#Rey yang tidak waras

"Dimana Ayahku?"

Aku berkata dengan suara gemetar dan mata berkaca-kaca karena wajah kami sangat dekat dan aku bisa melihat jelas mata Rey yang begitu tajam dan menusuk. Bahkan aku mencium jelas aroma mint yang semerbak dari tubuhnya.

"Bukankah kau bilang, kau tidak suka dunia bisnis, Seira? Tinggal lah denganku di sini dan aku akan menjauhkanmu dari dunia yang tidak kau suka."

Aku terdiam sejenak, mencoba mencerna ucapannya sampai mataku melebar sempurna menatap matanya.

"Apa, apa kau menginginkan perusahaan Ayahku? Kau mengurungku di sini agar tidak ada ahli waris dari Borbone group? Tapi maaf Tuan, Ayahku masih punya satu anak perempuan. Perusahaannya tidak akan jatuh ke tanganmu."

Rey tertawa pelan seolah-olah ucapanku barusan hanyalah lelucon di telinganya.

"Seira, jika aku menginginkan perusahaan Ayahmu, aku tidak perlu mengurung anaknya. Menjatuhkan perusahaan Ayahmu sangat mudah, seperti membalikkan telapak tangan bagiku."

"Lalu apa maumu sebenarnya?"

"Aku menginginkanmu, Seira Borbone."

Tangannya kini membelai pipiku hingga pandangannya jatuh pada bibirku, dia menatap bibirku dengan ibu jarinya yang mengelus bibir bawahku.

Aku semakin gemetar ketakutan, tatapannya begitu cabul.

Dia menarik tubuhnya, menjauh dan kembali berdiri di hadapanku. Aku segera duduk tegak menatapnya.

"Tidurlah."

Dia berbalik hendak pergi tapi aku kembali bersuara.

"Aku ingin pulang."

"Kau akan tetap di sini."

"Aku ingin pulang."

Dia kembali berbalik menatapku.

"Seira, aku sudah bilang, aku menginginkanmu. Mengertilah itu."

"Aku ingin pulang. Kau juga harusnya mengerti itu."

Aku tidak menanggapi serius tentang ucapan Rey yang mengatakan menginginkanku. Karena sungguh, beberapa pria sering kali mengatakan itu ketika bertemu denganku. Aku hanya menganggapnya omong kosong saja.

"Kau tidak akan pulang. Dunia luar tidak baik untukmu, Seira. Banyak pria cabul di luar."

Aku menghela nafas kasar. "Lalu kau pria seperti apa? Kau juga sama cabulnya dengan pria di luar sana."

"Aku tidak akan melakukannya tanpa seizinmu. Itu bedanya."

"Melakukan apa, hah? Jangan bilang kau berniat meniduriku!" Aku langsung memeluk tubuhku sendiri.

Dia kembali membungkukan badan hingga wajah kami kembali dekat. "Asal kau tidak menjadi gadis pembangkang, itu tidak akan terjadi."

Mataku melebar tak percaya, itu artinya ada niat di kepala Rey si gila ini yang memang ingin meniduriku.

"Jangan asal bicara sial*n! Aku tidak akan membiarkan kau meniduriku!"

Emosiku mulai keluar, aku memasang wajah seolah-olah aku tidak takut dengan pria ini.

"Jangan memakiku, Seira!" desisnya.

"Kenapa? Kau pikir aku akan diam saja ketika kau berniat meniduriku? Menyalahkan orang lain padahal kau yang hendak memperkosaku!"

"Kalau aku berniat memperkosamu, sudah aku lakukan dari tadi, Mrs Borbone."

Dia mengulas senyum di wajahnya sebelum akhirnya benar-benar pergi, menghilang dibalik pintu, meninggalkan aku dan kepalaku yang penuh tanda tanya ini.

Aku hanya memeluk lututku sendiri, berbagai pertanyaan di benakku terus berputar seakan membentuk benang yang kusut. Tidak ada jawabannya sama sekali meskipun aku berpikir dengan kuat, ponselku bahkan tidak tahu ada dimana.

Aku yakin Ayahku pasti sedang mencariku. Aku yakin Ayahku khawatir ketika tahu aku tidak ada.

Aku menyerah memikirkan bagaimana bisa aku ada di sini sekarang. Yang aku mulai pikirkan sekarang, bagaimana caranya aku kabur dari sini.

Aku menoleh ke kanan, ada jendela besar di sebelah kananku. Aku turun dari ranjang dan membuka tirai jendela, aku pikir ada balkon, ternyata tidak ada sama sekali.

Sekalipun aku bisa membuka jendela, jika aku ingin kabur, satu-satunya cara hanya meloncat dan berakhir mati sia-sia.

Tidak, itu tidak akan aku lakukan. Aku bukan orang stress yang ingin mati, aku punya mimpi yang harus aku wujudkan. Salah satunya bekerja di perusahaan penerbit buku.

Dengan lemah aku berbalik kembali ke ranjang, meringkuk sendirian dengan memikirkan keluargaku.

Sampai pagi menjelang, aku tidak tidur sama sekali, aku sempat menggedor pintu dan berakhir sia-sia karena tidak ada yang membukakan pintu.

Si kepar*t Rey mungkin sedang tidur nyenyak setelah mengurungku di sini.

Aku benar-benar ingin tahu, apa maksud Rey mengurungku di sini. Ucapannya yang menginginkanku hanyalah omong kosong tidak ada artinya menurutku.

Mataku menoleh ke arah pintu ketika melihat knop pintu bergerak.

"Good morning, Seira. Did you sleep well last night?" (Apa kau tidur nyenyak semalam)

"Sleep well?" Aku tertawa jengkel seraya bangun dari tidurku. Aku menatap sosok pria tinggi yang berdiri di hadapanku kini.

"Bagaimana aku bisa tidur dengan baik setelah kau mengurungku seperti ini!" desisku dengan geram.

"Ini rumahmu, Seira. Jangan merasa terkurung."

"Are you crazy?" (Apa kau gila) "Kita tidak saling mengenal satu sama lain kemudian kau mengurungku dan mengatakan ini juga rumahku! Bahkan ini kali pertama aku ada di sini!"

"Masih pagi, i dont want to fight with you, Seira." (Aku tidak mau bertengkar denganmu)

"Lebih baik mandi dan kita turun ke bawah untuk sarapan."

"Kau begitu percaya diri mengajakku sarapan. Kau pikir aku mau? Aku lebih memilih tidak makan sama sekali!"

"Jangan membuatku marah, Seira! Sangat sulit menghentikan amarahku jika itu terjadi. Aku tidak mau bersikap kasar kepadamu."

"I dont care, Mr De Willson!" (Aku tidak perduli, Tuan De Willson)

"Seharusnya akulah yang marah kepadamu! Keluargaku pasti mencariku!"

"Ya, mereka memang mencarimu," sahut Rey.

Mataku membulat mendengar ucapannya. Benar bukan, mereka pasti mencari dan mengkhawatirkanku.

"Lalu apa yang kau katakan kepada mereka? Kau mengatakan aku bersamamu?"

Rey mengangkat kedua bahunya. "Tentu saja tidak. Aku tidak akan membiarkan siapapun membawamu pergi, termasuk keluargamu sendiri."

Aku benar-benar ternganga mendengar ucapannya. Katakan kepadaku, bagian mana pria di depanku ini terlihat masih waras? Bukankah dia cukup gila?

"Mereka keluargaku!" desisku dengan amarah.

"Seira, spend the rest of your life with me." (Seira, habiskan sisa hidupmu bersamaku saja)

"Dengan begitu, kau boleh bertemu dengan keluargamu."

"M-maksudmu?" tanyaku pura-pura tidak mengerti.

"Menikah denganku, maka kau bisa bertemu dengan keluargamu lagi."

Bibirku bergerak tapi tidak mengeluarkan satu kata pun, aku benar-benar kehabisan kata-kata berbicara dengan orang gila ini. Aku menggelengkan kepala tak habis pikir, aku memegang kepalaku dengan memejamkan matanya sejenak, rasanya kepalaku begitu sakit walaupun hanya berbicara dengan pria gila ini.

"Seira, aku harus bekerja. Aku tidak terbiasa telat sarapan."

"Maka sarapanlah sendiri! Tidak perlu mengajakku!" aku akhirnya membentak Rey dengan kesal.

"Aku tau kau tidak tidur semalam. Dan sekarang kau tidak mau makan, aku tidak mau kau sakit, Seira."

"Yang akan membuatku sakit itu kau sendiri! Tidak bisakah kau mencerna ucapanku dengan baik? Bukankah kau cukup pintar untuk mencerna perkataanku jika aku tidak mau makan bersamamu."

Aku melihat Rey menghela nafas kasar, dia seperti sedang menahan amarah. Dia memalingkan wajahnya ke arah lain dengan menggosok dagu menggunakan ibu jari dan jari telunjuknya, kilatan amarah terlihat jelas dari urat-urat lehernya yang menegang.

"Aku akan meminta pelayan mengantar sarapan ke kamar. Ketika aku pulang nanti, aku ingin piring makanannya sudah kosong. Mengerti?"

Lihat, dia benar-benar tidak bisa mencerna ucapanku dengan baik. Masih saja dia menyuruhku makan padahal aku sudah menolaknya berkali-kali.

Rey kemudian pergi dari kamar, menutup pintu dengan kasar membuatku terperanjat kaget.

Sekitar lima belas menit kemudian seorang pelayan wanita masuk mendorong troli makanan. Dia langsung memindahkan makanan dari troli ke meja tanpa menatap sedikitpun ke arahku.

Aku melihat ka arah pintu yang terbuka, aku pikir ada kesempatan untuk kabur, ternyata tidak ada. Sebab ada seorang pria yang berjaga di depan pintu.

Rey benar-benar keterlaluan, dia tidak memberiku celah untuk kabur sedikitpun.

Bersambung

Terpopuler

Comments

V_I_D_E_L LAIA

V_I_D_E_L LAIA

woww langsung posesif baru kenal

2023-04-26

0

Lisa Halik

Lisa Halik

rey tertarik sama seirra

2023-02-03

0

Lian S

Lian S

semangat pantang menyerah

2023-01-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!