Martin baru saja sampai di rumah nya dia melihat Diki bersama teman perempuan nya di ruang tamu. Martin menghela nafas panjang.
"Siapa kamu? kenapa kamu ke rumah saya?" tanya Martin kepada teman Diki.
Karena sudah tidak enak dengan tatapan dan cara berbicara Martin, Diki meminta teman nya itu pergi.
"Kenapa kamu membawa orang lain ke rumah ini?" tanya Martin.
"Kak itu pacar aku, wajar lah aku membawa nya ke rumah agar dia mengenal ku lebih jauh." ucap Diki.
Martin menghela nafas panjang. "Berapa kali kakak harus bilang sama kamu kalau kakak tidak suka kamu membawa orang lain Tampa Ijin dari Kakak." ucap Martin.
"Ini bukan rumah kakak, ini rumah Papah. Aku juga anak Papah bukan hanya perintah kakak saja yang harus aku turutin." ucap Diki langsung pergi.
Martin memegang kepala nya.
"Diki sama sekali tidak bisa berubah." ucap nya.
Keesokan harinya...
"Kakak tidak ke kampus?" tanya Diki kepada Martin yang baru saja selesai menyiapkan sarapan.
Martin menggeleng kan kepala nya. "Oohh." ucap Diki merasa lega.
"Walaupun hari ini kakak tidak ke kampus, bukan berarti kamu bisa bebas, kamu leluasa membully Starla." ucap Martin.
"Seperti nya kakak mulai menyukai gadis culun dan pemalu itu." ucap Diki.
"Jaga mulut mu Diki!" ucap Martin.
Diki makan.
"Jangan sampai kakak mendengar kamu membuat ulah di kampus." ucap Martin.
Dia mengambil tas kerjanya dan segera berangkat ke perusahaan nya.
Selain Jadi mahasiswa yang sedang menyusun Skripsi dia juga bos di perusahaan Papah nya. Beberapa tahun ini dia sudah mengambil alih semua perusahaan Papah nya dari Paman nya.
Tidak beberapa lama akhirnya sampai di Kantor.
"Selamat pagi Martin." sapa Pamannya.
"Pagi Paman." jawab Martin.
"Maafin Paman yah harus merepotkan kamu hanya karena masalah ini." ucap paman nya.
"Tidak apa-apa Paman, ini juga sudah harus jadi tanggung jawab ku." ucap Martin.
Paman nya tersenyum, dia menjelaskan masalah yang terjadi. Membaca dan memahami masalah nya cukup mudah bagi Martin. Yang membuat nya pusing adalah mereka rugi banyak, mereka juga harus melepaskan saham agar semua nya kembali normal.
Namun Martin tidak mau, dia terus mencari jalan keluar walaupun paman nya sudah memaksa melepaskan satu saham.
Di tempat lain Starla berdiri di depan kelas Martin.
"Apa yang kamu lakukan di sini Starla?" tanya Hima kebetulan lewat.
"Aku mau ngasih ini sama kak Martin.". ucap Starla.
"Apa ini?" tiba-tiba Diki datang mengambil bekal yang di suruh Bu Irma berikan kepada Martin.
"Makanan seperti ini untuk kak Martin? Dia pasti tidak akan mau, percuma saja." ucap Diki langsung membawa nya pergi.
Hima mau mengejar namun di tahan oleh Starla.
"Sudah biarkan saja," ucap Starla.
Hima menghela nafas panjang.
"Sampai kapan sih kamu diam seperti ini? dia akan menjadi-jadi." ucap Hima.
"Sebaiknya kita ke kelas saja." ucap Starla. Hima mengangguk.
Seharian Starla mencari sosok Martin di antara kakak-kakak kelas nya namun tidak ada.
Sudah waktunya pulang, Starla langsung ke parkiran mobil mencari mobil Martin namun tidak juga ada.
"Apa kak Martin hari ini tidak datang ke kampus?" ucap Starla bingung.
"Hayoo kamu mencari siapa?" tanya Hima membuat Starla kaget.
Starla menggeleng kan kepala nya.
