RYKT Part 2 Penawaran Rahim ketiga

#Rahim Yang ke Tiga

#Part 2.

Alina Menatap Dua Pria dewasa yang duduk didepannya. Hanya sekilas, Lalu Gadis itu kembali menunduk menautkan jari-jari tangannya. Ia menggigit-gigit kecil bibir bawahnya, mencoba menguasai Perasa'annya yang bergemuruh deg-deg, diselingi rasa ketakutan.

Alina mendongakkan kepalanya, mengumpulkan keberanian untuk menatap dua pria yang telah menyelamatkan nyawanya dari kejaran Anak buah tempat Terkutuk yang sangat Alina benci.

Flash back on.

Alina semakin mempercepat larinya, saat tenaganya mulai habis namun Pria botak dibelakangnya masih saja mengejar.

"Kelinci kecil, berhentilah..." Teriak Pria itu dari belakang.

Alina menggeleng keras. Tidak, ia tak boleh tertangkap. Kalau dirinya sampai tertangkap, apa jadinya masa depannya kelak? Ia tak boleh masuk kedalam Lumpur Hitam yang sama dengan Ibunya.

"Yatuhan, tolonglah aku. Aku janji, akan melakukan apapun, untuk orang yang kau utus untuk, menolongku..." Ucap Alin dalam hati.

Keringat ditubuhnya terus menetes membasahi tubuhnya seiring kakinya yang terus melangkah.

Sangking terburunya Alina berlari, ia tak melihat jalanan didepannya ada batu kecil yang membuat Sepatunya tergelincir.

"Ahhkkk" Pekik Alin terjatuh, telapak tangannya mencium Aspal jalan dan lututnya menekuk menahan beban Tubuhnya.

"Ketangkap kau..." Ucap Pria botak itu yang langsung menarik Tubuh Mungil Alina dan Mengunci tangannya kebelakang.

"Lepas!! Lepaskan aku brengsek!!" Sentak Alina memberontak.

"Diam! Kalau kau menurut, maka kau akan selamat!Ayah dan Ibumu juga akan dibebaskan!"

"Tidak mau... Lepaskan aku!! Aku tidak mau ikut ketempat Menjijikkan itu! Toloonnggg!!! Siapapun tolong Akuuu..." Teriak Alina dengan Suara Gentarnya. Berharap ada seseorang yang datang mendengar teriakkannya dan menyelamatkannya.

"Percuma kau teriak? Ini jalan sepi!"

Pria botak itu pun menarik Alina secara paksa.

"Tuhan, aku akan membencimu kalau sampai kau tidak menyelamatkanku!" Batin alina Putus asa.

*

*

Sebuah mobil hitam melintas dijalan yang sama dengan Alina. Dua pria dewasa berbeda tempat duduk, Yang satu dibagian kemudi, dan yang satunya duduk dijok belakang menatap jalanan dari kaca jendela yang nampak sepi.

Guna menghindari Kemacetan lalu lintas diwaktu pulang kerja ini, Sang pengemudi pun memberi usul untuk liwat jalur Pintas. Lumayan jauh, namun setidaknya sang bos tidak harus kena macet dijalan.

Arkana menatap Pepohonan disepanjang jalan yang dilewati. Fikirannya menerawang Jauh masalah yang terjadi diRumah tangganya yang tak kunjung selesai.

Shiittt!!!

Asisten pribadinya yang mengendalikan mobil tiba-tiba berhenti mendadak. Membuat Arkana hampir saja tersungkur kedepan kalau saja ia tak berpegangan pada Sandaran kedua kursi didepannya.

Ia mendengus kesal lantas memperbaiki posisi duduknya. "Kenapa kau berhenti mendadak?" Sentaknya.

"Maaf tuan."

"Ayo jalan lagi!" Ucap Arka dengan nada kesalnya lantaran Asisten pribadinya tak kunjung menjalankan Mobil.

"Tuan...Coba lihat kedepan sana." Asisten Vino menunjuk kearah jalanan didepannya dekat pohon.

Arka menyipitkan matanya menerawang kedepan. "Memangnya kenapa?"

