RYKT Part 3 Penolakan Ayle

# Rahim Yang Ke Tiga

# Part 3

Happy Reading...

Aninda mendudukkan tubuhnya disofa diruang tengah

dengan kesedihan yang mendalam. Kecewa tentu ada, Marah sama siapa? Ia Benci dirinya sendiri. Mengapa Takdir ini harus jatuh kepadanya. Mengapa penyakit itu harus ada sebelum dia memberi Anak Arka. Mengapa?

Aninda menatap Bingkai foto pernikahannya dengan Arka 12 tahun yang lalu. Disaat itu, ia masih mampu menunjukkan wajah bahagianya, begitu pula Arkana. Kebahagiaan mereka masih Asri dan tidak ditutupi, Namun itu dulu. Sekarang kebahagiaannya hanyalah bayangan semu.

Seteleh 5 tahun menikah ia tak kunjung hamil. Dan dirinya juga divonis kanker Serviks hingga rahimnya harus diangkat. Aninda Merasa Hidupnya tidak lagi sempurna. Buat apa? Bukankah Kodrat Reproduksi Seorang wanita adalah Hamil, Melahirkan, dan menyusui? Lalu ia? Sudah tidak bisa lagi.

"Sayang..." Ucap Arka menghampiri istrinya dan ikut mengambil tempat duduk disampingnya. Arka pun ikut merasakan apa yang tengah dirasakan Wanita yang amat dicintainya seteleh Ibu dan adiknya.

"Apa aku tidak pantas ya Ar, mempunyai anak darah dagingmu?" Lirih Aninda. Tetesan Air mata langsung jatuh dipipinya mengalir mengiringi Kesedihan hatinya.

"Jangan bicara seperti itu. Itu tidak benar. Jika bukan darah dagingku, kita bisa mengadopsi Anak orang lain, kan?" Jawab Arka mengusap Air mata diwajah polos tanpa make up itu.

Aninda menggeleng. "Ayah dan ibu ingin anak kandungmu, begitu juga denganku!" Kilah Aninda.

"Jangan fikirkan ayah dan ibuku, sayang... Kita sudah berusaha, Namun tuhan berkehendak lain. Apa boleh buat?"

"Tapi Ayle, dia sampai sekarang juga belum hamil, Ar..." Ucap Aninda.

Wanita itu pun masih penasaran, dan tak percaya, Ayle sampai sekarang tak kunjung hamil. Dua tahun sudah penantiannya. Siapa sebenarnya yang salah disini?

"Soal Ayle--"

"Kurasa sebenarnya bukan kita yang bermasalah Nin. Tapi Arkalah yang tidak beres!" Ucap Ayle yang baru saja menuruni anak tangga paling bawah dan menghampiri mereka.

Arkana Tersentak kaget mendengarnya. Ayle menyalahkan dirinya? Berani sekali.

"Apa maksudmu?" Sentak Arka berdiri. Begitu juga Aninda.

"Aku faham, sekarang Aninda memang Tidak bisa hamil. Tapi kamu ingat, sebelum Anin sakit, 5 tahun lebih kalian menikah, Namun Anin tak kunjung Hamil. Dan sekarang Aku. Bukan tidak mungkin Kamu yang tidak Subur Ar?" Jawab Ayle tanpa dosa.

Jujur saja, ia lelah dengan Pria itu yang terus saja menyalahkannya. Dia kan bukan Tuhan yang menciptakan manusia dan memberinya nyawa. Dia juga wanita biasa yang setelah berusaha, Maka akan dipasrahkan sama sang pencipta alam.

Ayle mendengus kesal.

Arkana manatap tajam Istri mudanya yang Ucapan nya kelewat batas. Begitu pula Aninda yang tidak menyangka, Sahabatnya bisa mempunyai pemikiran seperti itu.

"Jaga ucapanmu, Ayle. Saya subur! Kamu tidak ingat, Dokter mengatakan Saya Sehat dan Subur!"

"Oh ya? Apa buktinya sekarang? Inseminasi buatan kita gagal terus!" Kilah Ayle tak mau kalah. "Dua Rahim telah kamu Coba, Hasilnya apa? Kosong...!" Imbuhnya diakhiri dengan nada mencemoh.

