Awal Mula Kesepian

"Djani, kamu mau kemana? ini tengah malam, lebih baik kita menginap saja disini, dan ini kopimu belum diminum" ujar Doni pada Djani yang terlihat bersiap dengan memakai jas nya, pekerjaan mereka baru saja selesai.

"Aku akan pulang terlebih dahulu, aku akan sampai lagi kesini besok sebelum rapat dimulai"

Djani langsung bergegas pergi, tetapi saat akan memasuki mobilnya, tangannya ditarik oleh Reina.

"Jangan seperti ini, kejadian malam itu bukankah sangat indah? lalu kenapa kamu sekarang seperti ini? setelah mendapatkan manisnya tubuhku, lalu kamu bersikap dingin padaku, apa kamu pikir aku tidak punya hati? aku kesepian sayang"

"Apa kamu tidak punya rasa malu? malam itu tidak terjadi apapun, jangan kamu pikir aku tidak bisa mengingatnya karena aku mabuk, jadi enyahlah dari hadapanku, dan jangan pernah menggangguku lagi"

Djani berniat pergi tapi terus saja ditahan oleh Reina, saat ini bahkan Reina mencoba untuk memeluknya, Reina bahkan berhasil mencium pipi Djani, karena kaget Djani langsung mendorong tubuh Reina tetapi tidak menyangka kalau wanita itu akan terdorong cukup jauh dan bahkan terjatuh, hingga kakinya terbentur tembok.

"Aaaakkkhhhh,, aaauuuu!!" Reina berteriak dan memegangi kakinya, Djani langsung mendekati dan menanyakan keadaannya, Reina meminta pada Djani untuk membawanya ke rumah sakit, karena kaki Reina sakit, dia tidak bisa berjalan dan meminta Djani untuk menggendongnya, mau tidak mau karena merasa bersalah, Djani menggendong Reina lalu memasukkannya ke dalam mobilnya untuk di antarkan ke rumah sakit.

Setelah sampai dirumah sakit, Reina meminta pada Djani untuk membelikan nya minum karena dia merasa sangat haus, Reina tersenyum mencurigakan setelah Djani berlalu pergi untuk membelikan nya minuman.

Tidak lama lalu Djani datang membawa minum untuk Reina, saat itu kaki Reina telah di obati dan dinyatakan terkilir oleh dokter, Djani semakin merasa bersalah, apalagi Reina hidup sebatang kara di kota ini, karena semua keluarganya ada di kampung halaman.

"Bisakah membawaku ke apartemen mu, aku berjanji akan diam di dalam dan tidak menampakkan diriku pada kekasihmu, aku sungguh tidak bisa seperti ini sendirian, pada siapa nantinya aku harus meminta bantuan kalau aku memerlukan sesuatu?" ujar Reina memelas, Djani sebenarnya agak bingung karena dia merasa tidak sekuat itu mendorong Reina, tapi kenapa bisa sampai terjadi seperti ini.

"Baiklah, tapi ingat untuk tidak menampakkan dirimu saat ada Qaynaya di sisiku"

"Baiklah, aku berjanji"

Djani lalu membawa Reina menuju apartemennya, dia memapah Reina masuk kedalam apartemen, tetapi begitu terkejutnya dia karena Qaynaya duduk diruang tamu didalam apartemen nya, Qaynaya tentu bisa masuk ke apartemennya dengan mudah, karena kode pintu apartemen mereka sama.

Di atas meja di depan Qaynaya, terlihat foto-foto saat Reina mencium Djani, ada juga saat Djani menggendong Reina, bahkan foto saat Djani memasukkan Reina kedalam mobilnya.

"Aku berharap ini hanya salah paham, dan aku langsung menuju kesini untuk meminta penjelasan supaya aku tidak salah paham lagi seperti dahulu, tetapi ini sudah sangat jelas, apakah ini sering terjadi?? apakah kejadian dulu juga sebenarnya nyata seperti ini?,,, sudahlah,, tidak akan ada lagi pertanyaan dariku" Qaynaya bangkit dari duduknya dan berniat pergi.

"Sayang dengarkan aku, dia terluka karena aku, jadi aku hanya membantunya saja" Djani berusaha menjelaskan tetapi dia akan sulit untuk memberitahukan kepada kekasihnya hal yang sebenarnya, karena foto-foto yang dikirimkan pada Qaynaya seolah memperlihatkan dirinya sedang bermain gila dengan Reina.

"Bantulah dia, bantu dia seumur hidupmu, aku tidak akan perduli lagi" ujar Qaynaya yang sudah menuju pintu keluar, sementara Djani tidak bisa berbuat banyak karena Reina terus memegangi tangganya, Djani tidak bisa melepaskan Reina begitu saja karena kaki Reina sedang terkilir.

Qaynaya memasuki apartemen nya dan langsung mengganti kode pintu masuknya, supaya Djani tidak bisa masuk lagi kedalam apartemennya, Djani mendudukkan Reina kesebuah sofa lalu segera berlari menyusul Qaynaya.