"Sepertinya mereka penjahat, tuan! Gadis itu hendak diculik!"

"Sok tau kamu..." Ketus Arkana. Ia tak ingin terlibat apapun dengan urusan orang lain, masalahnya saja belum selesai. Bisa saja dua pria botak itu adalah suruhan orang tua gadis belia itu, karena gadis itu kabur dari rumah.

"Tuan, tapi saya kasihan! Sepertinya mereka memang penculik! Kalau tuan tidak mau menolongnya, biar saya saja!" Ucap Asisten Vino, tanpa menunggu jawaban dari Arka, ia pun langsung turun dari mobil dan Mengejar dua Pria botak yang menarik paksa Gadis tersebut kearah mobil hitam yang tak jauh dari mereka.

Bughh

Bughh

Dua tendangan dari arah belakang tepat mengenai Punggung dua pria botak itu. Keduanya tersungkur kedepan dan jatuh.

Alina yang syok pun menoleh kebelakang dan mendapati Sesosok Pria dewasa mengenakan Jas warna hitam.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Asisten Vino sedikit khawatir dengan gadis yang nampak ketakutan itu.

Alina mengangguk Cepat. Dewa penolongnya datang. Ia mengucapkan Seribu rasa terima kasih pada yang diatas.

"Jangan macam-macam!!" Sentak Vino menarik Alina dan melayangkan Tinjuan tepat dipipi kanan Pria botak A.

Bughh

Bughh

"Tuan Arka!" Asisten Vino tersentak kaget saat melihat Bosnya turun tangan.

"Mundurlah, bawa Gadis itu menjauh!" Titah Arkana yang sudah mengambil Ancang-ancang untuk berkelahi membasmi Dua preman kampung didepannya.

"Tapi tuan."

"Pergilah Vino!"

Asisten Vino pun menurut dan menarik tangan Alina yang sudah ketakutan melihat Live streaming bak Film laga didepan matanya.

Flashback off.

...~Rahim Yang Ke Tiga~...

*

*

"Tuan baik-baik saja?" Tanya Vino ikut meringis melihat Wajah bosnya yang beberapa bagian ada yang memar.

"Apa kau buta, hah? Mengapa kau masih bertanya saya baik-baik saja?" Sentak Arkana menatap Tajam Asistennya.

"Maaf, bos." Jawab Asisten Vino menunduk.

"Tuan.. Terima kasih, sudah menolong saya!" Ucap Alina pelan.

Arkana tak mengubris Ucapan Gadis yang duduk didepannya, terhalang Meja. Ia fokus pada Kompresan yang ia pegang untuk mengobati Memar diwajah akibat menolong Gadis Asing itu.

Jika Ia pulang, pasti Istrinya akan bertanya seribu kata. Arka tak ingin membuat Istri tercintanya dan Istri Pertamanya Khawatir dan Sedih.

Pria itu pun akhirnya membawa Alina ke Apartemen yang beberapa bulan lalu ia beli.

"Kalau saya boleh tahu, Siapa mereka? Suruhan Orang tuamu?" Tanya Asisten Vino penasaran.

Alina menggeleng. "Ayahku punya hutang kepada Bos mereka. Karena tak sanggup membayar, Akhirnya Aku yang dijadikan penebusnya! Aku tidak ingin bekerja ditempat La*nat itu! Makanya aku kabur!" Jelas Alina.

Kedua pria itu nampak Syok mendengarnya. Arka dan Vino sangat tak menyangka, ada Ayah yang tega menjerumuskan Putrinya kelumpur hitam.

"Aku sangat berterima kasih kepada kalian, tuan!"

Vino hanya mengangguk, sedangkan Arka menaikkan kedua alisnya sekejap. Pria itu lantas mengambil gelas air putih diatas meja dan meneguknya sampai tandas.

"Tuan..." Panggil Alina pelan. Ia teringat Sumpahnya tadi siang saat dikejar dua pria botak itu. Ia akan melakukan apapun untuk menebus rasa terimakasihnya. Apapun!

"Sebagai Rasa terima kasihku, karena tuan sudah menyelamatkan masa depanku! Aku mau tuan mengatakan, apa yang harus aku lakukan untuk membayarnya!"

Arka dan Vino tersentak kaget mendengar Kata-kata Gadis didepannya. Keduanya pun saling melempar pandang.

"Tuan, saya ingin bicara sebentar. "Bisik Asisten Vino, hanya dia dan Arka yang mendengar. Keduanya lantas berdiri.

"Kau tunggu disini!" Titah Arka Menuding Alina. Gadis itu langsung menunduk mengangguk.

Mereka pergi ke arah pintu Masuk apartemen dan berhenti didekat pintu.

"Tuan, bukankah ini kesempatan untuk tuan?" Tanya Asisten Vino hati-hati.

"Kesempatan Apa?" Tanya balik Arka dengan Nada mencurigai.

Vino menarik nafasnya perlahan dan membuangnya.

"Bukankah tuan sedang mencari Rahim baru untuk dibuahi? Gadis itu menawarkan Bantuan!" Ucap Vino yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Arkanan.

Gadis itu masih Kecil, yang benar saja. Kalaupun ia mau mencari wanita lagi seperti permintaan Istri pertamanya, Wanita yang sudah berpengalaman lah yang akan dipilih. Bukan gadis bau kencur seperti Alina. Apa yang akan ia katakan kepada Aninda nanti? Yang ada ia akan ditertawakan istrinya.

"Sepertinya Saya harus mencuci Otakmu yang sudah Ngawur!" Ketus Arkana.

"Tuan, tidak ada salahnya kita coba? Dia yang menawarkan sendiri."

"Dia masih kecil, bodoh! Kau tidak lihat, Usianya sangat jauh dibawahku!"

"Tuan, fikirkan baik-baik. Ini kesempatan emas untuk tuan. Siapa tahu, gadis itu bisa memberikan Tuan Arka seorang Penerus nama keluarga tuan?"

Ayolah, Vino hanya tidak ingin disuruh mencari Wanita untuk dijadikan Tempat pencetak anak untuk Bosnya itu. Sekarang sudah ada Ikan yang menawarkan dirinya sendiri, Kucing mana yang akan menolak?

Arka terdiam sejenak merenungi Usul Asistennya. Haruskah Ia menikah 3 kali? Hanya untuk mendapatkan Anak seperti keinginan Aninda, Wanita yang amat ia cintai. Aninda, ya, Karena Anindalah ia akan melakukannya. Mengabulkan Keinginan dan Impian Wanita itu mempunyai seorang Anak darah daging Arkana. Dan sekalian membuktikan bahwa Ucapan Istri-istrinya yang meragukan Kesuburannya tidaklah benar. Dia Sehat.

"Apa dia mau? Menyewakan Rahimnya untuk kubuahi? Aku sudah gagal dua kali." Tanya Arka Ragu.

"Saya bersedia Menjadi Rahim yang ketiga untuk membuktikan Tuan Sehat!" Ucap Alina Walau sedikit Ragu. Namun inilah bentuk rasa Terima kasihnya!

Arka dan Vino tersentak kaget mendengar Suara yang tiba-tiba Ikut menyahut pembicaraan mereka. Keduanya langsung menoleh kebelakang Arka, dan mendapati Alina sudah berdiri dibelakang Arka.

Bersambung...

*

*

*

Note: Tinggalkan Jejak jika Suka dengan Karya Receh ini! Like, Fav, And Komen jangan lupa...

Biar Othornya tambah semangat lagi, Tambahkan Vote and Rating 5 dan Ulasan yang bagus ya...wkwk.

Thank you...

Kembang Lopee Untuk Kalian, See you...😘❤️

Terpopuler

Comments

Mamah Anam

Mamah Anam

seru tk tunggu kelanjuttannya jngan lama2 ya

2023-04-07

1

NAHCAELN⃟ʲᵃᵃ࿐

NAHCAELN⃟ʲᵃᵃ࿐

Lahh.. nawarin diri😕

2023-02-13

1

NAHCAELN⃟ʲᵃᵃ࿐

NAHCAELN⃟ʲᵃᵃ࿐

Owh asisten.. maap ku kira tdi supir.. xixi

2023-02-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!