Arka semakin Murka mendengar Ucapan Ayle yang meragukan Kesuburannya. Jelas-jelas berkali-kali Dokter mengatakan Kalau ia subur. Itu hanya masalah waktu saja.

Arka yang hendak membantah tuduhan Ayle langsung dihentikan oleh Suara Aninda.

"Cukup kalian berdua!! Arka... Aku bukan meragukanmu. Namun yang dikatakan Ayle ada benarnya juga! Kamu telah gagal 2 kali, Ar..." Ucap Aninda membenarkan Ungkapan Sahabatnya.

Arka sudah gagal, bukan hanya sekali. Apakah benar ia subur? Atau ada masalah lain? Sebenarnya yang bermasalah Arka, atau Ayle? Aninda benar-benar Ragu sekarang. Apakah suaminya?

"Mengapa kamu bicara seperti itu, sayang?"

"Sebenarnya Kamu sehat atau tidak sih, Ar?" Lirih Aninda yang membuat Pria itu Frustasi setengah mati.

Harus dengan Cara apa ia membuktikan dirinya, Bahwa Tubuh Kekarnya itu Sehat jiwa dan Raga. Hanya batinnya yang Tersiksa akibat Setiap hari kenal Mental.

"Harus dengan apa aku membuktikanya sayang?" Tanya Arka Frustasi.

Ia menghela Nafas panjang dan mengeluarkannya. Menatap Wajah wanita yang 12 tahun itu menemaninya dalam Suka dan duka.

Aninda nampak terdiam sejenak, memikirkan mantap kalimat yang akan ia Lontarkan.

"Buktikan Kalau kamu Sehat dan Subur. Buktikan kalau kamu bisa memberikan Kita anak!"

"Maksudnya?"

"Cari Rahim yang ke Tiga, yang terakhir untuk membuktikan Kamu subur!"

.

.

.

Braaakkk

Terdengar Suara gebrakan meja yang langsung membuat Kedua orang didekat Arka tersentak Kaget.

Arka Frustasi dan Marah, saat mengingat Kembali Perdebatannya dengan Kedua Istrinya yang berani meragukannya. Dirinya Subur, Arka akan membuktikan. Dengan Alina, Ia akan buktikan bahwa Alina Bisa memberikan anak untuknya.

"Ada apa tuan?" Tanya Asisten Vino.

Arka menggeleng Keras. "Tidak."

"Siapa nama kamu?" Tanya Arkana melirik Sekilas Gadis berusia 19 tahun itu. 19 tahun? Masih kecil sekali untuk ia jadikan Istri.

"Alina Anandyra..."

"Kamu kuliah?"

"Tidak, tuan. Saya hanya lulus SMA."

"Bekerja?"

"Iya tuan. Direstauran tak jauh dari rumah!" Jawab Ayle capek. Ia lelah menjawab Serangkaian pertanyaan singkat-singkat itu. Pria itu sudah seperti Wartawan yang mencari Berita.

Atau bahkan dirinya adalah penjahat yang tertangkap polisi dan Arka yang mengintrogasi.

"Sebagai ap--...?"

"Tuan, Sebenarnya tuan ingin menjadi pengusaha atau Wartawan?" Celetuk Asisten Vino memotong.

Ia pun merasa Tidak Nyaman dengan Pertanyaan-pertanyaan itu. Jika tuannya mau kan, dirinya juga bisa mencari tahu sedetail mungkin.

Arka mendengus kesal.

"Berapa uang yang kamu butuhkan untuk membayar Hutang ayahmu?" Tanya Arkana beralih menatap Alina.

"Em... Satu Miliar, tuan." Jawab Alina pelan, gadis itu menunduk.

"Tebusan ibumu?"

Alina menggeleng pelan.

"Saya akan membayar semua hutan ayahmu! Tapi dengan Satu Syarat. Berikan Saya Anak, dalam jangka Waktu Satu Tahun!" Tawar Arka.

Alina terkejut mendengar Tawaran Tuan Arka. Jujur ia kan tidak meminta Apapun sebagai balasannya. Itu adalah janjinya saat dikejar Pria botak itu.

"Saya tidak perlu itu, tuan!" Tolak Alina.

