Bab 4. Tak Sabar

"Hehehe, putra Abah ini juga manusia normal kok!" jawab Azril asal.

"Apa sejak kuliah kamu menyukai gadis itu?" tanya Abah.

"Iya Bah, saya juga sempat mengajaknya ta'aruf saat kuliah kami sudah semester 7 dulu, tapi dia menolak saya karena dia bilang ingin melanjutkan kuliah di Kairo."

"Tapi sekarang senang kan, gadis yang kamu sukai sudah didepan mata?" tanya Abah.

"Alhamdulillah senang sekali bah,"

"Kalau memang jodoh, nggak akan kemana kok Ril. Kamu pasrahkan saja sama Allah, yang terpenting sudah berdoa dan berusaha." nasehat Abah Faruq.

"Baik Abah,"

Azril memperlambat laju mobilnya, karena melihat seorang wanita berjalan ditengah kegelapan sedang menuntun motor maticnya, semakin mobilnya mendekat, dia semakin tahu siapa wanita yang sedang berjalan sendirian itu.

"Ada apa Ril? Apa ada masalah pada mobil kita?" tanya Abah.

"Tidak ada masalah Bah, sebentar Bah saya turun dulu untuk memastikan sesuatu."

"Eh tunggu Ril! Ini sudah malam kamu jangan turun mobil nanti bahaya! Bisa jadi ada orang jahat diluar," ucap Umi Fatimah khawatir.

"Tidak masalah umi, aku akan tetap berhati-hati."

Azril menghentikan mobilnya, dia keluar dari mobil lalu berlari kecil sembari memanggil seorang wanita yang menuntun sepeda motornya tadi.

"Hei Nona!" panggil Azril yang kini hanya berjarak satu meter dengan wanita itu.

"Ah anda ternyata," ucap si wanita sembari menoleh sekilas ke arah Azril lalu menundukkan kepalanya.

Wanita itu adalah Alia Khadijah.

"Kenapa kamu berjalan sendirian di jalan gelap ini nona? Apa kamu sadar jika bahaya bisa saja mengancammu? Apalagi kamu seorang wanita." Azril memperingatkan.

"Ah itu, motor saya mogok kak, baterai saya juga habis dan saya tidak bisa menghubungi siapapun untuk meminta bantuan," ucap Alia dengan raut wajah yang terlihat sangat letih bercampur takut dan sedih.

"Astaghfirullah Hal'adzim.. Ya sudah ayo aku antar pulang, apa rumah kamu masih jauh dari sini?" tanya Azril

"Masih sekitar 10 kilometer Kak,"

"Wah masih jauh lagi, ayo ikuti aku ke mobil." ajak Azril.

"Tapi motor saya kak, maaf saya tidak bisa meninggalkan motor saya begitu saja, biar saya jalan saja ke rumah kak." tolak Alia, motor itu sangat berharga baginya tidak mungkin baginya meninggalkan motornya di tengah jalan.

Terlihat Azril sedang mengetik chat pada seseorang.

"Sudah beres, motor kamu akan di bawa oleh anak buahku dan diantarkan ke rumahmu nanti, jadi sekarang biarkan aku mengantarkanmu pulang terlebih dulu."

"Baik kak, terimakasih banyak." ucap Alia dengan tulus.

Hatinya merasa lega dan sangat syukur luar biasa.

"Alhamdulillah, terimakasih Ya Allah.. telah kirimkan malaikat penolong untukku," ucap Alia dalam hatinya.

Saat Alia telah sampai di depan mobil Azril, pria itu mempersilahkan dia duduk di kursi penumpang bersebelahan dengan sang ibu.

"Ceklek!"

"Assalamualaikum Bu Hajjah.. Pak Haji.." salam Alia pada kedua orangtua Azril.

"Wa'alaikumsalam.. Warahmatullahi.. Wabarakatuh.." jawab keduanya bersamaan.

"Al, motor kamu mogok?" tanya Umi Fatimah dan Alia pun mengangguk.

"Kasian sekali kamu Al," gumam Umi Fatimah.

Umi Fatimah sempat melihat Alia yang sedang mendorong motor di jalanan, tapi dia tak bisa mengenali gadis itu.

"Maaf Bu Hajjah, Pak Haji.. Saya jadi merepotkan anda semua," ucap Alia merasa tak enak.

