#Terjebak Gairah Sang Mafia 2
Balik ke Indonesia
•
•
Aulia, Nina serta Lova kini telah kembali ke Indonesia tempat dimana mereka dilahirkan.
Tampak ketiganya tersenyum riang dan dapat bernafas lega setelah hampir enam bulan mereka tersiksa di dalam kurungan Jeevan.
Meski begitu, masih ada sedikit rasa was-was di hari mereka mengingat orang-orang yang menyelamatkan mereka belum diketahui siapa.
"Hore kita sampe lagi di Indonesia!" sorak Lova.
"Iya nih, gue bahagia banget bisa hirup udara bebas lagi. Sumpah deh rasanya gue gak kuat lama-lama ada di penjara itu kemarin, untung aja kita bisa bebas sekarang!" ucap Nina.
Lalu, dua orang pria yang membantu mereka kini berjalan mendekati tiga gadis itu sambil menunjukkan wajah mereka.
"Gimana? Kalian bertiga sekarang percaya kan sama kita? Kita ini orang baik kok," ucap Jago.
"Belum tentu, bisa aja abis ini kalian jual kita atau jadiin kita budak," ucap Nina.
"Hahaha, pemikiran lu kecil amat sih. Buat apa kita jadiin lu bertiga budak, ha? Lagian emang gadis kayak kalian bisa apa sih?" ujar Jago.
"Dih sembarangan aja lu ngerendahin kita! Kita ini wanita serba bisa tau," ucap Lova.
"Iya tuh, kita bisa ngelakuin apapun yang kita mau. Contohnya bangun, makan, sama tidur," sahut Nina.
Jago serta Reza hanya menggeleng pelan.
"Yasudah, ayo cepat kita ke mobil! Kalian mau kita bawa ke tempat bos kita," ajak Reza.
"Apa? Tapi, siapa bos kalian dan kenapa kita harus dibawa kesana?" tanya Aulia.
"Nanti kalian juga tau," jawab Reza.
"Gak mau! Kita mau pulang ke rumah aja, pasti orang tua kita udah nyariin kita," tolak Nina.
"Kalian baru bisa pulang, setelah kalian menemui bos kami," ucap Reza.
"Dan kalian gausah takut, bos kami itu orang baik kok. Dia gak mungkin nyakitin kalian," timpal Jago.
"Ish, tetap aja kita gak mau!" sentak Aulia.
Reza menatap Jago seolah bertanya harus bagaimana caranya untuk membujuk tiga gadis itu ikut dengan mereka.
"Kalian maunya apa? Kita bakal kasih apapun itu asalkan kalian mau nurut sama kita," ucap Jago.
"Hah? Lo nanya mau kita apa? Simpel aja sih, gue mah maunya mobil Lamborghini yang terbaru," ucap Lova sambil tersenyum.
"Udah gila kali lu ya! Dikasih hati minta jantung!" ucap Reza kesal.
"Hehe, bercanda kali mas. Kita gak butuh apa-apa, kita cuma mau pulang ke rumah," ucap Lova.
"Lova benar, pulangin kita ke rumah dan kita pasti gak akan nuntut apa-apa lagi," timpal Aulia.
"Kalo itu sih sorry, kita gak bisa turutin. Kita gak berani lah bawa kalian pulang sebelum ketemu sama bos," ucap Jago.
"Ih emang bos kalian itu siapa sih? Kasih tau kita dong!" sentak Nina.
"Kalian ikut aja dulu sama kita, nanti kalian pasti akan tahu siapa bos kami!" ucap Jago.
Ketiga gadis itu saling melirik satu sama lain, setelah sama-sama setuju akhirnya mereka memutuskan untuk ikut bersama Jago dan Reza.
•
•
Surya serta Rezham dibuat kaget saat kembali ke ruang penyiksaan untuk mengecek kondisi tahanan mereka yakni Tom.
Pasalnya disana tidak nampak sosok Tom dan justru yang ada hanyalah Fritzy dengan dua tangan serta kakinya terikat dan mulut tersumpal kain.
"Mmppphhh mmppphhh!!" gerakan Fritzy seolah meminta bantuan dari kedua lelaki itu.
"Anjir, kok malah jadi gini sih Sur? Si Tom kemana nih?" heran Rezham.
"Mana gue tau? Udah yuk kita lepasin Fritzy dulu, kasian dia!" ucap Surya.
Rezham mengangguk, mereka pun melepaskan Fritzy dari ikatan itu serta mengambil kain di mulutnya.
