
Penjaga rumah itu sampai terganga mendengarnya, “Wah, selain non Diana petakilan. Non Diana juga orang yang jujur ya?” ceplos penjaga itu.
“Itu memuji sekaligus menghina ya pak?”
“Pujian kok non....”
Diana hanya mengerutkan bibirnya mendengar jawaban itu.
“Bapak jangan bilang-bilang ya! Kalo saya ada disini, soalnya saya pengen puas-puas liatin calon ayang yang lagi mode seksinya pak....” bisik Diana kepada penjaga rumah itu, agar suaranya tak didengar oleh Firo yang sedang olahraga.
Penjaga rumah itu tertawa mendengar itu, “Wah kalo itu saya gak bisa janji non Diana....”
“Loh kenapa pak?” tanya Diana merasa heran.
Penjaga itu tak langsung menjawab, penjaga itu malah menyingkirkan diri sedikit kekanan. Dan tiba-tiba nampaklah Firo yang sudah berada disana sambil menatap Diana dengan tatapan tajam.
“Soalnya tuan Firo sudah ada disini non Diana....” celetuk penjaga itu.
Diana sampai mengaga ditempatnya. “Waduh pak! Kok gak bilang dari tadi sih?” pekik Diana kalang kabut.
°°°°
—🧸🐾-
Definisi! Author pake tata bahasa aku-kamu dan lo-gue ya guys....
Aku-kamu kalo Diana lagi bicara sama yang lebih tua. Sedangkan lo-gue jika Diana bicara sama temen sebayanya. Oke gaes... Author kasih tau itu biar kalian gak bingung nanti kalo bacanya.
See you~ selamat menikmati cerita terbaru author, dimana kisah Firo dan Diana akan dimulai dinovel ini. Jangan lupa dukung Author setiap update terbarunya💓 dan tinggalkan komen setiap babnya🐨
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Melisa Author
Aku udah mampir ya sai. 😁
2023-05-25
1
Keyboard Harapan
jangan lupa tengok Sinar Cinta Ramadhan
2023-03-02
0
Keyboard Harapan
🤣🤣🤣 masa iya sembilan tahun belum bisa cebok sih😂😂😂 kocaklah.
2023-03-02
0