"Tak apa-apa Al, nggak merepotkan sama sekali, sudah seharusnya kita sesama manusia saling menolong jika ada yang membutuhkan. Apalagi jika ada seorang gadis, malam-malam berjalan sendirian di jalan raya, pasti sangat berbahaya." ucap Umi Fatimah.

"Jangan sungkan nak!" sahut Abah Faruq.

"Terimakasih banyak Bu Hajjah.. Pak Haji,"

"Ayo Ril kita antarkan nona ini dulu!" ucap Abah Faruq.

"Baik Bah,"

Setelah beberapa menit berlalu, dengan memberikan petunjuk jalan ke arah rumahnya kepada Azril, akhirnya mereka pun sampai di rumah Alia.

Rumah yang tidak terlalu besar dan sederhana, ada halaman luas dan beberapa tanaman hias dan sayuran memenuhi halaman itu.

Alia pun pamit pergi kepada mereka dan tak lupa juga mengucapkan banyak-banyak terimakasih. Dan menunggu sampai mobil mereka menghilang dari pandangannya.

Ibu dan Ayah Alia yang melihat putri sulungnya telah berada di depan rumahnya, segera menghampirinya.

"Al, kenapa pulangnya larut sekali?" tanya Pak Amir.

"Iya Al, kami sangat mengkhawatirkanmu!" ucap Bu Siti.

"Motornya mogok yah," ucap Alia dengan mata berkaca-kaca.

"Kasihan sekali putri ayah! Lalu siapa tadi yang mengantarmu pulang?" tanya Pak Amir sembari mengelus kepala putrinya.

"Salah satu pelanggan toko roti paman yang mengantarkan Alia pulang tadi, yah,"

"Alhamdulillah.. Syukurlah kalau begitu. Seharusnya kamu menghubungi ayah, agar ayah bisa menjemputmu!"

"Baterai ponselku habis yah!" ucap Alia dengan wajah letih bercampur sedih.

"Ya sudah ayo kita masuk! Bersihkan diri kamu lalu istirahat di kamar," ajak Bu Siti.

"Baik Bu,"

**

1 bulan kemudian..

Besok adalah hari dimana, Azril dan Nabila akan bertunangan. Dan acara pertunangan itu akan diselenggarakan di kediaman Nabila dengan mengundang keluarga besar dari kedua belah pihak saja.

Jangan ditanya perasaan Azril, hatinya luar biasa bahagia selama satu bulan ini. Dia kerap mengirimkan hadiah kepada Nabila setiap Hari Jum'at dan Minggu, terkadang bunga, terkadang coklat, tas, sepatu, jam tangan, gamis maupun hijab yang indah dan tentunya harganya pun fantastis.

Dia hanya ingin menunjukkan keseriusannya pada wanita yang akan menjadi istrinya nanti, Nabila sangat berharga baginya bahkan semua barang-barang mewah yang dia kirimkan tidak akan sebanding sedikitpun dengan wanita cantik nan sholeha itu.

Sedangkan Nabila juga sempat mengirimkan dua hadiah untuk Azril, sebuah jam tangan dan dasi yang tak kalah mewahnya, dia juga mengucapkan terimakasihnya pada Azril lewat kartu ucapan yang dia kirimkan.

Azril yang mendapat hadiah dari sang pujaan hati pun sangat bahagia, bahkan dia mengganti jam kesayangannya yang selalu bertengger di tangan kirinya, dengan jam mewah pemberian Nabila.

Malam itu, Azril sedang duduk di Gazebo yang ada di taman rumahnya, tidak bisa dipungkiri jika dia terus memikirkan dan berdebar-debar menunggu hari esok tiba. Dia sudah tidak sabar untuk bertemu gadis yang menggetarkan hatinya itu, sungguh dia sangat merindukan wajah cantik calon tunangannya.

Hingga sebuah tepukan pelan, membuyarkan lamunannya.

"Apa yang sedang kau pikirkan nak?" tanya Abah Faruq lalu duduk di samping putra semata wayangnya.

"Hanya memikirkan hari esok saja Bah, rasanya saya sudah tidak sabar lagi untuk terlalu lama menunggu bertemu dengannya," ucap Azril sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Abah hanya mengulum senyumnya, dia tidak pernah melihat putranya jatuh cinta dan sekalinya jatuh cinta pria yang terbiasa tak banyak bicara itu, terlihat begitu ekspresif.

