🍄🍄🍄
-
-
-
“Selamat siang dokter Fadli....”
Fadli yang mendapat sapaan itu menoleh kesamping, dimana ada dua orang dokter yang satu seorang dokter perempuan dan yang satu dokter laki-laki namun usianya sudah terlihat menua, atau bisa dibilang merupakan senior dokter rumah sakit itu.
“Oh? Ya selamat siang dokter Haris dan dokter Ana....” jawab Fadli yang seperti biasanya lelaki itu akan menunjukkan senyum khasnya kepada orang yang ditemuinya. Dengan menundukkan kepala sebagai rasa hormat kepada orang yang lebih tua darinya.
“Apakah anda akan menuju kekantin dokter?” tanya dokter perempuan tersebut yang bernama Ana.
“Ya dokter Ana, karena kebetulan saya baru menyelesaikan pekerjaan saya.” Jawab Fadli.
Ana tersenyum mendengarnya, “Oh! Kebetulan sekali rupanya, kami juga akan makan siang dikantin karena baru menyelesaikan pekerjaan kami.”
“Begitukah?” timpal Fadli.
“Ya, apakah tak keberatan jika kami makan siang bersama anda?” tanya dokter Haris.
“Tentu saja mengapa tidak.” Jawab Fadli langsung, yang kemudian mendapatkan tepukan bahu dari dokter pria paru baya itu.
°°°°
Sesampainya dikantin rumah sakit, ketiga dokter itu makan dalam satu meja. Tentu ketiganya tengah fokus pada makanan yang ada didepan mereka dan tak ada percakapan selama mereka makan.
Namun saat ketiganya sudah selesai menghabiskan makanan mereka, dokter yang bernama Haris itu memulai percakapannya.
“Dokter Fadli, sepertinya saya ingin menyita sedikit waktu anda. Mungkin sekitar lima menit karena ada hal penting yang ingin saya bicarakan kepada anda!”
Fadli mengalihkan atensinya kepada dokter paru baya itu, “Ya tak apa dokter Haris, silahkan jika itu memang benar-benar penting.”
Dokter Haris tersenyum mendengarnya, “Terimakasih....”
Namun saat dokter paru baya itu tengah berbicara, atensi Fadli kembali teralih kepada sosok perempuan yang baru saja masuk kedalam kantin. Sosok perempuan itu adalah Mita yang juga sedang memesan makanan bersama teman-teman perawat dan dokternya.
Fadli terus menatap setiap Mita berada, sampai wanita itu duduk disalah satu meja disana, tepatnya disamping meja Fadli. Entah kebetulan atau apa. Wanita itu juga menatap kearahnya yang membuat dokter muda itu sedikit tersentak karena tak menyangka jika wanita itu akan balik menatapnya.
'Apa aku terlalu memperhatikannya?' gumam Fadli.
Namun ia mencoba mengalihkan kembali pandangannya kearah Mita, yang pada saat itu Mita masih menatap kearahnya. Dirinya tak menyangka akan mendapat respon yang baik dari wanita itu, yang mana wanita itu melemparkan senyuman kepadanya. Senyuman yang selalu diberikan kepadanya ketika mereka saling bertemu pandang.
Ia pun tak lupa membalas senyuman itu dengan senyuman yang sedikit kikuk, karena merasa malu kepada wanita itu. Malu karena ketahuan tengah menatapi wanita yang ada disamping mejanya.
“Dokter Fadli?!”
Sebuah suara kembali membuat dirinya tersentak, ia pun kemudian mengalihkan pandangannya kembali kearah dokter paru baya itu.
“Ya dokter Haris?”
“Apa anda mendengar perkataan saya barusan? Mengapa anda tak menjawab pertanyaan saya?”
Lagi-lagi Fadli merasa malu, karena lupa dirinya saat ini sedang bercakap-cakap kepada orang yang ada didepannya.
“Oh! Maafkan saya dokter Haris, pikiran saya teralih sedikit tadi. Jadi saya tak mengetahui apa yang anda ucapkan barusan,” jawab Fadli yang sedikit merasa bersalah.
Nampak dokter paru baya itu tengah menghela nafasnya, terlihat sekali jika pria paru baya itu tengah menahan kekesalannya. Dan hal itu tentu disadari oleh Fadli.
“Maafkan saya dokter Haris!” ujar Fadli mengulangi ucapannya.
“Oh! Tidak apa-apa dokter Fadli, saya memaklumi jika anda pasti sedang memikirkan pekerjaan anda!” timpal dokter Haris dengan menampilkan senyum paksanya.
“Baiklah saya akan mengulangi pertanyaan saya,”
“Saya akan mendengarkan!”
“Begini, disini saya sebagai kepala keluarga dikediaman saya ingin mengundang anda sebagai tamu penting kami, diacara ulang tahun pernikahan saya dan istri saya! Itung-itung sebagai perwakilan dirumah sakit ini. Karena saya hanya akan mengadapak pesta kecil-kecilan saja. Tentu hanya sebagai orang yang saya undang saja!”