"Sayang bukalah" Djani terus memencet bel karena berulang kali dia memencet kode pintu apartemen Qaynaya, tetapi tidak bisa karena sudah diganti, didalam kamarnya Qaynaya menangis sejadi-jadinya, dia tidak menyangka dinginnya sikap Djani selama ini benar-benar karena wanita lain.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Flashback

"Sayang, bolehkah aku menumpang padamu setiap aku berangkat bekerja?" tanya Qaynaya pada Djani saat mereka baru saja pindah ke apartemen itu secara bersamaan, mereka memutuskan untuk hidup mandiri setelah lulus kuliah.

"Tentu saja sayang, aku akan mengantarkan dirimu kemanapun dengan motor kenangan kita sejak awal kita pacaran saat kuliah" jawab Djani lalu semakin mendekati Qaynaya.

Saat Djani mencoba untuk mencium Qaynaya, dengan cepat kekasihnya itu menghindarinya, Qaynaya memang tidak pernah mau kontak fisik selama mereka berpacaran dan paling dekat hanya berpegangan tangan.

"Kenapa kamu seperti ini terus? apa kamu tidak mencintai ku?" tanya Djani kecewa.

"Aku seperti ini karena sangat mencintaimu, kita baru merintis masa depan dengan baru saja bekerja, saat sering melakukan kontak fisik, lama-kelamaan kita tidak akan bisa mengontrol hormon kita, kalau aku hamil, memang kamu sudah siap untuk bertanggung jawab?"

"Kamu terlalu jauh berfikir" ucap Djani masih tidak mengerti jalan pikiran kekasihnya.

"Mungkin iya benar aku terlalu jauh berfikir, tetapi itu sudah sangat banyak sekali kejadiannya, teman SMA ku bahkan harus menikah karena dia hamil duluan, aku hanya belajar dari pengalaman, kita bisa melakukan apapun itu saat kita sudah menikah, dan kita menikah pasti setelah kita siap baik mental maupun finansial"

Qaynaya memang berfikiran sangat dewasa tetapi Djani hanya pria biasa yang darah mudanya pasti sedang bergejolak, selama ini dia sanggup menahan gejolak hormon nya tetapi akhir-akhir ini, terasa sulit baginya, apalagi Qaynaya terlihat semakin cantik dan matang.

Hubungan mereka berjalan seperti biasanya, berangkat kerja bersama, makan siang bersama, saat pulang kerja Djani akan menjemput Qaynaya untuk pulang bersama, rutinitas mereka hanya terus seperti itu setiap hari.

Suatu pagi Djani yang sepertinya sangat terburu-buru karena pekerjaannya yang kemarin belum selesai, harus berangkat bekerja lebih pagi, dan dia lupa tidak memberi tahu pada Qaynaya, setelah kekasihnya itu menelepon barulah dia ingat.

"Maaf sayang, aku lupa memberi tahu padamu kalau aku berangkat lebih pagi karena ada pekerjaan penting yang harus segera aku selesaikan, kamu bisa naik kendaraan umum"

Qaynaya pasti akan terlambat kalau naik kendaraan umum, jadi dia memilih ikut berangkat kerja bersama temannya yang tinggal tidak jauh dari apartemen nya.

Entah kenapa, hari demi hari, sering kali ada saja alasan Djani berangkat bekerja lebih pagi dan tidak bisa mengantarkan kekasihnya, hubungan yang memang sudah hambar, menjadi semakin dingin sehingga masing-masing merasa kesepian.

Flashback End

🌹🌹💙💙🌹🌹💙💙🌹🌹💙💙🌹🌹

Qaynaya tidak mau membukakan pintu untuk Djani, dia sudah memutuskan untuk tidak terlalu peduli lagi pada kekasihnya itu.

