Dunia Lain

[OMEDETTO GOZAIMASUUUUUU]

Tiba-tiba terdengar suara di dalam kepala Danang.

Suara yang dihasilkan juga tidak terdengar seperti suara wanita ataupun pria. Suara itu terdengan seperti suara mesin yang sedang berbicara.

[SELAMAT TUAN, ANDA AKAN MENDAPATKAN HIDUP KEDUA SEBAGAI HADIAH KARENA TELAH MENEGAKAN KEADILAN DI DUNIA SBEELUMNYA, WALAUPUN TIDAK BERHASIL -_-"]

Danang masih terdiam heran, dengan suara yang terdengar di kepalanya itu. Ia juga masih mengira bahwa semua itu adalah mimpi absurdnya.

[SEBELUM DIHIDUPKAN KEMBALI, SISTEM AKAN MELAKUKAN PEMBERSIHAN TERLEBIH DAHULU]

[TAPI TENANG, SEMUA INGATAN SAAT DI DUNIA LAMA TIDAK AKAN DIHAPUS OLEH SISTEM]

[PROSESING........

1%

2%

25%

60%

90%

100%

PROSES SELESAI, DAN ANDA SIAP DI KIRIM KE DUNIA LAIN UNTUK MELANJUTKAN KEHIDUPAN SELANJUTNYA]

.

.

.

.

.

Setelah itu, semua pandangan Danang terlihat kabur dan sekeliling terlihat sangat putih hingga menyilaukan mata.

Beberapa saat kemudian, Danang membuka mata dan ia sangat terkejut saat melihat pria tua terkapar ketakutan melihat pria yang memakai jirah bak prajurit itu sedang menghunuskan pedang ke arahnya.

"Aku mohon jangan bunuh aku, aku masih memiliki anak dan istri yang harus dinafkahi."

Pria tua itu memohon agar prajurit itu tidak membuhunya.

"Heeh~ kenapa baru sekarang kau berbicara seperti itu?? Setelah banyak korban berjatuhan kau dengan mudahnya meminta AMPUN?!"

Prajurit itu menghunuskan pedangnya ke tanah tepat pinggir kepala pria tua itu.

"Aku tidak bermaksud menolak permintaan pemerintah. Hanya saja, jika aku menerima permintaan itu, akan tinggal dimana warga desa ini kelak?"

Dengan nada lirih, pria tua itu memberikan alasan dirinya tidak menerima permintaan pemerintah.

"AKU TIDAK PEDULI ITU PRIA TUA!!"

Dan sebilah pedang yang tertancap ditanah kembali ditarik oleh prajurit itu. Ia juga langsung menghunuskan pedangnya ke arah dada pria tua itu.

"SAYAAAAAAAAANG!!!"

Tidak lama setelah itu, seorang wanita yang sedang memeluk tubuh Danang, berlari ke arah pria yang tertusuk pedang itu. Ia langsung menangis sambil memeluk pria yang sedang sekarat itu. Prajurit yang masih berada di depannya merasa jengkel atas kejadian itu.

"KAU JUGA SEBAGAI ISTRI HARUSNYA MENASIHATI SUAMIMU AGAR MENURUTI PERMINTAAN PEMERINTAH, BODOH!"

Lagi-lagi pria dengan jirah gagah itu mengayunkan pedangnya dan langsung menebas leher wanita yang sedang menangisi suaminya itu. Seketika wanita itu juga mati di tangan prajurit itu.

Danang yang melihat semua kejadian itu hanya bisa terdiam kaku karena ketakutan. Ia syok, karena pertama kalinya melihat pembunuhan secara brutal di depan matanya. Ia juga bingung karena tiba-tiba ia bediri di dunia yang ia tidak ketahui sama sekali.

"Hoi bocah."

Prajurit itu perlahan berjalan ke arah Danang sambil membawa pedangnya yang telah merenggut nyawa dua orang itu.

"Ekspresi wajahmu sangat lucu sekali," ucap prajurit tertawa menyeringai.

"Kau juga mau mati dengan pedang ini?" Tanya prajurit menjilati pedangnya.

"Kau juga tidak pantas hidup di dunia ini!!"

Prajurit itu langsung mengayunkan pedangnya ke arah Danang. Namun tiba-tiba, pria itu langsung terkapar di tanah dan dari Kepala

darah yang tak henti-henti.

"Sepertinya kita terlambat Nina."

Tiba-tiba datang dua wanita menghampiri jasad prajurit yang tertembak di area Kepalanya itu.

Wanita yang membawa sniper itu, memegang mayat pria tua dan wanita sambil mengirimkan doa.

Lalu, wanita lainnya berjalan ke arah prajurit dan langsung menginjak kepalanya hingga hancur dengan sepatu hak tingginya.

"DASAR PEMERINTAH!!!!"

Wajahnya terlihat sangat marah saat berkata pemerintah.

Wanita sniper bernama Nina itu langsung menghampiri wanita berambut pendek itu.

"Bagaimana ini Briana?" Tanya wanita sniper bernama Nina itu.

