—🧸🐾-
°°°°
Kini Diana sedang duduk disalah satu sofa. Tepatnya dikamar Firo, gadis itu nampak menundukkan kepalanya karena merasa tak ingin menatap wajah sosok laki-laki yang ada didepannya. Tentu alasannya karena ia merasa malu, malu karena ketahuan telah mengintipi pria pujaannya ditengah malam yang gelap gulita. Bahkan hari sudah menunjukan pukul sebelas malam.
“Kutanya sekali lagi! Mengapa malam-malam kau ada disini? Dan mengapa kau bisa sampai dibalkon kamarku?” ujar Firo bertanya pada Diana dengan nada bicara yang mengintimindasi.
Tak lupa kedua tangannya yang ia selipkan didalam saku celana, dengan gaya coolnya.
Diana yang ditanya itu tentu tak langsung menjawab, gadis itu terdiam cukup lama sambil menggigit bibir bawahnya, diakibatkan karena sejak tadi jantungnya terus saja berdebar kencang tak karuan.
'Ele, ele... niatnya hanya mau ngitipin wajahnya sebentar, tapi sekarang malah berhadapan secara langsung seperti ini... duh gusti... rejeki anak baik ini eyyy....' gumam Diana didalam hati.
“Hei!!” teriak Firo saat tak mendapati jawaban dari Diana, hal itu membuat Diana yang melamun langsung terlonjak kaget. Sehingga membuat gadis itu refleks berdiri dari duduknya dan hal itu membuat ia tanpa sengaja menyeruduk wajah tampan Firo dengan kepala bulatnya itu.
“Akkkk! Bang**t! Sakit banget....” pekik Firo sambil memeganggi wajahnya yang terasa nyut-nyutan.
Diana tentu kaget kembali, dan buru-buru langsung mengusap wajah lelaki itu karena merasa bersalah.
“Haduh... maaf ya kak? Aku gak sengaja tadi... maaf... mana yang sakit? Biar aku otin, sini!”
“Otin?” tanya Firo menghentikan acara kesakitannya.
“Eh? Oh maksudnya aku obatin, salah pengucapan hehe....” jelas Diana sambil mengaruk kepalanya kikuk.
Tiba-tiba mata Diana beralih pada hidung mancung Firo yang terlihat memerah. Diana pun dengan tanpa izin langsung menyentuh hidung itu dengan perasaan bersalah. “Haduh... hidung kakak yang seksi ini jadi merah gara-gara aku... bagaimana bisa hidung yang merah ini masih terlihat seksi?” monolong Diana sambil menatap hidung itu dengan raut bimbang.
Mendengar hal itu, tanpa basa-basi Firo langsung menyentak tangan Diana dari hidungnya. “Apaan sih? Ngomong gak jelas banget!!” ketus Firo merasa heran.
“Sini kak... biar aku obatin hidungnya, pasti langsung sembuh setelah kutiup nanti. Fyuhh~”
Lagi-lagi tanpa seizin pria itu Diana langsung mendekatkan wajahnya pada wajah Firo, guna untuk meniupi hidung itu.
“Hen-hentikan! Nafasmu bau tak sedap! Busuk!” dengan kesalnya Firo langsung mendorong gadis itu, sehingga membuat Diana langsung terjatuh terduduk tepat disofa.
“Uhh... kak Firo kasar juga ya....” ucap Diana sambil mengelus keningnya, karena Firo mendorong dengan menekan kening Diana yang tertutup poni itu.
“Kenapa kau melakukan itu hah? Kau mau membuatku mati?” teriak Firo sambil mengibas-ngibaskan tangannya tepat didepan hidungnya. “Kau makan apa tadi? Kenapa nafasmu tak enak sekali baunya....” lanjutnya sambil mengerutu.
Diana yang tak merasa berdosa itu, mengaruk kepalanya dengan terkekeh kecil. “Tadi aku cuman makan pecel lele sama sayur pete kak! Uhh... enak bener, lain kali aku kirimin sayur pete deh ke kakak! Kakak harus coba deh... pasti langsung ketagihan.” Jelas Diana mengebu-gebu sekaligus sangat antusias.
Mendengar penjelasan itu, Firo seakan-akan, akan muntah pada saat itu juga. Sekujur tubuhnya langsung merinding kala mendengar kata 'pete'.
“Tidak usah kau kirimkan itu!” ketus Firo menatap sinis Diana.
“Loh kenapa kak?” tanya Diana bingung.
“Asal kau tau saja! Aku sangat alergi dengan makanan itu, hihh. Mendengarnya saja sudah membuatku jijik....” timpal Firo yang lagi-lagi merasa merinding.
“Astaga!!” pekik Diana yang langsung membungkam mulutnya.
“Mengapa kakak mengatakan itu? Kakak seharusnya mencoba dulu sambal pete oseng yang sedap itu! Asal kakak tau saja, makanan itu adalah makanan kesukaanku! Apalagi jika petenya digoreng trus ditotol pake sambel. Uhhh... makin terasa sedapnya....” jelas Diana sambil menghayati ketika berbicara.
Hal itu membuat Firo bergidik ngeri menatap gadis itu, ia benar-benar yakin pada dirinya jika Diana bukanlah tipe idealnya. Bahkan makanan yang disukai gadis itu, sangat dihindari olehnya.
“Aku tak perduli jenis makanan kesukaanmu! Karena hal itu tak penting bagiku!” ucap Firo acuh dengan nada ketusnya.
Tiba-tiba Diana langsung berdiri dari duduknya, kemudian langsung menatap Firo sambil berkecak pinggang.
“Apa kau?” sungut Firo menatap aneh Diana.
“Tentu saja kakak haru tau makanan kesukaanku kak! Karena hal itu benar-benar penting.” Tekan Diana.
Firo menukikan kedua alisnya dengan wajah bingung. “Penting dari mananya? Dari hongkong? Italia? China? Amerika? Papua nugini?” cecar Firo.
Diana tak langsung menjawab, gadis itu malah melengokkan tubuhnya sambil mengibaskan rambut kuncir itu dengan gaya manjanya.
“Ya tentu saja penting, karena sebentar lagi kan kita akan menjadi pasangan suami istri setelah aku lulus kuliah dan bekerja untuk menafkahimu!” ucap Diana dengan percaya dirinya.
Hal itu langsung membuat Firo menganga ditempatnya. Dan menatap Diana dengan tatapan tak percaya.
'Kapan mereka akan datang? Bisa-bisa aku dibuat gila gara-gara kelakuan bocah super aneh ini!' batin Firo yang sangat tertekan dirinya.
“Kenapa kakak diam? Pasti kakak langsung terpana kan? Setelah mendengar ucapanku tadi? Pasti kakak langsung membatin jika aku ini sangat keren,” ucap Diana yang masih dengan kepercayaan dirinya. Bahkan urat malunya saja sama sekali tak terlihat.
“Hahhhh....”
Dengan gusar Firo berjalan melewati Diana begitu saja. Lelaki itu lebih memilih mendudukan dirinya disofa sambil memijit kepalanya yang terasa berdenyut.
“Sudah pusing karena masalah pekerjaan. Ini malah ditambah masalah bocah aneh!” gerutu Firo benar-benar merasa frustrasi.
Diana yang melihat itu tentu tak mau diam saja, gadis itu juga lebih memilih duduk disofa tepat disamping Firo.
Melihat hal itu, Firo pun langsung menggeser tubuhnya agak menjauhi Diana. Untung saja sofa itu agak panjang.
“Kenapa kakak menjauh?” tanya Diana dengan polosnya.
“Aku tak ingin dekat-dekat denganmu! Kau sangat bau!” ucap Firo sambil menutup hidungnya.
Diana yang mendengar itu tentu langsung mengendusi bagian tubuhnya yang terjangkau. “Mana ada bau kak? Ini mah tubuh aku wangi banget! Wangi strawberry malah... coba cium deh!”
Diana mencoba mendekati Firo kembali, namun lagi-lagi Firo menghindarinya.
“Jangan coba-coba kau!” peringat Firo.
“Tapi kak–”
“DIANA!”
Perkataan gadis itu terjeda kala mendengar suara teriakan yang memanggil namanya.
Diana pun mengalihkan pandangannya kearah sumber suara tersebut. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat sosok kedua orangtuanya yang sudah berdiri didepan pintu kamar Firo. Bahkan bukan hanya kedua orangtuanya, melainkan seisi rumah itu juga tengah berada disana.
“Loh? Kok ada mama, papa, kakak, dan yang lainnya...? Ada apa ini? Ada maling ya?” ucap Diana bertanya-tanya yang isi kepalanya seolah-olah masih loading.
Eva sang mama, yang merasa geram itu langsung mendekati putri bungsunya dengan langkah yang dihentak-hentakan. Terlihat sekali pancaran kemarahan yang ada diraut wanita paru baya yang masih terlihat awet muda itu.
“Anak ini benar-benar....”
Saat sudah mencapai dimana putrinya berada, Eva pun langsung menjewer telinga Diana tanpa ampun. Alhasil membuat gadis remaja itu terpekik kesakitan.
“Aaaaa... mama...! Sakit kuping Diana....!” pekik Diana histeris.
°°°°
—🧸🐾-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Keyboard Harapan
hadir kembali kaka
2023-03-10
0
auliasiamatir
rlrasain tuh diana
2023-02-02
1
auliasiamatir
kalau anak ku, udah aku pites itu
2023-02-02
0