Terpopuler

Comments

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

lanjut thor 👍

2023-03-28

0

tinta hitam

tinta hitam

duh, bakalan tegang nih

2023-03-21

0

Laila antoniii

Laila antoniii

ntar klo Ada yang lain nangis

2023-03-13

0

lihat semua
Episodes
1 Hambar
2 Awal Mula Kesepian
3 Hancurnya Sebuah Perasaan
4 Qaynaya
5 Ciuman Pertama
6 Terbakarnya Hati Pelakor
7 Kebencian
8 Masih Berusaha
9 Ketahuan
10 Doni
11 Pernikahan
12 SAH
13 Bertemu Kembali
14 Djani VS Doni
15 Pertarungan
16 Pembalasan
17 Ternyata
18 Selesai
19 Jebol
20 Terluka Demi Harga Diri
21 Kedatangan Rini
22 Kaela
23 Kebohongan Djani
24 Wanita Ular
25 Surat Kematian
26 Hidup Tanpamu
27 Batal
28 Arka
29 Wanita Malam
30 Ternyata?? (Arka)
31 Kedatangan Doni dan Djani
32 Cemburu
33 Melepaskan Rindu
34 Kamu Mencintaiku?
35 Milikku
36 Berpamitan
37 Sezkia
38 Luka Lama
39 Menghadapi Mertua
40 Wanita Berkelas
41 Neli
42 Rini & Rega
43 Djani Kecewa
44 Perceraian
45 Keras Kepala
46 Semakin Kuat
47 Kabur
48 Kemarahan
49 Hukuman
50 Hukuman Berlanjut
51 Ganas
52 Hhuueeekkkk
53 Trauma
54 Fear Of Abandonment
55 Kalian Sama Saja
56 Hadapi Bersama
57 Bulan Madu
58 Bulan Madu Part 2
59 Geby
60 Wanita Gila
61 Salah Diagnosa
62 Sarapan
63 Ditangkap Polisi
64 Tembakan
65 Lina
66 Sezkia Kembali
67 Pesanan Makanan
68 Tidak Ada Yang Gratis
69 Preman
70 Lina Meninggal?
71 Acting
72 Suamiku
73 Arka Berulah
74 Terbongkar
75 Qaynaya Diusir?
76 Djani Menikah Lagi
77 Keguguran?
78 Menghilang
79 Bersamamu
80 Qaynaya Sudah Menikah Lagi
81 Andjani
82 Tenggelam
83 Berkumpul Bersama
84 99,99%
85 Menetap?
86 Lagi-lagi Perjodohan
87 Ibu-ibu
88 Raja Dimasa Lalu
89 Kamulah Ratunya
90 Darius Penghianat
91 Arion
92 Neli Sudah Berpulang
93 Ayah Bucin
94 Remaja
95 Andjani Terluka
96 Cheril
97 Ardi
98 Pengampunan
99 Mencari Bukti
100 Awal Masalah
101 Rencana Kembali
102 Kelemahan Qaynaya
103 Tua-tua Keladi
104 Layu Sebelum Berkembang
105 Memperjuangkan Cinta
106 Cinta? Atau Hanya Perasaan Biasa Karena Sering Bersama?
107 Penolakan
108 Hidup Sederhana
109 Bullying di Sekolah
110 Masalah Baru
111 Penghinaan
112 Kekecewaan
113 Cinta dan Obsesi
114 Zaman Yang Berbeda
115 Populer
116 Djani Sudrajat
117 Terimakasih
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Hambar
2
Awal Mula Kesepian
3
Hancurnya Sebuah Perasaan
4
Qaynaya
5
Ciuman Pertama
6
Terbakarnya Hati Pelakor
7
Kebencian
8
Masih Berusaha
9
Ketahuan
10
Doni
11
Pernikahan
12
SAH
13
Bertemu Kembali
14
Djani VS Doni
15
Pertarungan
16
Pembalasan
17
Ternyata
18
Selesai
19
Jebol
20
Terluka Demi Harga Diri
21
Kedatangan Rini
22
Kaela
23
Kebohongan Djani
24
Wanita Ular
25
Surat Kematian
26
Hidup Tanpamu
27
Batal
28
Arka
29
Wanita Malam
30
Ternyata?? (Arka)
31
Kedatangan Doni dan Djani
32
Cemburu
33
Melepaskan Rindu
34
Kamu Mencintaiku?
35
Milikku
36
Berpamitan
37
Sezkia
38
Luka Lama
39
Menghadapi Mertua
40
Wanita Berkelas
41
Neli
42
Rini & Rega
43
Djani Kecewa
44
Perceraian
45
Keras Kepala
46
Semakin Kuat
47
Kabur
48
Kemarahan
49
Hukuman
50
Hukuman Berlanjut
51
Ganas
52
Hhuueeekkkk
53
Trauma
54
Fear Of Abandonment
55
Kalian Sama Saja
56
Hadapi Bersama
57
Bulan Madu
58
Bulan Madu Part 2
59
Geby
60
Wanita Gila
61
Salah Diagnosa
62
Sarapan
63
Ditangkap Polisi
64
Tembakan
65
Lina
66
Sezkia Kembali
67
Pesanan Makanan
68
Tidak Ada Yang Gratis
69
Preman
70
Lina Meninggal?
71
Acting
72
Suamiku
73
Arka Berulah
74
Terbongkar
75
Qaynaya Diusir?
76
Djani Menikah Lagi
77
Keguguran?
78
Menghilang
79
Bersamamu
80
Qaynaya Sudah Menikah Lagi
81
Andjani
82
Tenggelam
83
Berkumpul Bersama
84
99,99%
85
Menetap?
86
Lagi-lagi Perjodohan
87
Ibu-ibu
88
Raja Dimasa Lalu
89
Kamulah Ratunya
90
Darius Penghianat
91
Arion
92
Neli Sudah Berpulang
93
Ayah Bucin
94
Remaja
95
Andjani Terluka
96
Cheril
97
Ardi
98
Pengampunan
99
Mencari Bukti
100
Awal Masalah
101
Rencana Kembali
102
Kelemahan Qaynaya
103
Tua-tua Keladi
104
Layu Sebelum Berkembang
105
Memperjuangkan Cinta
106
Cinta? Atau Hanya Perasaan Biasa Karena Sering Bersama?
107
Penolakan
108
Hidup Sederhana
109
Bullying di Sekolah
110
Masalah Baru
111
Penghinaan
112
Kekecewaan
113
Cinta dan Obsesi
114
Zaman Yang Berbeda
115
Populer
116
Djani Sudrajat
117
Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!