#Terjebak Gairah Sang Mafia 2
Queen?
•
•
Semalaman Jeevan serta pasukannya berusaha mencari keberadaan Salman yang diduga telah menyusup ke acara lelang dan membawa pergi para gadis-gadis disana.
Namun, mereka belum berhasil menemukan Salman ataupun pasukannya. Justru pagi ini mereka kelelahan karena tidak beristirahat barang sedikitpun malam tadi.
"Bos, kita cari kemana lagi? Sepertinya Salman telah melarikan diri, mereka gak ada lagi di kota ini bos," ucap Alden.
"Kenapa kamu bisa berpikir begitu?" tanya Jeevan.
"Ya karena kita gak temuin petunjuk apapun tentang mereka disini, padahal hampir seluruh kota udah kita telusuri semalam," jelas Alden.
"Haish, tapi kita tetap harus terus cari mereka sampai dapat! Ke ujung dunia pun saya akan selalu kejar kamu Salman!" geram Jeevan.
"Tapi bos, beberapa pasukan kita kelelahan akibat pencarian ini. Mereka meminta istirahat, apa boleh bos?" ujar Alden.
"Yasudah, kalian istirahat saja dulu! Tapi saya akan tetap cari Salman sampai dapat," ucap Jeevan.
"Kalau begitu saya juga temani bos cari orang itu, saya gak bisa biarin bos pergi sendiri karena situasinya lagi gak aman," ucap Alden.
"Terimakasih Alden, ayo kita pergi dan perintahkan yang lain istirahat dulu!" suruh Jeevan.
"Baik bos!" ucap Alden patuh.
Saat mereka hendak melangkah, bunyi ponsel Alden menghentikan langkah kaki keduanya.
Drrttt
Drrttt
"Sebentar bos, ada telpon," ucap Alden.
Jeevan mengangguk memberi izin bagi Alden untuk mengangkat telpon itu.
📞"Halo! Kenapa?" ucap Alden di telpon.
📞"...."
📞"Hah? Serius lo??" kaget Alden.
📞"...."
📞"Oke oke, gue kasih infonya ke bos Jeevan. Makasih udah bantu gue!" ucap Alden.
Tut Tut Tut...
Setelah telpon diputus, Alden pun kembali menatap Jeevan yang terlihat penasaran dengan apa yang dibicarakan Alden di telpon tadi.
"Ada apa Alden? Kamu dapat info tentang Salman?" tanya Jeevan.
"Iya bos, barusan teman saya bilang kalau dia lihat pasukan walters semalam sudah langsung kembali ke Indonesia dengan pesawat pribadi milik mereka," jawab Alden.
"Sial! Sepertinya mereka telah mempersiapkan semuanya dengan matang," ucap Jeevan.
Alden mengangguk sambil menundukkan kepala.
"Kalo gitu kita juga harus terbang ke Indonesia sekarang! Saya gak mau rugi, gadis-gadis itu harus kita temukan lagi!" ucap Jeevan.
"Siap bos!" Alden mengangguk patuh.
Setelahnya, mereka bergegas menuju bandara terdekat dan kembali ke Indonesia.
•
•
Sementara itu, Tom tiba di tempat acara lelang berlangsung semalam. Ia dengan langkah tertatih coba mendekati gedung tersebut.
"Hey!!" langkahnya terhenti saat seseorang meneriakinya.
Tom sontak terkejut dan menoleh ke belakang, dilihatnya dua orang berpakaian seperti penjaga tengah mendekatinya.
"Ada apa?" tanya Tom.
"Kami yang seharusnya bertanya, ada kepentingan apa kamu disini?" ujar salah satunya.
"Saya utusan bos Jeevan, saya kesini ingin mencari gadis bernama Dinda," bohong Tom.
"Ohh, semalam gadis itu sudah dibawa tuan Erick ke rumahnya," ucap yang lain.
"Siapa itu tuan Erick?" tanya Tom penasaran.
"Dia yang sudah membeli Dinda dengan harga fantastis, ya tapi memang sih dia belum sempat bayar karena semalam terjadi kerusuhan disini," jawab penjaga itu.
"Baiklah, kalau begitu beritahu saya alamat tuan Erick! Saya akan datangi dia dan tagih biaya yang dia belum lunas kan," ucap Tom.
"Sebentar," penjaga itu pergi untuk memberi alamat rumah Erick kepada Tom.
Tak lama, si penjaga kembali dan menyerahkan sebuah kartu nama yang bertuliskan Erick alias orang yang membeli Dinda.
"Ini kartu nama tuan Erick, dia tinggal gak jauh dari sini," ucap penjaga itu.