"Uhuk uhuk uhuk.." Fritzy langsung terbatuk-batuk dan mengambil nafas panjang.
"Lo kenapa bisa kayak gini Fritzy? Siapa yang ikat lu disini?" tanya Surya bingung.
"Eee tadi Tom bilang mau ke toilet sebentar, yaudah gue lepasin dia. Eh tapi ternyata dia bohong dan malah kabur, sebelum itu dia ikat gue dulu disini," jelas Fritzy.
"Hah? Sialan tuh anak, beraninya dia kabur dari sini!" geram Surya.
"Terus si Tom kabur kemana? Lo lihat gak tadi?" tanya Rezham.
"Enggak, gue cuma lihat dia lari ke arah luar. Gue gak tahu lagi dia kemana abis itu," jawab Fritzy.
"Ah sial! Ceroboh banget sih lu Fritzy! Kan kita suruh lu jagain dia tadi, kenapa malah dilepas?!" sentak Rezham.
"Ya sorry, gue gak tahu kejadiannya bakal gini, gue kira Tom orang baik," ucap Fritzy.
"Yaudah, tapi lu gapapa kan? Gak ada yang luka?" tanya Surya cemas.
Fritzy menggeleng sebagai jawaban, tentu ia tidak terluka karena semua ini hanyalah rencana dirinya dengan Tom.
"Semoga kamu berhasil bebasin Dinda, Tom! Aku selalu dukung kamu," batin Fritzy.
Akhirnya Fritzy dibawa oleh kedua pria itu menuju ruang pengobatan, mereka tidak mau ambil resiko jika Fritzy mengalami luka.
•
•
Dinda beranjak dari tempat tidurnya, lalu berjalan menuju balkon kamar barunya menikmati malam yang dingin dan sepi.
Ia menatap langit, tersenyum sendu berharap kebahagiaan akan datang untuknya. Meski sulit, ia tetap mengharapkan hal itu terjadi padanya.
"Aku kangen banget sama mama dan papa, aku pengen ketemu mereka lagi," lirih Dinda.
Sementara itu, Erick yang baru selesai mandi kini keluar dengan handuk melilit di pinggang dan melangkah menghampiri Dinda.
"Dinda, sayang!" panggil Erick lirih.
Sontak Dinda terkejut, ia berbalik menatap Erick lalu tersenyum ke arahnya.
"Apa yang kamu lakukan disini sayang?" tanya Erick.
"Eee biasa, hanya menikmati pemandangan malam hari yang indah. Udah lama aku gak bisa kayak gini," jawab Dinda.
"Oh ya, selama ini kamu pasti tersiksa ya di tempat Jeevan?" ujar Erick.
"Bisa dibilang begitu, karena disana aku dan teman-teman gak bisa bebas seperti sekarang ini," ucap Dinda.
"Kamu tenang aja Dinda, disini kamu bebas kok mau ngapain aja," ucap Erick.
"Umm, kalo gitu aku boleh tau kabar teman-teman aku gak? Jujur aja aku khawatir banget sama mereka," ucap Dinda.
"Mana bisa gitu Dinda? Teman-teman kamu dimana aja saya gak tahu, mereka kan dibawa pergi sama orang misterius," ucap Erick.
"Iya sih, aku takut banget mereka kenapa-napa. Semoga aja orang yang bawa kabur mereka itu orang baik!" ucap Dinda.
Erick tersenyum, kemudian mendekat dan membelai rambut Dinda sambil mengecupnya.
"Kamu tenang aja Dinda! Saya akan cari tahu dimana teman-teman kamu itu, demi kamu saya lakukan apapun itu," ucap Erick.
"Terimakasih, aku percaya kamu orang yang baik dan suka menolong. Aku juga mohon sama kamu, tolong jangan apa-apain aku malam ini! Aku masih trauma sama kejahatan Jeevan," ucap Dinda.
"Dia emang apain kamu?" tanya Erick.
"Dia siksa aku, baik fisik maupun mental. Aku masih butuh waktu untuk melupakan itu semua, kamu mau nunggu kan?" jelas Dinda.
Erick terdiam selama beberapa detik, sebelum akhirnya ia mengangguk dan mengiyakan perkataan Dinda.
Dinda yang melihat itu tersenyum, lalu reflek memeluk Erick seraya membenamkan wajahnya di tubuh pria itu.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Fitria
lanjut lagi kak aku suka banget sama cerita nya
2023-04-14
1
Wiwik Murniati
apa Erix bener bener suka dengan dinda
2023-02-16
2
Mr.VANO
mampir thor..baru mengamati
2023-02-14
1