"Aku tidak melihat kamu membawa sepeda hari ini, pulang kamu pasti naik bus kan? dari pada buang-buang uang sama sempit-sempit di dalam bus sebaiknya kamu aku antar pulang." ucap Hima.
"Tidak perlu Hima, aku tidak mau merepotkan kamu." ucap Starla.
"Aku tau kalau kamu orang nya gak enakan dan pasti nya kurang nyaman, tapi percaya sama aku kalau aku tidak berniat jahat, aku hanya ingin berteman dengan kamu." ucap Hima.
"Mau yah pulang bareng aku." bujuk Hima.
"Ya Allah ternyata masih ada orang seperti Hima. Aku jadi tidak enak menjaga jarak dengan dia." batin Starla.
"Baiklah aku mau, aku minta maaf sudah merepotkan kamu." ucap Starla.
"Tidak sama sekali, aku sangat senang, kalau begitu ayo masuk ke dalam mobil ku." ucap Hima.
"Oh iya kamu mau main ke rumah aku gak?" tanya Hima setelah sudah di dalam mobil.
"Aku gak enak sama Orang tua kamu." ucap Starla.
"Sudah jangan khawatir, mereka di rumah hanya di malam hari saja. Lagian orang tua ku baik kok." ucap Hima.
"Tapi aku harus cepat pulang membantu ibu ku jualan." ucap Starla.
"Bagaimana kalau aku bermain ke rumah kamu saja? Boleh yah? Aku janji tidak akan merepotkan kamu." ucap Hima.
"Baiklah." ucap Starla. Hima sangat senang sekali.
"Kamu kok pendiam banget sih?" tanya Hima kepada Starla karena diam sepanjang jalan, tidak akan berbicara kalau tidak di ajak berbicara.
Starla menggeleng kan kepala nya. "Aku tidak tau harus ngomong apa." ucap nya. Hima tersenyum.
"Kamu sangat polos sekali. Aku yakin kamu pasti belum pernah pacaran kan?" ucap Hima.
Starla mengangguk. Hima tersenyum.
"Humm bagaimana kalau aku kenalin kamu sama temen aku." ucap Hima. Starla menggeleng kan kepala nya.
"Aku tidak mau Hima, aku tidak ingin pacaran. aku ingin fokus pada kuliah dan kepada ibu ku." ucap Starla.
Hima salut dengan jawaban teman nya itu.
"Tidak salah aku memilih berteman dengan kamu." IC Hima.
Tidak beberapa lama akhirnya sampai di Rumah Starla.
"Ibu aku pulang." ucap Starla menyalim tangan ibu nya. Ibu nya seperti biasa menyambut nya dengan sangat senang tersenyum.
Bu Irma melihat Hima.
"Ini siapa nak?" tanya Ibu nya heran karena tidak pernah Putri nya membawa teman pulang.
"Nama ku Hima Bu, teman akrab nya Starla." ucap Hima memperkenalkan diri.
Starla hanya diam. Ibu nya sudah bingung tidak mungkin Starla memiliki teman akrab di kampus baru nya.
Ibu nya sangat tau Starla seperti apa.
"Ayo duduk dulu. Ibu buatin Minuman yang segar." ucap Ibu nya.
"Ibu duduk saja, biar aku saja." ucap Starla.
Ibu nya tersenyum.
"Nak Hima tinggal di mana?" tanya Bu Irma.
"Tidak jauh kok dari sini Bu. Aku datang ke sini mau main-main juga, aku juga mendengar kalau Starla memiliki warung yang sangat ramai pengunjung, sekalian mau mencoba menu andalan nya." ucap Hima.
"Kalau begitu nak Hima Tunggu sebentar yah."
Mereka makan bersama.
"Oh iya makanan tadi sudah kamu berikan kepada Nak Martin Starla?" tanya ibu nya.
Starla berhenti makan.
"Oohh itu makanan untuk kak Martin? Hari ini kak Martin tidak datang ke kampus Bu, jadi adik nya yang bernama Diki dan sangat jahat itu mengambil nya." ucap Hima.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments