Bab 05

   Kebetulan tempat pemakaman umum tidak jauh dari rumah pak Hartono.

Selang beberapa saat kemudian...

   Jenazah Ibu Farida dimasukkan ke dalam keranda, dan selanjutnya mulai digotong menuju tempat pemakaman, dengan berjalan kaki sembari mereka berdzikir.

   Semua tetangga dan kerabat ikut mengiringi jenazah menuju ke tempat pemakaman.

Tak terkecuali pak Hartono, Icha dan Ibu Sumiatun.

   Icha yang saat itu masih dalam keadaan lemas akibat rasa duka yang mendalam..

Di papah dengan dua orang menuju ke pemakaman.  "Yakni"  Ibu Sumiatun dengan satu orang teman kampusnya.

   Proses pemakaman pun terus berlanjut...

Setelah proses penguburan selesai... 

 

Terus dilanjutkan dengan tabur bunga.

   Dalam proses tabur bunga tersebut, 

dimulai dari bapak Hartono lebih dahulu,   Lalu Ibu Sumiatun, dan yang terakhir Icha.

   Pas bagian Icha dalam proses tabur bunga tersebut, Icha yang semula sudah agak tenang dan sudah tidak menangis lagi, pas tabur bunga kali ini,  Tangis Icha pecah lagi.

   Icha berbicara dengan suara lirih sembari menabur bunga di pusara Ibu Farida...

   "Bu..." Maafkan Icha ya Bu..." Icha tidak ada di samping Ibu sewaktu Ibu kesakitan di rumah sakit..."   Tenanglah ibu di sana, Icha akan selalu mendoakan Ibu.!!"

  

   Setelah proses penguburan dan tabur bunga selesai, Lalu dilanjut dengan pembacaan doa oleh sang ustad.

Dan selanjutnya satu persatu seluruh yang mengiringi proses pemakaman tersebut,

Satu persatu mulai meninggalkan area pemakaman tersebut.

Di situ tersisa 3 orang...

    

"Yakni". Bapak Hartono, Ibu sumiatun, Dan Icha.

   Selang beberapa saat kemudian,

Bapak Hartono dan Ibu Sumiatun mengajak Icha pulang, yang saat itu masih larut dalam kesedihan yang amat dalam.

   Bapak Hartono berbicara dan membujuk Icha dengan nada pelan...

   "Icha... Ayo kita pulang nak, tidak baik terus-menerus menangis meratapi ibumu seperti ini.

Sebaiknya kita doakan saja semoga Ibumu tenang di alam sana.

  Ucap bapak Hartono kepada Icha, yang saat itu dalam pelukan Ibu Sumiatun.

Lalu Icha ikut pulang bersama mereka ke rumah.

   Lalu sesampainya di rumah, para tetangga dan kerabat termasuk teman-teman kampus Icha masih di rumah duka.

    Beberapa saat kemudian, semua tetangga mulai meninggalkan rumah duka satu persatu.

Dan yang tersisa hanyalah kerabat dekat pak Hartono, dan teman-teman kampus Icha.

Selang beberapa saat kemudian...

   Teman-teman kampus Icha mulai berpamitan kepada Icha, Sembari memberi kata semangat kepada Icha.

   "Icha... Kami tahu Icha sangat bersedih ditinggal Ibu Farida, tapi Icha harus bangkit, harus kuat, masa depan Icha masih panjang. Kami tahu Icha orang yang hebat, dan kami yakin pasti Icha kuat kok...   Yang sabar ya Icha.!!"

   Mendengar kata-kata teman Icha tadi,

Icha menanggapinya dengan ucapan....

   "Iya...terima kasih ya teman-teman, atas dukungan kalian dan perhatian kalian kepada saya.!"

   

Lalu teman-temannya menjawab...

"Iya sama-sama Icha.!!"

   Lalu kemudian mereka semua berpamitan pulang kepada Icha, dan Icha mengantarnya sampai ke depan pintu.

Lalu setelah itu, Icha masuk kembali ke dalam rumah, dan berkumpul bersama-sama bapak Hartono, Ibu Sumiatun, dan kerabat-kerabat dekat bapak Hartono.

Mereka membicarakan tentang acara tahlilan di rumahnya, Mulai 1 hari dari kematian Ibu Farida, sampai 7 hari dari kematiannya.

   Seiring waktu berjalan, dan setelah selesai tujuh hari dari kematian Ibu Farida...

   Maka Icha segera pamit kepada Ibu Sumiatun dan bapak Hartono, untuk segera kembali ke kampusnya.   Karena Icha akan segera menuntaskan skripsinya yang terakhir.

