Khadijah Sang Bidadari Surga-ku
"Apa kelebihanmu hingga berani melamar putraku yang tampan dan sholeh?"
Ucapan Ibu dari calon suaminya masih terngiang-ngiang terus di telinganya. Terdengar tak biasa di jaman modern ini, seorang wanita melamar laki-laki Sholeh untuk dijadikan pendamping hidupnya, seperti kisah Sayyidah Khadijah yang melamar Rasulullah SAW.
Benar saja, Alia Khadijah seorang wanita cantik tapi tidak kaya juga bukan pedagang sukses seperti istri Baginda Rasulullah, dia hanya gadis biasa dengan berani dan nekad melamar seorang pemuda sholeh, kaya, tampan dan berpendidikan tentunya, sangat sempurna bagi semua wanita.
Rasanya terlalu lancang baginya seorang gadis biasa yang melamar seorang pria tampan dari kalangan terpandang, jika boleh ditebak, sudah pasti lamarannya akan di tolak oleh pemuda itu maupun keluarganya.
Tapi ajaibnya ternyata lamarannya diterima langsung oleh pemuda sholeh nan tampan itu sendiri dan keluarga pemuda itu pun dengan lapang dada menerima keputusan putra kesayangan mereka, terlihat seperti tidak masuk akal baginya tapi kita tahu bahwa jodoh adalah rahasia Allah Yang Mahakuasa.
Baiklah mari kita flashback pada kejadian beberapa bulan yang lalu, saat pertama kali Alia Khadijah, gadis yang berusia 22 tahun bertemu dengan sosok pemuda tampan nan Sholeh bernama Nazril Mohammad yang berusia 25 tahun.
Alia adalah gadis berhijab yang berasal dari keluarga sederhana, Bapaknya bernama Amir dan Ibunya bernama Siti Maemunah. Pak Amir adalah seorang pedagang bakso keliling dan Bu Siti menjadi ibu rumah tangga yang biasa membantu suaminya mempersiapkan bakso dagangan sang suami.
Alia memiliki adik perempuan bernama Anindita Zahra yang duduk di kelas 2 SMA dan Adik laki-laki bernama Omar Alfarizi yang duduk di bangku kelas 3 SMP. Alia sendiri bekerja sebagai pramuniaga di sebuah toko roti milik adik dari ibunya, paman Hamid.
Sudah dua tahun ini Alia bekerja di Toko Roti milik pamannya, tokonya tidak besar juga tidak kecil, tapi Toko Roti Pak Hamid sangat ramai dan banyak diminati semua kalangan. Pak Hamid sendiri pernah kuliah jurusan tata boga dengan biaya sendiri dengan bekerja sebagai pramusaji di sebuah restoran mewah tanpa bantuan finansial dari orangtuanya.
Karena pengalaman dan pendidikan formalnya ada dibidang perkuliner-an, tak ayal roti dan kue basah buatannya begitu memanjakan lidah para pengunjung tokonya.
Pak Hamid juga tidak pelit ilmu, dia selalu mengajarkan ilmunya pada Alia sang keponakan. Sebenarnya Alia juga ingin kuliah jurusan tata boga sama seperti pamannya, karena dia juga hobi memasak dan membuat kue sama seperti pamannya. Tapi sayangnya sebagian gaji yang dia terima, diberikan pada kedua orangtuanya untuk membantu biaya sekolah adik-adiknya.
Pagi itu seperti biasa Alia telah bersiap berangkat ke tempat kerjanya di Toko Roti Pak Hamid dengan mengendarai motor matic keluaran tahun 2010 miliknya. Sedikit lebih tua karena harganya hanya sekitar 4 jutaan tapi motor matic itu adalah hasil keringatnya sendiri, dia menabung 500ribu tiap bulannya sampai dia harus menekan keinginannya untuk jajan selama berbulan-bulan demi memiliki motor sendiri.
Setiap pagi dia mengantarkan adik perempuannya ke sekolah lalu kemudian berangkat ke tempat kerjanya, jika dia tidak bisa mengantarkan adiknya, biasa sang adik berangkat mengendarai angkutan umum karena jarak rumah dan sekolahnya sekitar 10 kilometer.
