Bab 2. Kebahagiaan Alia

"Alhamdulillah aku baik-baik aja umi, aku juga kangen banget sama Umi dan Abah." ucap pemuda bernama Nazril Mohammad itu, yang biasa dipanggil Azril.

"Mari sini nak, duduk bersama abah dan umi. Sudah satu tahun kamu ninggalin negara ini, rasanya abah dan umi ingin berbagi cerita banyak sama kamu." ucap pria paruh baya, bernama Pak Faruq ayah dari Azril.

Pak Faruq adalah keturunan Indo-Arab, semua keluarganya sudah tinggal di negara ini tapi hubungan mereka tidak akur, bahkan keluarganya telah memutuskan tali persaudaraan mereka.

"Baik Abah,"

Mereka pun duduk di sofa yang ada di ruang tengah bersama.

"Umi, Abah.. Ini Azril bawakan kue kesukaan kalian!" ucap Azril sembari menenteng beberapa bungkusan plastik yang ada di tangannya di depan sang ibu.

Netra Bu Fatimah memandang sekilas logo bungkusan yang ada di tangan putranya, bertuliskan nama toko kue langgangannya.

"Wah.. kamu masih ingat toko kue favorit Umi, Ril?" seru Bu Fatimah dengan binar bahagia.

"Sudah pasti Azril inget donk mi, kan Azril dulu pernah satu kali anterin Umi kesana saat Pak Joko nggak masuk kerja."

Pak Joko adalah supir pribadi mereka.

"Oh iya satu tahun lalu ya? Sebelum kamu berangkat ke Abu Dhabi." ucap Bu Fatimah sembari mengingat beberapa waktu lalu, dan Azril pun mengangguk.

"Oh iya, ngomong-ngomong.. Bagaimana pekerjaan kamu di Abu Dhabi nak? Kenapa kamu tiba-tiba memutuskan untuk resign dari pekerjaan impianmu?" tanya Pak Faruq.

Selama hampir 3 tahun belakangan Azril bekerja di Abu Dhabi, di sebuah perusahaan minyak terbesar disana.

"Aku hanya merasa kesepian disana Abah, walaupun semuanya bisa aku beli dengan hasil keringatku sendiri, tapi hatiku merasa hampa. Aku selalu merindukan kalian, teman-temanku dan semua tempat indah yang ada disini." jawab Azril sembari menerawang jauh.

"Sebenarnya kami sangat senang kamu memutuskan kembali kesini karena kamu adalah putra satu-satunya Abah dan Umi, tapi apapun keputusanmu Abah dan Umi akan selalu mendukungmu nak!"

"Iya Abah.. Umi.. terimakasih! Aku sudah memutuskan akan menerima tawaran Abah untuk memimpin perusahaan tekstil dan sepatu milik kita." ucap Azril dengan yakin.

"Alhamdulillah.." ucap Abah dan Umi bersamaan.

***

Selama satu bulan berada di negara asalnya, Azril benar-benar memanfaatkan waktu liburnya untuk mengunjungi sahabat-sahabatnya semasa kuliah, mengajak mereka mendaki gunung maupun liburan bersama, sebelum dia benar-benar terjun ke perusahaan dan harus disibukkan dengan dunia kerja lagi.

Malam itu, Azril sedang menginap di rumah salah satu sahabatnya bernama Ferdy bersama sahabat lainnya bernama Irfan, dan ketiga orang laki-laki muda itu pun berbincang hal-hal yang tak penting.

"Ril, gue liat lo jomblo mulu sih! Sebenarnya lo ini suka cewek apa nggak sih?" goda Irfan salah satu sahabatnya.

"Iya nih si Azril, bosen gue liat dia pacaran sama game terus!" sahut Ferdy temannya juga.

"Apaan sih kalian nih! Pacaran ya pacaran aja sendiri, jangan ngajak-ngajak! Aku nggak mau. Pacaran itu dosa!" ucap Azril penuh penekanan.

"Ceileh mentang-mentang sekarang jadi ustadz dadakan terus nggak mau pacaran dia! Hahaha.. konyol banget sih lo Ril, sok suci tau nggak!" ejek Irfan.

Sejak pulang ke tanah airnya, Azril selalu menyempatkan diri ke sebuah pondok pesantren khusus anak-anak yatim. Setiap hari Minggu dia mengajari anak-anak mengaji dan mengajak mereka bermain bersamanya.