"Terimakasih, saya permisi dulu!" ucap Tom tersenyum tipis.
"Eh tunggu!" Tom terkejut saat penjaga itu tiba-tiba menahannya.
"Eee kenapa ya?" tanya Tom bingung.
"Apa kamu benar-benar utusan bos Jeevan? Mana buktinya?" ujar penjaga itu curiga.
Tom merasa bingung saat ini.
"Hey! Kenapa diam? Jangan-jangan kamu bukan orangnya bos Jeevan ya?!" sentak si penjaga.
Bughh
Tom langsung melayangkan tendangan ke perut salah satu penjaga itu sampai terjengkang, lalu ia pun berlari kencang meninggalkan tempat tersebut.
"Woi jangan lari!" teriak yang satunya berusaha mengejar Tom.
•
•
Aulia beserta kedua temannya turun dari mobil milik Jago dan Reza, mereka tercengang melihat rumah yang sangat besar di depan sana.
Bahkan, ketiganya sampai tak bisa menutup mulut menyaksikan keindahan rumah yang lebih mirip istana itu.
"Wah gila gede banget nih rumah! Berapa ya kira-kira harganya?" ujar Lova.
"Hadeh, ya pasti mahal lah. Emangnya kenapa lu tanyain harga segala?" ucap Nina.
"Ya gapapa, gue cuma mau berkhayal biar gue bisa beli rumah kayak gini," ucap Lova.
"Ah ngayal aja lu, udah deh mending kita tuh fokus ke yang ada di depan kita aja gausah pake mengkhayal segala!" cibir Aulia.
"Sewot aja lu Aul! Suka-suka gue dong mau ngayal kek mau ngapain kek," protes Lova.
Jago mulai tidak tahan dengan keributan tiga gadis itu, ia pun turun tangan memisahkan ketiganya agar tidak terus bertengkar.
"Heh! Udah lah gausah pada ribut, berisik tau! Bikin puyeng aja!" tegur Jago.
"Ini lagi ikutan, diem lu!" ucap Lova tanpa sadar.
Sontak Jago langsung melotot ke arahnya dan Lova pun tersenyum miring.
"Hehe, sorry gue gak sengaja!" ucap Lova.
"Eh Lov, lu takut sama si gay ini? Dia mah paling juga marahnya slay kayak perempuan," ledek Aulia.
"Kalian tuh bisa diam gak sih? Kita udah sampe di rumah si bos, kalian harus bisa bersikap baik dan jangan bikin keributan disini!" ucap Jago.
"Ohh, jadi ini rumah bos kalian? Gue jadi gak sabar ketemu sama dia," ucap Nina.
"Mau ngapain lu emang? Hayo jangan-jangan lu naksir ya sama bosnya si gay ini!" goda Aulia.
"Apaan sih? Gue ketemu sama orangnya aja belum, gimana gue bisa naksir?" elak Nina.
"Hahaha, abisnya lu pake segala gak sabar ketemu sama bosnya mereka," kekeh Aulia.
"Ya gue kan penasaran Aulia, gue pengen tahu siapa tuh bos mereka yang udah bebasin kita. Gue kan juga mau bilang makasih ke dia," ucap Nina.
"Iya sih, gue juga sama kayak gitu," ucap Aulia.
"Udah udah, ayo buruan masuk!" potong Jago.
Aulia dan Nina kompak memutar bola mata, namun keduanya akhirnya menurut dengan perintah Jago dan melangkah masuk ke dalam rumah itu.
Singkat cerita, mereka kini sudah berada di dalam rumah besar tersebut. Mata ketiga gadis itu makin dimanjakan dengan berbagai hiasan yang ada disana.
"Waw mewah banget anjir! Berapa ya ini semua harganya kalo ditotal?" ucap Lova.
"Lo ngapa sih Va? Daritadi yang ditanyain harganya Mulu, kayak mampu beli aja!" kesal Aulia.
"Hehe kan cuma penasaran," kekeh Lova.
Lalu, muncul suara perempuan dari arah depan yang mengejutkan ketiganya.
"Siapa itu yang masuk ke rumahku?"
Sontak ketiga gadis itu mencari asal suara, mereka terperangah saat melihat seorang wanita yang datang dari depan mendekat ke arahnya.
"Hah Queen?" lirih ketiganya.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Mr.VANO
lanjut ajah dulu,,,klo ok jln
2023-02-14
1
Irfayanti Itha
up lagi ia 🤭🤭
2023-02-03
2
Irfayanti Itha
up lagi don. 🤭
2023-02-03
2