#Terjebak Gairah Sang Mafia 2
Dimana kamu?
•
•
"Surya, Rezham!"
Suara tersebut mengejutkan kedua pria si pemilik nama yang tadi sedang asyik tertawa itu.
"Eh Fritzy?" ucap Surya.
Ya wanita yang ada disana adalah Fritzy, seketika Tom tersenyum lebar melihat kehadiran Fritzy.
"Ngapa sih? Kangen kamu sama aku?" goda Surya.
"Dih, jangan kege'eran deh! Itu lu dipanggil sama Azura di luar, katanya dia minta bantuan lu," ucap Fritzy.
"Oh gitu, oke deh aku kesana. Aku titip si Tom ya, jagain dia!" ucap Surya.
"Iya bawel!" ketus Fritzy.
Surya dan Rezham pun keluar, kini hanya ada Fritzy serta Tom di dalam ruang tersebut yang membuat Tom mempunyai ide gemilang.
Fritzy pun beralih menatap Tom yang masih terikat disana, ia sejujurnya kasihan dan tidak tega melihat Tom seperti itu.
Namun, sebagai seorang karyawan ia tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa berharap Tom tak akan kenapa-napa.
"Tom, apa kabar? Kamu baik-baik aja kan? Semua aman?" tanya Fritzy.
"Ya gitu deh, saya sih gak masalah dihukum dan disiksa kayak gini. Tapi, saya cuma khawatir sama Dinda. Saya gak mau dia sampai dijual sama bos Jeevan," jawab Tom.
"Disaat seperti ini aja kamu masih mikirin Dinda, secinta itu kamu sama dia?" heran Fritzy.
"Saya gak tahu jelasnya, mungkin iya mungkin juga tidak. Yang pasti saya sangat khawatir sama Dinda," ucap Tom.
"Terus kamu mau apa Tom? Kamu gak mungkin kan bisa bantuin Dinda sekarang," ujar Fritzy.
"Bisa kok, asalkan kamu mau bantu saya Fritzy," ucap Tom.
"Maksud kamu? Aku harus bantu apa? Kayak gimana Tom?" tanya Fritzy.
"Kamu bisa bantu bebasin saya dari sini Fritzy, ayo tolong saya supaya bisa lepas dari tempat ini!" jawab Tom.
"Apa? A-aku gak berani ah Tom, aku takut ketahuan sama bos Jeevan nanti," ucap Fritzy.
"Gak bakal, ayo buruan kamu bantu saya Fritzy! Saya janji kamu akan baik-baik aja, biar saya atur strateginya supaya kamu gak ketahuan," ucap Tom.
"Yaudah, kali ini aku mau bantu kamu. Aku lepasin ikatan di tubuh kamu ya?" ucap Fritzy.
"Makasih Fritzy, makasih banget!" ujar Tom.
Fritzy mulai bergerak mendekati Tom dan melepaskan ikatan di tangan serta kaki pria itu dengan mudah.
"Aku ngelakuin ini karena aku cinta kamu Tom, meskipun kamu gak pernah bisa balas cinta aku karena yang ada di pikiran kamu itu cuma Dinda dan Dinda," gumam Fritzy dalam hati.
Akhirnya Tom berhasil lepas, tanpa menunggu lama ia pun bergegas pergi setelah membisikkan sesuatu di telinga Fritzy.
•
•
Jeevan masih berada di kamar hotelnya, ia duduk seorang diri menatap ke luar jendela sembari memegang segelas wine.
Pikirannya tak berhenti memikirkan tentang Queen, gadisnya yang telah lama hilang. Ada sekitar empat bulan ia sudah berpisah dengan wanita itu.
"Kamu dimana Queen? Saya harus cari kamu kemana lagi? Kenapa sih kamu pergi dari saya? Apa kurangnya saya di mata kamu Queen? Padahal saya bisa berikan apapun yang kamu mau," gumam Jeevan dengan tampang sedihnya.
Drrttt
Drrttt
Disaat ia tengah asyik melamun, suara ponsel miliknya membuat pikirannya terusik dan ia memutuskan mengangkat telpon itu sejenak.
📞"Halo! Ada apa Alden? Sudah saya bilang saya ingin sendiri, jangan ganggu saya!" geram Jeevan.
📞"Ma-maaf bos! Tapi, ada masalah besar di tempat pelelangan bos. Kita diserang dan para wanita itu dibawa kabur oleh pasukan misterius bertopeng yang kita tidak tahu siapa," ujar Alden.