"Emang selama kuliah kalian liat aku pacaran? Dari dulu aku juga begini!" ucap Azril enteng.

"Iya sih lo emang nggak pernah pacaran tapi lo ngejar-ngejar si Nabila kan si cewek Sholeha dan cantik itu, itu sama aja lo zina hati tau nggak. Lo mikirin dia terus!" balas Irfan.

"Tahu apa kamu tentang isi hatiku? Aku akui aku memang mengajak Nabila ta'aruf waktu itu dan mendekati dia walau lewat perantara, tapi bukan berarti aku memikirkan dia terus!"

"Tapi nyatanya permintaan ta'aruf lo ditolakkan?" tanya Irfan dan Azril hanya mengangguk pasrah, "Yaelah Ril.. Ril.. jaman sekarang udah nggak musim kali yang begituan, deketin ajalah dulu kalo sama-sama nyaman baru ditembak dan kalo udah cocok, nikahin deh! Wanita sekarang tetiba diajakin nikah, ya kaburlah!" Irfan dan Ferdy terkekeh.

"Eittss! Nggak semua lho wanita seperti yang kalian pikirkan, ada juga yang lebih suka pacaran sesudah menikah. Lagian Nabila nolak aku karena dia ingin melanjutkan S2-nya di Kairo, jadi ya mungkin dia nggak siap aja nikah muda." ucap Azril mengenang perasaan kecewanya.

"Sian banget sih lo Ril, masih belum move on!" ejek Ferdy.

"Aku dah move on kok, tenang aja! Ini aku malah bener-bener menikmati hidup lho, jodoh itu pasti datang kalau udah waktunya datang. Jangan terlalu dipikirkan yang penting kan ane udah berusaha bro!" ucap Azril tersenyum manis.

"Gitu aja terus lo sampek lebaran monyet! Jadi perjaka tua lo!" ucap Irfan.

"Udahlah kalian nih, kalo ketemu berdebat terus kayak Tom Jerry tapi kalo jauh sama-sama kangen. Lama-lama gue jodohin lu berdua!" ucap Ferdy pada kedua sahabatnya.

Azril hanya terkekeh.

"Gue dijodohin sama Azril? Dihh ogahh, mending gue nikahin Shinta sama Santi. Duhh jadi ngiler gue! Dua-duanya bohay euy!" ucap Irfan dengan wajah mupengnya.

"Dasar mesum! Lagian mereka kan saudara kembar, mana boleh kamu nikahin dua-duanya? Nyebut eh!" Azril memperingati.

"But.. Butt. Butt..!"

"Apaan sih woy!" Azril melempar bantal ke wajah Irfan dan mereka pun terkekeh bersama.

"Lagian si Santi kan kalem beda sama Shinta pacar lo! Mana mau dia lo nikahin juga, gaji baru UMR aja sok-sokan mau punya bini dua! Eling fan eling, kehidupan rumah tangga itu tidak seindah bayangan lo Fergusoh, bukan urusan ranjang doank!" Ferdy mengingatkan.

Azril memilih diam sembari tersenyum, dia hanya malas berdebat dengan sahabatnya yang seorang mania wanita itu, dinasehati model apapun juga tidak akan masuk juga.

"Bodoh ah! Yang penting saat ini gue seneng aja, urusan nikah mah gampang!" jawab Irfan tak peduli.

"Tok! Tok!"

"A' Ferdy dipanggil ibu untuk ngajak teman-temannya makan malam!" teriak adik Ferdy yang bernama Lia dari luar kamarnya.

"Iya Lia! Kami turun bentar lagi!" jawab Ferdy.

**

Di sebuah pondok pesantren yang tak begitu luas, seseorang gadis berhijab dan berparas cantik sedang duduk di lantai yang beralaskan tikar sedang makan malam bersama para santri wanita yang berjumlah sekitar 35 anak. Usia mereka sangat beragam, dari usia 3 tahun sampai 15 tahun.

Dan para santri laki-laki yang berjumlah 30 anak juga berada dibawah pengawasan Abah Romli suami Umi Mutia, mereka pun juga makan tapi di ruangan yang lain.

"Kak Alia! Masakan kakak selalu enak, kami sangat suka kak!" ucap salah satu santriwati berusia 10 tahun.