Setelah waktu berjalan selama 2 bulan...

Maka tibalah waktu untuk wisuda Icha.

   Dalam pelaksanaan acara wisuda tersebut,

Bapak Hartono dan Ibu Sumiatun datang, untuk mendampingi Icha dalam prosesi wisuda Icha.

    Dalam prosesi wisuda tersebut, Icha

kelihatan agak kurang bahagia. Itu terlihat dari raut wajahnya.

Karena Icha merasa keluarga tersebut kurang lengkap, tanpa adanya Ibu Farida sang Ibu angkat.

Karena Icha merasa beliaulah yang paling berjasa dalam kesuksesan Icha selama ini.

   Sejak saat itu,Icha kurang begitu bersemangat, dan jadi agak pendiam. Itu semua akibat ditinggal pergi sang Ibu angkat tercinta.

Bapak Hartono dan Ibu Sumiatun sendiri, bisa merasakan perbedaan sikap dari Icha tersebut.

Setelah prosesi wisuda selesai...

   Mereka bertiga duduk bersama di meja makan, yang telah dipersiapkan oleh panitia acara tersebut.

   Di kesempatan itu,Bapak Hartono dan Ibu Sumiatun memberikan dorongan semangat untuk Icha.

Sambil menikmati makanan yang telah dipersiapkan oleh panitia di acara tersebut.

   Ibu Sumiatun berbicara kepada Icha....

"Icha... Kamu nggak boleh gitu nak, Ibu tahu kamu sedih, karena Ibu Farida tidak bisa lagi berkumpul bersama kita.  Dan tidak bisa mendampingi kamu dalam prosesi wisuda ini.

Tapi kamu harus bangkit nak, kamu sudah dewasa. Kalau kamu seperti ini, Ibu  Faridah kecewa sama kamu di alam sana loh.!

Kalau kamu ingin membuat Ibu Faridah bangga di alam sana, ayo bangkit jadilah orang sukses, dan kejar cita-citamu.!"

Ucapkan Ibu Sumiatun kepada Icha....

Lalu pak Hartono juga berbicara sama Icha.....

   "Iya... Betul apa kata Ibumu itu nak, bukan hanya Ibu Sumiatun saja yang sayang sama kamu, tapi  saya juga sangat sayang sama Icha.

Icha kan tahu, bapak tidak punya Anak, jadi Anak bapak hanya Icha saja, jadi jangan kecewakan bapak ya nak ya.!"

   Mendengar ucapan dari bapak Hartono tadi,

Icha langsung memeluk pak Hartono dan menangis dengan rasa haru...

Dan bapak Hartono mengelus-elus kepala Icha dengan rasa kasih sayang.

Lalu Icha berbicara kepada bapak Hartono.....

   "Maafkan Icha pak... Icha telah membuat bapak kecewa, tapi Icha berjanji, mulai sekarang Icha akan bangkit, dan tidak akan membuat kecewa kalian lagi.

Dan yang terpenting Ica akan membuat bangga Ibu Farida di alam sana.!!"

   Mendengar ucapan Icha tersebut,. Bapak Hartono dan Ibu Sumiatun tersenyum bahagia, sembari memeluk Icha dengan rasa kasih sayang.

Lalu mereka pun bersepakat untuk segera pulang ke rumah bersama.

   Di dalam mobil tersebut sewaktu dalam perjalanan, mereka bersenda gurau dengan senang.

Icha duduk di belakang bersama Ibu Sumiatun, Sedangkan pak Hartono mengemudikan mobil di depan.

   Sesampainya mereka di rumah, mereka langsung masuk.....

   "Tiba-tiba bapak Hartono memanggil Ibu Sumiatun dan Icha, dan disuruh duduk di kursi ruang tamu.....

   Hal itu tentu saja membuat Ibu Sumiatun dan Icha, merasa heran dan bertanya-tanya....

   Setelah semuanya berkumpul, lantas pak Hartono berbicara kepada keduanya.....

"Begini. Ibu Sumiatun dan Icha.!"

   Hari ini saya mau mengutarakan keinginan saya, yang sebenarnya sudah lama saya mau sampaikan kepada kalian.!"

   Apa itu pak..?? "

"Tanya Ibu Sumiatun dan Icha dengan rasa penasaran.....

Lalu pak Hartono berbicara kepada keduanya....

   "Dengan perasaan hati yang sangat dalam, dan rasa hormat saya kepada Ibu Sumiatun dan Icha.

Saya melamar Ibu Sumiatun di depan Icha secara langsung, untuk menjadi istri saya.!"

"Bagaimana Bu, apa Ibu menerima lamaran saya.?"

  

  

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!