"Ini baru pertunangan lho Ril bukan pernikahan, bagaimana ya kalau pernikahan nanti? Jangan sampai deh kamu nggak bisa tidur seharian! Bisa-bisa besoknya pas ijab qobul bukan nama Nabila yang kamu sebut tapi nama yang lain," canda Pak Faruq.

"Ah Abah jadi malu! Bukan tidak bisa tidur juga Abah, hanya sedikit gelisah saja." Azril tersenyum malu.

"Besok saat acara pertunanganmu, Abah mengundang Nenek Hanifah, Paman Farhan, Paman Fadil dan Bibi Fara bersama keluarga besar mereka. Abah harap dengan acara pertunangan kamu ini, hubungan keluarga besar kita membaik kembali."

Nenek Hanifah adalah ibunda dari Abah Faruq dan ayahnya telah meninggal sudah sangat lama sebelum dia menikah, sedangkan Paman Farhan, Paman Fadil dan Bibi Fara adalah ketiga adik Pak Faruq.

Hubungan keluarga besar itu tidak harmonis dan tidak akur, semenjak Pak Faruq memutuskan menikah dengan Bu Fatimah yang bagi mereka tidak sepadan dengan keluarga besar mereka. Tak jarang juga saat ada acara besar di keluarga mereka, adik-adik Pak Faruq selalu menghina Azril dan ibunya, karena mereka masih tak menyukai kakak iparnya itu.

"Abah menemui mereka?" tanya Azril memandang dengan tatapan tak percaya ke arah abahnya.

"Iyaa.. Walau bagaimanapun mereka tetap keluarga kita nak, jangan pernah masukkan dalam hati apapun yang mereka katakan dulu. Kamu dan Umimu tetap jadi prioritas Abah, dan tugas Abah hanya membuat kalian dan keluarga besar Abah rukun dan damai kembali." ucap Pak Faruq dengan bijak.

"Aku dan Umi akan coba melupakan semua penghinaan mereka Abah, tapi jika mereka menghina saya dan Umi lagi, maafkan saya jika saya tidak akan pernah memaafkan mereka lagi Bah, saya tidak membutuhkan saudara-saudara yang hanya bisa meremehkan saudaranya yang lain,"

"Iya Ril, Abah mengerti! Sudah-sudah jangan pikirkan hal-hal yang lain dulu, kamu fokus saja dengan acaramu besok, sekarang pergilah beristirahat!" suruh Abah.

"Baik Bah,"

Azril yang terus menguap pun kembali ke kamarnya dan tidur terlelap di atas ranjangnya dengan senyuman yang terus mengembang di bibirnya.

**

Keesokan paginya, keluarga Pak Faruq sudah berkumpul di kediamannya. Mereka sudah bersiap akan mengantarkan sang keponakan untuk melamar calon tunangannya.

Semua keluarga mengucapkan selamat kepada Azril dan hubungan mereka pun telah membaik kembali.

Nenek Hanifah juga terus memuji cucunya yang tampan, dia mengelus pipi cucunya penuh sayang.

"Apa kamu bahagia cucuku sayang?" tanya Nenek Hanifah.

"Sangat bahagia nenek, terimakasih banyak sudah berkenan datang dan mengantarkan cucu anda ini. Saya sangat menyayangi nenek, doakan semuanya lancar ya nek!" Azril memeluk neneknya penuh sayang.

"Sudah pasti nenek akan selalu mendoakanmu sayang! Nenek juga sangat menyayangimu cucuku!" Nenek Hanifah mencium pipi cucunya.

Abah Faruq dan Umi Fatimah terharu melihat kedekatan mereka, sebenarnya Nenek Hanifah sudah menerima Azril dan Ibunya, tapi sayang Nenek Hanifah sering dihasut oleh ketiga adik Abah Faruq sehingga Nenek Hanifah pun terkadang ikut tak menyukai mereka lagi.

"Bagaimana Ril kamu udah siap?" tanya Paman Fadil.

Azril menegakkan tubuhnya, dia tersenyum sembari menetralkan degup jantungnya yang berdetak tak karuan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!