Arka tersenyum Sinis. Ia berfikir penolakan Alina itu hanya Tak tik. Semua Wanita itu kan butuh uang, dan hidup tenang. Seperti waktu ia menyewa Rahim Ayle. Tanpa Batas jangka waktunya, namun Rekening Ayle pun tak terbatas jumlahnya.

"Saya tidak Suka gratisan!" Tegas Arkana.

"Nona, Sebaiknya anda menurut saja!" Ucap Asisten Vino melerai mereka berdua.

Alina sebenarnya ingin membantah lagi, namun diurungkan ketika menyadari Arkana menatap tajam padanya.

"Besok, saya akan datang lagi! Malam ini kamu bisa tidur diApartemen ini Sementara waktu!" Titah Arkana kemudian berdiri diikuti Asistennya.

"Baik " Jawab Alina Singkat.

Alina mengantar Arka dan Asisten Vino sampai Depan pintu. Setelah memastikan keduanya pergi, Alina pun masuk kembali. Ia masuk kedalam kamar yang sudah dipersiapkan Oleh Asisten Vino tadi. Alina Terkesima saat membuka pintu kamar dan melihat Isinya yang serba "Wah". Ia Menjatuhkan Tubuhnya diatas ranjang empuk yang pertama kali di Rasa.

Sangat Berbeda rasanya dari ranjang kecilnya dirumah. Mata Alina terpejam menikmati, menerawang Jauh dan mencerna Peristiwa yang terjadi dalam hidupnya hari ini.

.

.

.

.

.

"Kamu sudah mendapatkannya?" Tanya Aninda Tak percaya. Baru tadi pagi ia Menyuruh, Malamnya langsung dapat. Luar Biasa memang Suaminya.

Arka hanya menganggukkan pelan kepalanya.

"kuharap Ini yang terakhir ya Arka! Segera Nikahi dia, Aku ingin tahun depan kita punya anak... ." Pinta Aninda Penuh Harapan. Bagaimana Arka bisa Menolak keinginan Wanita itu?

"Tapi ada satu hal lagi! Aku ingin, Kamu sentuh dia!" Imbuh Aninda Pelan. Ia sebenarnya tak rela.

"Maksudnya apa?" Arka bukan tak paham. Ia jelas sangat paham.

"Tiduri dia, sampai dia hamil!"

"Kamu sudah gila ya? Kita akan melakukan Inseminasi Buatan lagi!" Ucap Arka dengan Suara tegasnya. Cukup Hanya Aninda yang ia sentuh. 1 Wanita saja.

"Prosesnya lama Arka! Aku ingin segara punya anak!"

Arka benar-benar tak habis fikir dengan Istri pertamanya. Namun melawan Aninda, Arka rasanya tidak mampu. Ia hanya menurut.

"Gimana dengan Ayle?" Tanya Arka.

Ayle? Aninda lupa, status Sahabatnya kan masih Madunya. Tidak mungkin Arka akan punya 3 Istri.

"Apa aku Talak Saja dia sekarang?" Tanya lagi Arka. Aninda nampak masih memikirkan Nasib sahabatnya yang malang.

"Aku tidak Mau diTalak!"

Bersambung...

*

*

*

Note : Tinggalkan Jejak jika Suka dengan Karya Receh ini! Like, Fav, And Komen jangan lupa...

Biar Othornya tambah semangat lagi, Tambahkan Vote and Rating 5 dan Ulasan yang bagus ya...wkwk.

Thank you...

Kembang Lopee Untuk Kalian, See you...😘❤️

Terpopuler

Comments

@ℛᎧʂʂᥱᥒᥡᥲrN⃟ʲᵃᵃ࿐

@ℛᎧʂʂᥱᥒᥡᥲrN⃟ʲᵃᵃ࿐

mau satu lelaki seperti arkana

2023-02-16

1

@ℛᎧʂʂᥱᥒᥡᥲrN⃟ʲᵃᵃ࿐

@ℛᎧʂʂᥱᥒᥡᥲrN⃟ʲᵃᵃ࿐

sabar boend

2023-02-16

0

NAHCAELN⃟ʲᵃᵃ࿐

NAHCAELN⃟ʲᵃᵃ࿐

Calon² antagonis nih si ayle

2023-02-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!