"Maaf Djani, ini semua salahku" ucap Reina saat melihat Djani memasuki apartemen, sepertinya Djani menunggu Qaynaya didepan pintu apartemen nya semalaman, karena pagi-pagi sekali Djani baru kembali.
"Tidak, ini bukan salahmu, aku yang telah bersalah padamu sehingga kamu terluka, sekarang istirahatlah lagi saja, aku akan mandi dan segera berangkat ke kantor, aku akan memintakan izin untuk mu"
"Apa tidak apa-apa aku tinggal disini?"
"Kamu bisa tinggal disini sampai kakimu sembuh, aku akan memanggilkan seorang perawat untuk menjaga dan menemanimu disini"
"Tidak perlu Djani, aku bisa sendiri"
"Bisa sendiri bagaimana? kamu kan sedang terluka, kalau kamu merasa bisa sendiri, lebih baik kamu kembali ke rumah mu"
"Maksud aku bukan seperti itu, aku hanya tidak mau semakin merepotkan dirimu kalau sampai harus menyewa seorang perawat untuk menjagaku"
"Tidak masalah, supaya kamu cepat sembuh dan bisa cepat pergi dari sini"
Djani lalu masuk kedalam kamar untuk mandi dan bersiap bekerja, tidak lupa dia mengunci pintu kamarnya, sementara Reina dia suruh tidur di kamar tamu, sepertinya Reina sedikit kecewa tetapi dia menyembunyikan dengan senyuman manisnya.
Setelah kepergian Djani, Reina lalu mengunci pintu apartemen dengan lancar berjalan, sepertinya dia hanya bersandiwara, sebenarnya kakinya tidak sakit sedikitpun apalagi sampai terkilir.
Kemarin saat di rumah sakit, Reina dengan sengaja meminta dibelikan minum pada Djani supaya pria itu menjauh darinya untuk sementara, dia lalu menyogok seorang perawat dengan uang yang cukup banyak dan memintanya mengatakan pada Djani kalau kakinya terkilir, perawat itu bahkan memakai jas dokter yang sedang beristirahat supaya sandiwara nya lebih meyakinkan.
Reina melihat-lihat isi apartemen Djani, sangat banyak foto-foto Qaynaya ditempat itu, ada foto saat mereka wisuda bareng karena mereka satu angkatan, Qaynaya terlihat memakai baju kebaya dan berdandan, Qaynaya dan Djani yang saat itu memakai baju couple terlihat seperti pasangan yang sedang melakukan lamaran, foto itu terpasang cantik di tembok dan dicetak besar.
Reina menatap sinis pada foto itu bahkan berniat meninju foto Qaynaya, tetapi dia harus menahan diri, kalau foto itu rusak, Djani bisa marah padanya, setelah berkeliling cukup lama dengan melihat seisi apartemen Djani, tidak lama lalu terdengar bel pintu berbunyi.
Reina tau kalau itu pasti perawat yang dikatakan oleh Djani, Reina kesal karena dia tidak bisa bebas melakukan apapun karena dia harus berpura-pura kalau kakinya sakit, Reina membuka pintu dan terlihat seorang pria berpakaian perawat dengan wajah tampan berdiri di depan pintu.
"Dengan nona Reina?" tanya perawat itu yang langsung dibenarkan oleh Reina.
Mereka lalu masuk kedalam apartemen dengan Reina yang pura-pura susah berjalan dengan memakai tongkat, perawat itu lalu dengan sigap membantunya, Reina lalu membuka ponsel nya karena terdengar bunyi pesan masuk.
"Reina maaf, aku tidak mendapatkan perawat wanita karena semua telah memiliki job, aku tidak bisa mencari lagi ditempat lain dan memilih perawat pria, apa itu tidak masalah buatmu? tetapi mereka mengatakan kalau perawat itu sangat profesional"
Reina tersenyum membaca pesan dari Djani lalu membalasnya dan mengatakan tidak masalah, setelah meletakkan kembali ponselnya Reina lalu mencoba menggoda perawat itu dengan membuka kancing atas kemejanya lalu meminta tolong pada perawat untuk membantunya ke kamar mandi.
Tentu saja perawat itu harus mengikuti segala kemauan Reina karena itu sudah menjadi tugasnya, Reina bahkan semakin berani dengan pura-pura menjatuhkan tongkat nya dan hanya bertumpu pada tubuh perawat itu, sehingga tubuh mereka menempel erat.
Perawat itu sepertinya sedikit risih tetapi dia harus tetap profesional, setelah membantu Reina duduk diatas toilet, perawat itu lalu keluar dari kamar mandi, setelah Reina selesai dengan urusannya, dia lalu kembali memanggil perawat itu untuk membantunya keluar dari dalam kamar mandi.
Perawat itu kaget karena Reina hanya memakai baju kemeja atasnya dan tidak lagi memakai celana panjangnya dan hanya memakai celana pendek **********.
"Maaf, celanaku basah terkena air, jadi aku sedang menjemur nya didalam kamar mandi" ujar Reina menjawab keterkejutan dari perawat itu yang belum dia ketahui namanya.
Reina meminta kepada perawat itu untuk membantunya masuk kedalam kamar karena dia ingin beristirahat, dengan telaten perawat itu memapah Reina menuju ranjang didalam kamar tamu yang ada di apartemen Djani tersebut.
"Siapa namamu? sepertinya kamu masih sangat muda" tanya Reina setelah dia duduk ditepi ranjang.
"Panggil saja saya Arya, dan umur saya 25 tahun"
"Baiklah Arya, eh maaf,,, tidak masalah kan aku memanggil hanya namamu, dan kamu juga tidak perlu formal, panggil saja aku Reina, sekarang tolong bantu aku ke tengah ranjang, kakiku sangat sakit saat digerakkan"
Arya sepertinya sedikit sungkan, tetapi dia tidak mungkin menolak dan kemudian mengikuti keinginan dari Reina, entah sengaja atau tidak, saat Reina sudah terbaring ditengah ranjang, tangan Arya tertarik oleh tangan Reina sehingga Arya terjerembap dan menindih tubuh Reina, bahkan tanpa sengaja bibir Arya menempel pada dada Reina yang terbuka atasnya karena memang kancingnya terbuka.
"Maaf nona,, maafkan saya,, saya sungguh tidak sengaja" ucap Arya ketakutan kalau sampai dia dimarahi dan pasti akan diberhentikan secara tidak hormat, tetapi Reina tersenyum dan mengatakan tidak masalah.
"Tolong bangunkan aku saat makan siang, dan belikan aku makan siang nasi Padang saja dengan lauk ayam pop" pinta Reina pada Arya.
Setelah Arya keluar dari kamar dan menutup pintunya, Reina tersenyum kecewa karena sepertinya Arya tipe pemalu yang tidak mungkin menggodanya walau mereka di ruangan yang sama.
"Djani sok jual mahal, sekarang ada juga orang sepertinya, tetapi lihat saja, aku akan mengulur waktu tinggal disini sebelum aku bisa mendapatkan dirimu Djani, aku harus membalaskan dendam karena kamu pernah menolak cintaku, saat ini aku bisa bermain dulu dengan Arya" gumam Reina lalu sengaja membuka beberapa kancing kemejanya lagi supaya semakin terlihat sensual saat nanti Arya membangunkannya.
💙💜💙💜💙💜💙💜💙💜💙💜
Flashback
"Djani, maukah kamu menjadi pacarku?" tanya seorang gadis pada Djani saat mereka baru memasuki dunia kuliah.
"Maaf, aku masih ingin focus pada study ku" jawab Djani lalu segera berlalu dari taman kampus dengan beberapa temannya.
"Wweeesss,, siapa lagi yang hari ini menyatakan cinta padamu? aku sangat iri padamu, kenapa aku yang lebih tampan ini malah tidak ada satupun dari gadis-gadis itu yang menginginkan diriku" ujar Doni.
"Ngaca,, punya kaca tidak?" jawab salah satu teman mereka.
Doni dan Djani mulai bersahabat saat mereka ospek bersama dan menjadi teman akrab walau tidak satu jurusan, Djani memang terkenal dengan ketampanan dan kharismanya sehingga banyak yang mengaguminya terutama para mahasiswi.
Saat mereka memasuki semester kelima, datang mahasiswi pindahan dengan paras cantiknya masuk ke kelas Djani.
"Perkenalkan, nama saya Qaynaya"
Flashback End
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
tinta hitam
itulah wanita munafik
2023-04-03
0
վմղíα | HV💕
Reina jahat
2023-03-28
0
auliasiamatir
pasto doni dan reina sekutu hahat tuh
2023-02-20
0