Sedangkan adik laki-lakinya bersekolah menggunakan sepeda federal bekas, pemberian dari sang kakek, jarak ke sekolahnya pun tidak terlalu jauh, hanya sekitar 4 kilometer.
Pukul tujuh pagi dia sudah sampai di Toko Roti pamannya, padahal jam masuk kerjanya dimulai pada pukul 08.00 pagi. Dia lebih suka berangkat pagi untuk membantu pamannya membuat Roti dari pada harus melayani customer yang datang.
Dia masuk kedalam dapur yang ada di Toko Roti itu, dan seperti biasanya mendengar bunyi mixer yang sedikit berisik tapi tidak membuatnya terganggu, dan mencium aroma Roti dan kue yang lezat dari Oven besar milik sang paman.
Sungguh bau manis, wangi dan gurih yang membuatnya candu setiap harinya.
"Assalamualaikum Paman Hamid," sapanya pada sang paman.
"Wa'alaikumsalam Warahmatullahi.. Wabarakatuh.. Al,"
"Biar aku aja yang nyetak donatnya paman dan paman bisa mengerjakan pekerjaan yang lain,"
Pak Hamid di bantu oleh dua karyawan laki-lakinya di dapur, yang kerjanya di mulai dari pukul dua belas malam hingga pukul delapan pagi.
"Baik Al, terimakasih!"
"Sama-sama paman,"
Dengan telaten, Alia mencetak donat yang ada di meja dapur yang bersebelahan dengan kompor, sembari menggoreng donat yang sudah melalui proses proofing yang kedua kalinya.
Pak Hamid mengecek beberapa Roti yang sudah masuk di oven dan sesekali melirik kerja sang keponakan. Tangan Alia sangat cekatan dan hasil kerjanya di dapur sangat memuaskan. Hanya diajari beberapa kali saja dia sudah mengerti dan bisa mempraktekkan dengan baik.
Selama ini kerja Alia lebih banyak di dapur membantu pamannya, padahal Pak Hamid menyuruhnya menjadi pramuniaga untuk melayani customer. Bukan dia melarang Alia membantunya di dapur, tapi beberapa customer terutama ibu-ibu sangat senang jika dilayani oleh Alia yang ramah dan murah senyum.
"Al, setelah menyelesaikan pekerjaanmu, kamu ke depan saja melayani customer! Alhamdulillah hari ini pekerjaan paman tidak terlalu banyak karena pesanan baru akan di antar sore hari, jadi kita bisa mengerjakan sedikit santai."
"Baik paman," jawab Alia dengan patuh.
Seperti biasa gadis berhijab yang cantik itu melayani customer dengan baik, menegur sapa dan tersenyum ramah pada setiap customer yang datang.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 12 siang, waktunya dia beristirahat. Alia menghabiskan jam istirahatnya untuk makan dan menunaikan ibadahnya di pantry dan Mushalla kecil yang telah disediakan Pak Hamid untuk para karyawannya.
Alia kembali bekerja saat menyelesaikan istirahatnya, siang itu ada seorang pemuda tampan yang tiba-tiba datang ke toko roti Pak Hamid dan meminta bantuan Alia untuk memilihkan roti untuk sang ibunda.
"Maaf nona, bolehkah saya minta bantuan?" tanya pemuda itu.
Alia yang sedang menyusun roti yang baru matang sontak menoleh ke arah sumber suara dan menghentikan aktivitasnya.
"Boleh Kak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Alia memandang singkat wajah pemuda itu lalu sedikit menunduk.
"Saya minta tolong bisa pilihkan roti untuk oleh-oleh buat Abah dan Umi saya di rumah. Saya ingin roti yang paling enak dan paling diminati disini." ucap pemuda itu.
"Disini yang paling banyak diminati adalah Cheesecake, donat kentang dengan bermacam-macam topping dan brownies panggang dengan varian 6 macam toping, ada coklat, keju, tiramisu, strawberry marble, vanila marble dan matcha. Kalau ingin brownies tanpa topping bisa memilih yang original dengan taburan kacang almond diatasnya." ucap Alia menjelaskan panjang lebar.
"Oke boleh deh saya ambil ketiga macam itu, cheesecake satu, brownies panggang original satu dan donat 12 biji dengan topping mix, terus roti manis satu, sisir satu dan terakhir cake pisang satu."
