"Jalan ke sebelah sana masih luas, kenapa harus menyenggol aku?" ucap Starla marah karena itu buatan ibu nya.
"Aaaa aku takut..." Ucap perempuan itu meledek.
"Apa yang terjadi?" tanya Martin baru saja datang.
perempuan itu langsung pergi, Martin melihat Diki pergi bersama perempuan itu.
Martin hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adiknya itu.
Starla dengan wajah yang sangat sedih dia langsung membersihkan Lantai itu sebelum kakak kelas nya itu marah.
"Maafin saya kak, saya minta maaf sudah mengotori lantai." ucap Starla.
Starla langsung pergi meninggalkan Martin yang hanya diam saja.
Starla duduk di kelas nya sambil menghitung uang nya.
"Aku sangat lapar, aku yakin makanan di kantin pasti sangat mahal-mahal." ucap Starla.
Dia minum air putih yang sangat banyak agar tidak terlalu lapar.
"Nih untuk kamu." satu perempuan datang dan meletakkan Roti di depan Starla.
Starla melihat roti itu dia melihat wajah perempuan itu.
"Terimakasih, tapi saya tidak memiliki uang untuk membayar nya." ucap Starla.
"Kenalin nama aku Hima, aku anak kelas ini juga kok. Aku kasih ini ke kamu dengan gratis." ucap Hima.
"Tapi."
"Tidak ada tapi-tapian! Cepat makan sebentar lagi kita akan berkumpul bersama kakak-kakak kelas yang lain." ucap Hima.
Akhirnya Starla makan kue itu.
Di hari pertama Kuliah menurut Starla cukup menyenangkan dari pada waktu SMA, semoga saja dia betah demi ibu nya.
"Kamu pulang naik apa?" tanya Hima kepada Starla yang duduk di halte.
"Humm aku naik bus." Ucap Starla.
"Aku anterin aja yah." ucap Hima.
"Kamu ngapain sih mau berteman dengan perempuan seperti dia Hima?" ucap Teman-teman Nya.
"Apa yang salah? Lagian Starla baik kok, dia tidak salah apa-apa." ucap Hima.
"Awas loh entar culun, bodoh, miskin dan jelek nya nular sama kamu." ucap Teman nya.
"Bus ku sudah datang." ucap Starla langsung masuk ke dalam bus dan pergi.
"Sudah Miskin dan jelek tetap saja sombong." Sindir teman Hima.
Hima hanya diam saja dia pun langsung pergi.
Martin dan juga teman-teman nya melihat itu.
"Kak ayo pulang." ajak Diki.
Martin pamit kepada teman-teman nya dan masuk ke dalam mobil.
Tidak beberapa lama akhirnya sampai di rumah.
"Diki kakak mau bicara!" ucap Martin kepada Diki yang hendak masuk ke dalam rumah.
"Apa kak?" tanya Diki.
"Kenapa kamu selalu membuly Starla? Apa yang membuat kamu begitu membenci nya?" ucap Martin.
"Humm karena aku tidak suka, aku tidak suka perempuan itu." ucap Diki.
"Kakak tidak pernah mengajari kamu jahat seperti itu kepada orang lain! Jangan melakukan hal itu lagi!" ucap Martin.
"Kakak kenapa sih? Biasanya saja tidak pernah perduli, kenapa kepada perempuan itu kakak perduli." ucap Diki.
"Kakak perduli kepada kamu!" ucap Martin.
"Baiklah kak, aku minta maaf." ucap Diki langsung masuk, Martin sudah meninggikan nada suara nya itu artinya dia sudah marah.
"Ibu aku pulang." ucap Starla setelah sudah di depan warung ibu nya.
"Humm sebaiknya kamu langsung ganti baju, habis itu makan." ucap Ibu nya. Starla menganguk sambil tersenyum.
Tidak beberapa lama akhirnya selesai makan.
"Ibu dari tadi sangat sibuk bahkan tidak ada istirahat nya." ucap Starla.