"Iya memang selalu enak banget! Kami selalu merindukan masakan kakak," sahut salah satu dari mereka.

Sedangkan Alia hanya tersenyum dengan hati sangat bahagia, anak-anak itu selalu memberikan warna dalam hidupnya. Sayangnya dia hanya bisa mengunjungi dan memasakkan mereka setiap hari Selasa dan Jumat saja. Karena selebihnya waktunya dipergunakan untuk bekerja dan membantu orangtuanya di rumah.

"Oh jadi masakan Umi nggak enak gitu?" ucap Bu Mutia berpura-pura merajuk, beliau seorang Ustadzah sekaligus pemilik pondok pesantren.

"Maaf umi bukan begitu, masakan Umi juga tidak kalah enaknya. Tapi masakan Kak Alia selalu berganti-ganti menu tiap hari Selasa dan Jumatnya, kami jadi tahu rasanya bermacam-macam masakan maupun kue." ucap salah satu anak didiknya dengan jujur, tapi juga merasa takut.

"Iya deh iya, Umi hanya bercanda kok. Umi akui masakan Kak Alia memang enak banget seperti masakan Restoran apalagi kuenya pasti bikin ketagihan, benar begitu kan anak-anak?" tanya Bu Mutia.

"Benar Umi!" jawab mereka serentak.

Sehingga membuat Alia menunduk malu, "Ah, Umi terlalu berlebihan memuji."

"Tidak Al, umi sangat bangga dengan gadis muda sepertimu, biasanya diusia kamu yang muda ini, masih suka jalan bareng sama teman saat libur kerja tapi kamu malah menyempatkan kesini untuk kami. Meluangkan tenaga dan materinya untuk kami, kamu benar-benar gadis yang baik Al. Terimakasih banyak ya," ucap Umi Mutia dengan tulus.

"Sama-sama umi," Alia mengangguk, "Tidak umi, hanya sedikit yang saya berikan dibandingkan semua donatur yang rutin kesini, saya hanya membantu semampu saya umi."

"Tapi kasih sayang kamu ke anak-anak tidak ternilai Al, mereka seolah menemukan kakak kandung mereka sendiri, karena kenyataannya tidak semua anak disini memiliki saudara."

"Bagaimana apa kalian sayang Kak Alia anak-anak?" tanya Umi Mutia pada anak-anak asuhnya.

"Sayang Umi," ucap mereka serentak.

"Kak Alia juga sayang sama kalian, terimakasih ya selalu membuat kakak bahagia!" ucap Alia tersenyum manis.

"Sama-sama Kak Alia, sebenarnya kami juga sayang sama Ustadz Azril," ucap salah satu anak dengan polosnya.

"Iya Kak, Ustadz Azril ganteng sekali kak, kami sangat suka melihatnya."

Sedangkan Umi hanya bisa beristighfar, karena pikiran beliau sudah kemana-mana.

"Ustadz Azril? Siapa itu?" tanya Alia penasaran sekaligus tersenyum lucu mendengar ocehan polos mereka.

"Eh kalian tidak boleh membicarakan laki-laki dewasa ya! Walaupun itu adalah guru kalian sendiri, kalian harus tetap santun dan ingat untuk selalu jaga pandangan kalian," ucap Umi Mutia memperingatkan.

"Baik Umi," ucap mereka serentak.

"Kalau begitu yang sudah selesai makan bisa cuci piringnya sendiri-sendiri lalu belajar sama-sama ya! Nanti kalau ada yang tidak mengerti bisa bertanya pada kakak-kakak kalian,"

"Baik Umi,"

Mereka pun bergegas ke dapur dan belajar bersama di sebuah aula yang disediakan.

Alia memandang bahagia anak-anak itu, bahkan mereka berebut untuk mencuci piring dan gelas yang Alia telah pakai.

"Ustadz Azril adalah guru ngaji baru disini, dia mengajar ngaji dan ilmu fiqih pada anak-anak tiap hari Minggu saja. Dia sopan dan sangat bersahaja, Umi rasa dia cocok sama kamu Al," ucap Umi yang kini duduk bersebelahan dengan Alia.

Terpopuler

Comments

Laksana mutiara🥀

Laksana mutiara🥀

Salut aku sama alia.😍😉

2023-02-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!