Mendengar itu, Fadli berfikir sejenak. “Mengapa anda tak mengundang dokter Albaret sebagai perwakilan rumah sakit ini dokter? Beliaukan merupakan orang terpenting disini. Dan tentu tak lebih penting dari saya!” jelas Fadli.
“Hahaha, kebetulan saya juga mengundang dokter Albaret diacara kami. Namun saya juga ingin mengundang anda, karena kebetulan anak bungsu saya sangat menyukai anda! Anda pasti masih ingat kan? Anak saya yang anda tangani sewaktu terkena usus buntu dan harus dioperasi?”
Fadli nampak terdiam sejenak untuk mengingat, “Hemm, apakah nama anak dokter Haris bernama Claudia?”
“Ya, hahahah betul sekali, itu nama anak bungsu saya.” Jawab Haris sambil tertawa.
Mita yang sedari tadi menguping pembicaraan tersebut karena tempat duduk mereka sangat dekat, sungguh merasa dibuat penasaran. Apalagi saat ia mendengar jika pria pujaannya disukai oleh wanita lain, entah mengapa hatinya menjadi panas.
“Bagaimana dokter Fadli! Apakah anda mau menerima undangan dari pria tua ini?” tanya Haris kepada Fadli.
Fadli yang sebenarnya ingin menolak namun tak bisa ia lakukan, dirinya tak ingin menjadi orang yang tak sopan kepada dokter tersebut. Karena bagaimana pun mereka pasti akan saling bertemu mengingat mereka bekerja dalam satu rumah sakit. Tentu akan merasa canggung jika ia menolaknya.
“Baiklah dokter Haris, saya akan datang keacara anda!” ujar Fadli.
Hal itu membuat Haris dan Ana yang mendengarnya merasa senang.
“Terimakasih dokter Fadli, kami akan menunggu kedatangan anda!” timpal Haris.
“Baiklah karena waktu istirahat telah selesai, bagaimana kalau kita kembali menyelesaikan pekerjaan kita yang tertunda?” ajak dokter Ana.
Fadli menjawab ucapan itu dengan menganggukan kepalanya saja. Kemudian ketiganya langsung beranjak dari tempat itu dan keluar dari kantin dengan berjalan bersama.
Mita yang sedari tadi terus mengamati Fadli itu sampai tak fokus pada makanannya. Hingga saat teman-temannya sudah selesai menyelesaikan makanan mereka, Mita pun langsung mendapatkan teguran dari mereka.
“Mita! Kami sudah selesai makan, mengapa makananmu masih utuh begitu?” tanya salah satu teman Mita.
Mita tersentak, wanita itu langsung melirik kearah piring makanannya. “Oh yaampun! Sepertinya aku kebanyakan berfikir!”
Keempat teman Mita langsung mengeleng ketika mendengar ucapan wanita itu.
“Dasar kamu Mita... Mita....”
“Hehehe....” Mita mengaruk kepalanya merasa kikuk. “Kalian bisa kembali lebih dulu, biar aku disini menyelesaikan makananku!” ucap Mita.
“Beneran nih? Kami tinggal?”
Mita langsung mengangguk, “Ya... aku akan menyusul nanti setelah selesai makan.”
“Baiklah kalau begitu, kami tinggal dulu ya....”
“Iya... sana-sana!” jawab Mita seolah mengusir teman-temannya.
Setelah teman-temannya sudah beranjak dari sana, Mita pun segera beranjak dari duduknya dan berjalan keluar dari kantin. Dirinya berniat untuk menemui Fadli terlebih dahulu, karena seperti biasa ia akan puas-puas menatapi wajah tampan itu sebelum ia melakukan pekerjaannya. Bisa dibilang untuk mengisi energinya biar lebih semangat.
Walau kadang-kadang wanita itu selalu curi-curi pandang saat Fadli tengah sibuk dalam pekerjaannya. Namun hanya dengan itu saja sudah membuat Mita merasa puas.
Sambil bersenandung ria dalam berjalan menuju ruangan Fadli, pandangan Mita tak sengaja melihat sosok wanita yang tadi tengah berbincang dengan sang pria pujaannya dikantin itu. Wanita itu tengah melakukan panggilan dihanpone gengamnya ditempat yang agak sepi orang. Mita sebenarnya agak acuh dengan wanita itu dan ingin melewati wanita itu begitu saja.
Namun saat pendengarannya tak sengaja mendengar percakapan wanita itu, Mita pun mengurungkan niatnya untuk meninggalkan tempat tersebut.
“Clara adikku tersayang... kakak sudah melakukan permintaanmu sayangku. Jadi, rencana selanjutnya kau yang akan melakukannya. Persiapkan rencanamu dengan baik ya? Sayangku....”
Begitulah yang didengar oleh Mita, yang tentu membuat dirinya bertanya-tanya sekaligus merasa curiga.
-
-
-
🍄🍄🍄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
@Kristin
Vote sudah meluncur ya...semangat up nya💪🥰.
2023-02-27
0
Aziza
Wah Saingan Kamu Loh mit 😄
2023-01-29
0