"Aku tidak tahu, yang pasti desa ini pasti sudah berada di tangan pemerintah, berserta sertifikatnya," ucap Briana mengepalkan tangannya.

"Kita juga gagal melindungi kepala desa ini!"

"AAKHHHH, AKU BENCI INI SEMUA!! AWAS KALIAN PARA PEMERINTAH!!!!"

Briana lalu mengajak Nina untuk pulang. Namun tatapan Nina tertuju pada bocah yang terdiam kaku itu.

"Tunggu Nona!"

Nina menghampiri bocah yang telah terisi oleh roh Danang itu. Namun, belum juga bertanya, Briana langsung menjawab apa yang akan Nina tanyakan padanya.

"Kita tidak akan membawa bocah itu! Biarkan saja dia hidup bersama kerasnya dunia ini!" Tegas Briana berpaling wajah.

"Tapi....." Nina memelas ke arah Briana.

"Kau mau menampung berapa bocah sepertinya di markas kita?? Aku yakin setiap menemukan bocah sepertinya, kau pasti akan meminta aku untuk membawanya kan?!"

"Ta...tapi Nona.. Apa kau tidak kasihan padanya??"

Nina terus bersikeras meminta agar Briana mengizinkannya untuk merawat bocah malang itu.

"Terserah kau saja! Tapi aku tidak akan bertanggung jawab atas semuanya mengenai bocah itu! Termasuk makan dan lainnya!"

Tiba-tiba Briana pergi meninggalkan Nina dan bocah itu.

Nina lalu menatap bocah itu, lalu meminta maaf atas perlakuan Briana padanya. Bocah itu lalu menggeleng-gelengkan kepalanya dengan maksud tidak mempedulikan ucapan Briana padanya.

Nina bertanya, kenapa bocah kisaran 8 tahun itu tidak merasa sedih saat kedua orang tuanya mati bahkan depan mata kepalanya sendiri.

Namun, karena kini tubuh bocah itu adalah reinkarnasi Danang yang berumur 30 tahun dari dunia lain, apalagi ia tidak tahu menahu identitas wanita dan pria yang terkapar itu. Ia menjadi bahwa ia tidak mengetahui mereka.

Namun, belum juga menjawab, sebuah sistem berbicara dalam pikirannya.

[TUANN, KAU HARUS MENGIKUTI RULE DUNIA INI. MEREKA BERDUA ADALAH ORANG TUAMU YANG TERBUNUH. NAMU TUAN JUGA KINI BUKANLAH DANANG LAGI. UNTUK MENGETAHUI NAMA ANDA KINI, BAYANGKAN BAHWA DI DEPAN ANDA ADA SEBUAH LAYAR STATUS]

"Apa maksudnya? Dan siapa orang yang telah bebicara barusan??" Bocah yang sebelumnya bernama Danang itu bertanya dalam hatinya.

[SUDAH AKU BILANG, AKU ADALAH SISTEM. SISTEM YANG AKAN MEMANDU ANDA UNTUK MENUJU KEADILAN DUNIA. YUPZ KITA AKAN MELAWAN PEMERINTAH YANG SUDAH TIDAK MENJALANKAN SEGALA PERATURAN DAN NORMA PEMERINTAHAN]

[KINI DUNIA SEDANG TIDAK BAIK-BAIK SAJA. MAKANYA DARI ITU, SISTEM MEMILIH ANDA UNTUK MERESTAR PERATURAN PEMERINTAHAN YANG SUDAH BERAT SEBELAH INI]

"Aku tidak mengerti tapi aku akan mencoba apa yang suara misterius ini katakan."

Lalu bocah itu membayangkan ada sebuah monitor di depannya, lalu tiba-tiba sebuah layar terlihat di depan matanya.

< NAMA : SEAN AMSTRONG th08

LEVEL : 01

HINT PONIT (HP) \= 20

MANNA \= 10

STATUS :

STRENGTH : 10

AGILITY : 10

VITALITY : 10

INTELLIGENCE : 10

DEXTERITY : 10

LUCK : 10 >

Bocah Danang itu kembali bertanya-tanya dalam hatinya. Maksud dari layar monitor yang tergambar di depan matanya itu.

"Sean Amstrong? Level 01 dan status-status ini? Apa maksudnya??"

[TUAN, ITU SEMUA ADALAH STATUS ANDA. MULAI DARI NAMA ANDA KINI ADALAH SEAN AMSTRONG DAN LEVEL ANDA SEKARANG ADALAH YANG TERDASAR YAITU LEVEL 1. NAMUN ITU SEMUA BISA ANDA TINGKATKAN DAN AKAN MENDAPATKAN SKILL BARU]

Nina bingung melihat bocah di depannya diam saja. Ia langsung memeluknya karena merasa kasian.

"Mungkin kau masih trauma atas kejadian ini. Maafkan aku karena terlambat menolong desa ini."

________________________

Menang banyak gak sih, Danang si om om ini, di peluk sama wanita seksi si sniper.

Penasaran dengan kelanjutannya? Pantengin terus novel ini ya gesss, Dengan cara :

° SUBSCRIBE √

° LIKE √

° COMMENT √

° SHARE √

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!