"Baik Kak segera saya ambilkan dan bungkus, kakak bisa menunggu di meja nomer 3 di sebelah sana," ucap Alia yang menunjuk beberapa meja kursi yang tertata rapi di dalam toko itu.
Pemuda itu mengangguk dan berjalan menuju tempat duduknya.
Selang beberapa menit berlalu, akhirnya Alia telah selesai membungkus pesanan pemuda tampan itu. Dia berjalan ke arah tempat duduk pemuda itu dan memberitahukan jika semua telah selesai.
"Maaf kak, pesanan anda sudah selesai. Anda bisa ke kasir untuk membayar dan mengambil pesanan anda." ucap Alia pada pemuda itu.
"Terimakasih sudah membantuku nona," ucap Pemuda itu yang tersenyum manis pada Alia.
"Sama-sama Kak," Alia mengangguk dan membalas singkat senyuman pemuda itu.
Pemuda itu berjalan ke arah kasir, sedangkan Alia masih menetralkan detakan jantungnya yang berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Astaghfirullah.. Duh jaga pandangan Alia! Jangan pecicilan ketemu sama cowok cakep! Inget kata Bu Ustadzah jika ingin dapat pemuda Sholeh, harus menjadi wanita Sholehah terlebih dulu. Baru ketemu bening dikit aja udah lemah, apaan sih kamu nih!" gumam Alia pada dirinya sendiri dalam hati.
Setelah kepergian pemuda itu, kasir yang bertugas di toko kue pamannya tengah memanggil Alia yang meneruskan pekerjaannya dengan menata kue-kue cantik yang baru saja keluar dari dapur.
"Al!" panggil Nita si petugas kasir.
"Iya, ada apa Niat?" tanya Alia.
"Eh kamu dapet tip lho dari mas-mas yang ganteng barusan!" ucap Nita tersenyum bahagia.
"Eh beneran?" Alia mendekati Nita dengan tatapan tak percaya.
"Iya beneran! Mas tadi kan belanja habis sekitar 320 ribu, terus uang yang dia kasih 400 ribu pas aku mau ngasi kembaliannya, eh dianya nolak. Katanya suruh kasihkan buat kamu aja sebagai tanda terimakasih, karena kamu udah bantuin dia milihin kue tadi."
Alia hanya terdiam mendengar ucapan Nita, dia tidak menyangka selain tampan, pemuda tadi sangat baik dan royal. Hanya membantunya memilihkan kue saja dia sudah dapat uang 80 puluh ribu. Bagi kaum biasa seperti dirinya uang 80 puluh ribu itu lumayan banyak, bisa buat jajan 4 hari.
"Eh rejeki kamu tuh! Mau nerima nggak?" tanya Nita membuyar lamunannya.
"Eh iya mau, lumayan sih buat beli mie level pedas."
Nita pun menyerahkan uang kembalian itu pada Alia dan dia menerima uang itu dengan binar bahagia.
"Nih yang 30 puluh ribu buat kamu aja! Kalau dapet rejeki paling bagus tuh dibagi-bagi!" ucap Alia sembari menyerahkan uang 30 puluh ribu pada Nita.
"Eh beneran ini?" tanya Nita berbinar bahagia.
"Iyalah! Sini kalau nggak mau, biar aku kasih ke yang lain aja!"
"Eitttsss jangan donk Al! Makasih lho ya! Kamu emang temenku yang paling baik deh!" ucap Nita kegirangan.
"Dih gombal!" cibir Alia.
**
Di sebuah mansion besar, pemuda yang membeli kue tadi telah sampai di kediaman orangtuanya.
Ibunya menyambut kedatangannya dengan bahagia begitu pula sang ayah.
"Assalamualaikum Abah.. Umi.." sapanya.
Dia mencium tangan kedua orangtuanya lalu memeluk mereka sekilas.
"Wa'alaikumsalam.. Warahmatullahi.. Wabarakatuh.." jawab kedua orangtuanya.
"Bagaimana kabarmu Ril? Umi kangen banget," tanya Bu Fatimah, sang ibunda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Laksana mutiara🥀
Kocak aku saat membaca nya🤣🤣🤣
2023-02-05
1
Gadih Hazar
Masyaallah tulisan yang begitu rapih...
2023-01-19
2