"Kamu lupa kalau hari ini ada acara di Panti asuhan? Ibu mau membuat makanan untuk anak-anak yang ada di sana." ucap Ibu nya Starla.
"Oh iya Bu, aku lupa. Aku bantuin ibu yah." ucap Starla.
"Tidak perlu nak, ini sudah mau siap kok. Sebaiknya kamu segera mandi agar kita berangkat sama-sama." ucap ibu nya.
Yah seperti itu lah Starla di perlakukan oleh ibu nya, sangat di sayangi karena hanya anak satu-satunya.
Sebenernya Starla memiliki dua kakak laki-laki, namun mereka sudah tiada. Meninggal dunia karena kecelakaan bersama Ayah nya.
Starla sering sekali merasa tidak enak kepada ibu nya karena terlalu memanjakan dia.
Tidak beberapa lama akhirnya sampai di panti asuhan mereka di sambut dengan sangat ramah sekali.
"Starla.. Kamu datang juga ke sini. Ayo langsung masuk saja, semua orang sudah berkumpul di dalam." ucap pengurus yayasan.
"Tumben banget sangat ramai sekali Bu, acara nya besar yah?" tanya ibu nya Starla.
"Tidak terlalu besar Bu, hanya saja Pemilik yayasan ini datang." ucap pengurus.
Mereka masuk ke dalam.
"Pak kenalin ini Ibu Irma dan juga ini anak nya yang sering kami ceritakan. Yang setiap Minggu memberikan makanan yang enak." ucap pengurus.
"Hanya makanan biasa saja Pak, ibu ini sering-sering melebihkan." ucap Bu Irma.
"Kak Martin." ucap Starla kaget ternyata pemilik nya adalah Kakak kelas nya.
"Senang bertemu dengan Ibu. Anak-anak selalu bilang kalau masakan ibu sangat enak, saya mau ibu sering-sering mengirim makanan untuk anak-anak." ucap Martin.
"Tentu Pak, saya sangat senang." ucap Bu Irma.
"Oh iya kenalin ini putri saya pak namanya Starla, dia juga yang sering membantu saya memasak dan mengantarkan makanan ke sini karena tidak jauh dari rumah." ucap Bu Irma.
Starla tersenyum tipis dia menyalim tangan Martin karena di suruh ibunya.
"Selain itu Starla juga guru ngaji di sini. Namun karena sudah sibuk mempersiapkan diri kuliah dia jadi jarang memiliki waktu ke sini." ucap pengurus.
Martin tersenyum.
"Ya sudah kalau begitu ayo kita masuk ke dalam, acara sudah mau di mulai." ucap Martin.
Martin membuka acara, setelah beberapa jam berbicara di depan waktu nya untuk sholawat. Martin meminta Starla untuk ke depan.
Starla kaget. Dia tidak terbiasa dengan hal seperti itu, berada di tempat keramaian saja sudah membuat dia gugup dan tidak berani mengangkat pandangan nya.
"Ayo ke depan Starla." ucap Martin.
"Boleh di ganti saja Tidak pak? Starla tidak terbiasa dengan hal seperti ini." ucap pengurus Yayasan.
"Bukan kah seorang guru harus mengajar kan hal yang positif kepada murid-muridnya." ucap Martin.
Starla menghela nafas panjang dia langsung berdiri memberanikan diri.
Berjalan ke panggung. Semua mata tertuju kepada dia.
Dia sadar itu sebabnya dia semakin gugup.
"Starla terkenal sangat pendiam dan juga pemalu, bapak akan kecewa kalau dia di suruh tampil." ucap Pengurus kepada Martin.
"Saya yakin dia bisa, semua orang kalau belum terbiasa akan gugup dan malu juga." ucap Martin.
"Ayo Starla kamu bisa, kamu pasti bisa. Kamu tidak boleh membuat nama kamu semakin buruk di depan kakak kelas kamu, apalagi di depan orang tua kamu. Ini juga demi Ibu." ucap Starla.
Dia melihat wajah ibu nya yang sangat khawatir namun terus tersenyum selalu memberikan dukungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments