🍄🍄🍄
-
-
-
Kini Dafa mengalihkan tatapannya kearah Clara, tatapan itu begitu berbeda dengan tatapan yang ia berikan kepada Mita. Tatapan yang begitu lembut dan mendamba, sedangkan tatapan yang ia berikan kepada Clara. Hanya sebuah tatapan datar nan terkesan tak tertarik. Hal itu tentu membuat Clara menyadari jika ada sesuatu diantara Mita dan juga pria itu.
Bahkan Clara sempat dibuat terpesona saat melihat ketampanan dari seorang Dafa, yang belum ia ketahui identitasnya itu. Namun Clara nampak familiar dengan wajah nan rupawan pria itu.
'Boleh juga laki-laki ini. Tampannya setara dengan ketampanan Fadli... dilihat dari gaya pakaiannya pun sepertinya pria ini orang kaya?' gumam Clara nampak menelisik gaya berpakaian Dafa.
“Oh iya tuan, mengapa anda tak menjawab pertanyaan saya? Apakah pertanyaan saya begitu sulit? Sehingga anda tak bisa menjawabnya?” tanya Clara dengan nada mengejek.
“Apakah jawaban saya begitu penting untuk anda?” kini Dafa yang melontarkan pertanyaan.
“Apa?” nampak Clara sedikit bingung.
Dengan gaya coolnya, Dafa menyelipkan kedua tangannya disaku celananya. “Anda mengaku jika anda merupakan teman dokter Mita kan?”
Sejenak Clara mengangkat sebelah alisnya, karena pria yang ada didepannya itu terus memberikan pertanyaan yang membuatnya kebingungan. “Ya... saya memang teman dokter Mita, bahkan kami hampir saja bertemu dan saling mengobrol!” jawab Clara percaya diri.
Sedangkan Dafa yang mendengar itu terkekeh kecil, bahkan sampai kecilnya suara kekehan itu sampai tak terdengar. “Jika anda memang temannya dokter Mita, maka anda pasti tau jika saya dan dokter Mita menjalin sebuah hubungan. Entah hubungan pertemanan atau percintaan?” sejenak Dafa menghentikan ucapannya. “Lantas mengapa anda masih bertanya jika memang anda adalah teman dokter Mita?”
Kini pertanyaan itu begitu menohok sehingga membuat Clara terdiam membeku.
“Oh! Mungkin anda masih belum akrab ya dengan dokter Mita?” Dafa mencoba menebak. Namun perkataan itu seperti meledek bagi Clara.
“Ehem! Kalau memang anda tak ingin mengatakannya, yasudah! Saya tak apa jika pertanyaan saya tak dijawab!” ucap Clara yang tak tahu harus menjawab pertanyaan itu seperti apa, ia akhirnya beralih menatap Fadli yang ada disampingnya.
“Mari dokter Fadli, kita berdua masuk terlebih dahulu!” ajak Clara yang pada saat itu Fadli tengah melamun sambil menatap Mita.
Clara yang bingung dengan keterdiaman itu, ia pun mengikuti arah pandang tersebut. Dan betapa terkejutkan ia saat arah pandang itu langsung menunjuk kearah wajah Mita, sang saingan yang membuatnya kesal setengah mati.
“Bisa-bisanya dia lagi... dia lagi....” gerutu Clara mendengus kesal.
Tak ingin membuat pria incaranya terus menatap wanita lain dan bukan dirinya, ia pun langsung mengalihkan pandangan itu dengan cara menepuk bahunya.
“Dokter Fadli! Dokter Fadli! Mengapa anda diam saja? Apakah anda mendengar suara saya?” panggilnya dengan suara yang agak dikencangkan.
Tentu Fadli langsung tersadar dari lamunnya, “Eh? Iya saya mendengarnya.”
“Bagaimana kalau kita berdua masuk terlebih dahulu dokter Fadli? Sepertinya dokter Mita masih ingin mengobrol dengan teman prianya....” ucap Clara sambil melirik sinis kearah Mita.
“Begitukah?” monolog Fadli kembali menatap Mita, “Apakah dokter Mita masih ingin mengobrol disini? Atau ikut kami berdua masuk kedalam?” ujar Fadli bertanya pada Mita.
“Oh? Maaf dokter Fadli, terimakasih atas ajakkannya... namun saya masih ingin disini sejenak, nanti setelah saya selesai dengan urusan saya. Maka saya akan menyusul anda berdua didalam!” jawab Mita sambil mengaruk kepalanya merasa kikuk.
“Hem, baiklah jika seperti itu. Kalau begitu kami permisi dulu....” sejenak Fadli mengalihkan pandangannya kearah Dafa, yang saat itu juga Dafa tengah menatapnya.
Keduanya saling berpandangan agak lama, namun setelahnya saling menganggukan kepala tanpa saling bersuara. Hal itu hanya digunakan sebagai basa-basi saja.
“Mari dokter Mita... kami permisi dulu....” kata Clara dengan nada yang dibuat meledek, karena dirinya berhasil membuat Fadli berjalan berdampingan dengannya.
Dengan menahan kekesalannya, Mita menunjukan senyum keterpaksaannya. “Ya dokter Clara....” jawab Mita.
Saat Fadli dan Clara sudah beranjak dari sana, kini kedua sahabat itu, kembali berdua saja.
Mita yang tadi tengah menahan rasa kekesalnya terhadap sahabatnya itu, akhirnya melampiasakannya dengan memukul lengan Dafa. Bahkan pukulan itu tanpa adanya jeda.
“Aw! Aw? Baby... mengapa kamu memukulku seperti ini....”
Mita menghentikan aksinya, lalu menatap tajam pria itu. “Beba, bebi... lagi-lagi ini gara-gara kamu. Kan sudah aku peringatkan! Jika kamu jangan memanggilku seperti itu lagi. Orang lain yang mendengar pasti akan salah sangka! Seperti barusan!” Mita menghela nafasnya lalu memijit pelipisnya.
Dafa hanya cengegesan saja menanggapi omelan itu, karena baginya, dengan menatap wajah kekesalan Mita sudah membuatnya senang.
“Hehe, maaf ya... sudah kebiasaan....” ujar Dafa.
“Hahhh... sudahlah, aku sudah terlambat beberapa menit gara-gara kamu! Sekarang aku mau masuk dulu! Beyy....”
Mita mulai beranjak dari tempatnya dan mulai berjalan masuk kedalaman rumah sakit. Bahkan ia sampai lupa berterimakasih kepada sahabatnya itu.
Namun Dafa merasa tak keberatan sama sekali, pria itu malah tertawa sambil mengelengkan kepalanya, menatap punggung sang sahabat yang sudah berjalan menjauhinya. “Dari tadi kayaknya aku terus yang disalahkan....”gumamnya diselinggi kekehan kecil.
“Aku masih menunggumu Mita....” gumamnya lagi.
°°°°°
Disisi lain, nampak Fadli yang saat ini tengah melakukan pemeriksaan kepada pasien yang kemarin melakukan operasi, yang kala itu disebabkan oleh usus buntu.
Namun entah apa yang dikerjakan oleh dokter itu, karena sejak tadi pikirannya ditempat lain sehingga membuat pekerjaannya jadi tertunda. Hal itu membuat seorang suster yang tengah menemani dirinya yang tengah melakukan pemeriksaan itu menjadi bingung.
“Dokter Fadli?”
Akhirnya suster tersebut memanggil Fadli sambil menepuk punda pria itu. Hal itu membuat Fadli tersentak karena dirinya yang tengah melamun, sehingga membuat alat pemeriksaannya jatuh berserakan begitu saja dilantai.
“Eh?” dengan linglung Fadli memunguti alat pemeriksaannya dengan tergesa, dibantu oleh suster tersebut yang menatap Fadli dengan tatapan aneh. Aneh karena suster itu baru pertama kali melihat Fadli yang tak perfesional dalam bekerja.
“Kenapa dokter? Apa yang sedang dokter pikirkan?” tanya suster itu.
“Hah?” beo Fadli menatap suster itu dengan bingung.
“Saya bertanya kepada dokter, mengapa sejak pemeriksaan pertama anda melamun sejak tadi? Apakah ada yang sedang anda pikirkan, sehingga membuat pikiran anda terganggu?” ucap suster itu mengulangi pertanyaan dengan sabar.
Fadli tak langsung menjawab, dokter muda itu berdehem sejenak, lantas kemudian berdiri dari jongkoknya.
“Ehem! Tidak ada yang sedang saya pikirkan,”
“Lantas? Mengapa anda melamun? Bahkan anda dan saya hampir dua jam lebih, diruangan ini loh dok?” suster itu bertambah bingung.
Mendengar itu, Fadli pun langsung mengecek jam yang ada ditangannya. Pria itu langsung melotot kala melihat jam yang sudah waktunya beristirahat.
“Oh yaampun, mengapa kamu tak memberitahu saya? Sekarang kamu bisa istirahat sekarang. Biar saya yang melanjutkan sisa pekerjaan.”
“Tapi dokter?” suster tersebut nampak meragu.
“Tidak apa-apa, saya tak akan melamun lagi. Jadi, kamu tak perlu menhwatirkan saya.” Ujar Fadli sambil tersenyum ramah kepada suster itu.
“Emmm, yasudah kalau begitu. Saya permisi dulu ya dokter!”
“Ya... selamat beristirahat!” timpal Fadli yang masih menunjukan senyum ramahnya.
Fadli pun langsung menghembuskan nafas lega saat melihat suster itu sudah menjauh dari tempatnya, “Apa yang sedang aku pikirkan tadi...?” gumammnya sambil mengingat-ingat sesuatu yang membuat dirinya menjadi tak fokus dalam bekerja. Dan yang melintas dalam pikirannya hanya wajah Mita saja, dengan sosok pria yang tadi pagi bersama wanita itu.
“Fokuslah Fadli! Jangan memikirkan hal-hal konyol dan tak penting seperti itu!” monolongnya sambil menekankan kata tersebut pada dirinya.
-
-
-
🍄🍄🍄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
red_rubby
jangan lupa feedback ya 🙏
aku tunggu kehadiran mu
2023-02-27
0