Jeevan tersentak dan spontan bangkit dari duduknya dengan kedua tangan terkepal menahan emosi.
📞"Apa? Sial, gimana bisa pertahanan gedung itu ditembus sama mereka?!" heran Jeevan.
📞"Entahlah bos, sepertinya mereka bukan orang sembarangan," ucap Alden.
📞"Aaarrgghh kurang ajar! Yasudah, kamu perintahkan pasukan untuk kejar mereka! Jangan sampai gadis-gadis itu lolos!" ucap Jeevan.
📞"Baik bos!" ucap Alden patuh.
Tut Tut Tut...
Jeevan segera menutup telpon dan menggeram kesal, ia memukul angin untuk meluapkan emosi di dalam dirinya.
"Sialan! Siapa yang berani main-main dengan saya? Lihat saja, akan saya habisi siapapun itu! Kamu memang salah besar karena sudah memancing singa yang sedang emosi!" kesal Jeevan.
Tanpa basa-basi lagi, Jeevan bergegas pergi dari hotel dan kembali menuju acara pelelangan tadi untuk menemukan si penyusup.
•
•
Aulia, Nina serta Lova masih tak mengerti dengan apa yang terjadi pada mereka barusan. Ketiganya tiba-tiba dibebaskan dan dibawa kabur oleh orang misterius bertopeng hitam.
Kini mereka berada di dalam mobil bersama dua orang bertopeng itu, Aulia pun sangat penasaran ingin tahu siapa yang berani menculik mereka dari tempat tadi.
"Kalian ini sebenarnya siapa? Kalian mau beli kita tapi gak punya uang ya?" ujar Aulia.
"Bukan, kami justru ditugaskan untuk bebasin kalian. Buat apa juga kami beli kalian bertiga? Kami gak tertarik," ucap orang itu.
"Ih sialan banget lo! Body gue bagus kali, kenapa bisa lu gak tertarik?" protes Lova.
"Tenang aja, sebagus apapun body kalian, gue tetap gak akan tertarik," ucap orang itu.
"Iya, soalnya dia ini penyuka sesama. Mana mungkin tertarik sama kalian?" timpal temannya.
"Hah??" ketiga gadis itu kompak terkejut.
"Terus lu sendiri gimana? Gay juga gak?" tanya Lova penasaran.
"Saya sih normal, kalau kamu mau jadi pacar saya ayo aja!" jawab pria itu.
"Emang lu siapa sih?" tanya Lova lagi.
"Saya Reza," jawab pria itu mengenalkan diri.
"Ohh, terus ini yang gay siapa?" tanya Lova.
"Buset baru kenal langsung ngatain aja! Nama gue Jago, sesuai nama makanya gue juga jago tadi pas berantem dan bebasin kalian," jawabnya.
"Hilih iyain aja deh," cibir Lova.
"Omong-omong, kalian tuh sebenarnya kenapa bebasin kita sih?" heran Nina.
"Daritadi yang ditanyain itu terus, emang kalian gak senang apa kita bebasin?" ujar Jago.
"Ya senang sih, senang banget malah. Tapi, kita bingung aja apa alasan kalian rela korbanin nyawa demi bebasin kita. Disana kan bahaya banget tadi, malah gue lihat ada beberapa teman kalian yang kena tembak juga," ucap Nina.
"Iya gapapa, mereka itu emang siap mati kok buat misi kali ini. Yang penting misi kita berhasil dan kalian bisa dibebaskan," ucap Jago.
"Misi? Kalian disuruh buat bebasin kita?" tanya Aulia.
"Ya gitu deh, kita punya bos dan si bos kita ini yang suruh kita buat bebasin kalian," jawab Jago.
"Siapa bos kalian?" tanya Nina penasaran.
"Udah gausah banyak tanya, nanti juga kalian tahu sendiri begitu kita sampai di Indonesia!" ucap Reza ketus.
"Ish galak amat sih gue kan cuma nanya!" cibir Nina.
"Sabar Nin, kita nurut aja sama mereka! Ya semoga aja mereka beneran mau selamatin kita!" ucap Aulia.
"Tuh dengerin kata temen lu!" ujar Reza.
Aulia mendengus kesal, ia pun menurut dan tidak lagi banyak bertanya.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Wiwik Murniati
dinda di mana dinda
2023-02-16
2
mom mimu
kok yang di bebasin cuman bertiga, Dinda gimana nasibnya itu... aduhh Tom buruan selamatin Dinda...
2023-01-12
2
Shopia Asmodeus
waduh.. penyuka sesama 😤😤
2023-01-11
1