"Ayo Starla kamu bisa, kamu pasti bisa. Kamu tidak boleh membuat nama kamu semakin buruk di depan kakak kelas kamu, apalagi di depan orang tua kamu. Ini juga demi Ibu." ucap Starla.
Dia melihat wajah ibu nya yang sangat khawatir namun terus tersenyum selalu memberikan dukungan.
Starla melihat ke seluruh ruangan itu, sangat banyak orang yang menunggu nya.
"Kita tidak memiliki waktu banyak." ucap Martin. Starla langsung berdiri di depan microfon.
"Ayo Starla kamu bisa." ucap Ibu nya dalam hati.
Awal nya Starla masih gugup namun dia berusaha tenang sampai suara nya terdengar stabil.
Semua orang terdiam mendengar sholawat Starla yang begitu merdu sekali. Begitu juga dengan Martin yang tersenyum.
"Saya yakin dia pasti bisa." ucap Martin dalam hati.
Sudah sangat malam acara pun selesai. Para tamu sudah pulang.
"Ibu dan Starla pulang naik apa?" tanya Martin di depan Panti.
"Naik Sepeda Pak. Rumah nya tidak terlalu jauh kok." ucap Bu Irma.
"Saya antar saja yah Bu. Ini sudah malam tidak baik berdua saja naik sepeda." ucap Martin.
"Tidak perlu pak, kami bisa pulang menggunakan sepeda, sudah terbiasa." ucap Bu Irma.
"Saya mohon jangan menolak Tawaran saya, kasihan juga Starla pasti kelelahan. Sepanjang acara dia tidak istirahat." ucap Martin.
"Yang di katakan ibu benar Pak, kami bisa pulang sendiri." ucap Starla.
"Supir saya akan membawa Sepeda ibu pulang. Ayo masuk ke dalam mobil saya." ucap Martin membuka kan pintu mobil.
Starla dan Bu Irma sudah bingung harus menolak nya bagaimana akhir nya mereka masuk.
Ternyata perjalanan ke rumah ibu Irma memakan waktu setengah jam, mungkin kalau naik sepeda satu jam lebih.
Sepanjang jalan tidak ada percakapan. Starla hanya diam saja.
"Apakah ini rumah ibu?" tanya Martin setelah sudah sampai.
"Iyah pak, ini rumah kami. Sangat lah jauh dari kata mewah tapi kami berdua di sini sudah sangat nyaman, saya juga membuka usaha di sini sudah mulai dari suami saya meninggal dunia." ucap Bu Irma.
Martin kaget ternyata Bu Irma dan Starla hanya berdua saja, dia semakin merasa bersalah sudah menyusahkan Bu Irma meminta untuk Memasak. Begitu juga kepada Starla yang sudah di buly oleh adiknya.
"Silahkan duduk dulu pak, maaf kalau tempat nya kurang nyaman." ucap Bu Irma.
Starla datang membawa kan minun untuk ibu dan Martin.
"Silahkan di minum Pak." ucap Bu Irma. "Bu aku langsung istirahat ke kamar yah." ucap Starla.
"Tidak baik seperti itu nak, ada tamu malah di tinggal." ucap Bu Irma.
"Tidak apa-apa Bu, saya juga sudah mau pulang." ucap Martin.
Starla mengantarkan nya ke depan.
"Terimakasih sudah mengantarkan saya dengan ibu saya pak." ucap Starla.
"Sama-sama, kamu masuk lah dan istirahat. Jangan telat datang ke kampus." ucap Martin. Starla mengangguk.
Martin pun meninggalkan Starla.
"Kak Martin sangat berbeda dari Diki. Kak Martin benar-benar sangat baik." ucap Starla.
Keesokan harinya..
"Selamat pagi semua nya." Sapa kakak kelas bersama dosen didepan.
Semua nya datang tepat waktu tidak ada yang telat terkecuali Diki. Hanya Martin yang berani menegur Diki yang telat. Namun tetap saja Diki selalu melawan karena dia merasa dia berkuasa.
"Heh culun!" ucap Diki kepada Starla yang sedang duduk di depan kelas.
Starla menoleh ke arah Diki. Diki langsung tertawa bersama teman-teman nya.
"Mulai dari sekarang kita harus memanggil dia si culun teman-teman." ucap Diki. Semua nya setuju.
"Apa-apaan sih kalian!" ucap Hima baru saja datang.
"Jangan bilang kamu datang mau membela si culun kutu buku ini?" ucap Diki dan teman perempuan nya.
"Salah Starla sama kalian apa sih? Dia tidak salah!" ucap Hima.
"Salah nya dia adalah, kenapa dia berada di universitas mahal seperti ini sementara dia orang miskin, aku yakin dia pasti memaksa orang tua nya untuk membayar kuliah di sini ." ucap teman nya Diki.
"Diki!" Martin tiba-tiba datang bersama Dosen. Semua nya langsung terdiam.
"Betapa kali bapak harus mengingat kan kepada kalian kalau di kampus ini di larang membuly teman!" ucap Dosen.
"Termasuk untuk kamu Diki! Kakak kamu di sini orang yang sangat berpengaruh dia jadi panutan di sini, apa kamu tega membuat nama baik nya tercoreng?" ucap dosen.
Martin melihat Starla yang benar-benar hanya diam di belakang Irma.
Diki tidak bisa mengatakan apapun mereka semua nya bubar.
Semua nya sudah bubar. Namun saat mau ke kantor Martin melihat dari jendela Starla sedang membaca buku di perpustakaan.
"Maafin adik saya yang selalu jahat kepada kamu." ucap Martin sambil duduk di samping Starla.
Starla menoleh ke arah samping nya.
"Kak Martin. Kenapa kakak bisa di sini?" ucap Starla melihat di sekitar nya sama sekali tidak ada orang padahal tadi sangat ramai.
"Saya tidak sengaja melihat kamu, saya juga sedang membaca buku." ucap Martin.
"Oohh. Silahkan kak." ucap Starla mau pergi.
"Saya mau berbicara dengan kamu namun kamu meninggalkan saya! Apa kamu tidak mengerti dengan sopan santun?" ucap Martin.
Starla langsung terdiam. "Maaf kak." Starla duduk lagi.
"Saya mau minta maaf atas Sifat adik saya kepada kamu." ucap Martin.
"Tidak apa-apa kak, saya sudah terbiasa." ucap Starla.
"Kenapa kamu tidak mencoba melawan? Diki akan terus seperti itu kalau kamu tidak membela diri." ucap Martin.
Starla menggeleng kan kepala nya. "Untuk apa melawan? Saya sudah terbiasa, saya juga sudah pasrah." ucap Starla.
Martin menghela nafas panjang.
"Apa ibu kamu tau?" Tanya Martin. Starla menggeleng kan kepala nya.
"Saya mohon jangan beri tau ibu saya." ucap Starla.
"Apa kamu di sini kuliah karena ibu kamu juga?" tanya Martin.
"Saya akan melakukan apapun untuk ibu saya agar dia bahagia." ucap Starla.
Martin terdiam.
"Bagaimana kalau hari ini saya mengantar kan kamu pulang?" tanya Martin. Starla langsung menggeleng kan kepala nya.
"Jangan pak." ucap Starla.
"Kenapa?" tanya Martin.
"Hari ini saya membawa sepeda." ucap Starla.
"Sepeda kamu bisa di bawa oleh supir saya. Kebetulan hari ini saya ada janji dengan ibu kamu." ucap Martin.
"Saya bisa menyampaikan apa yang penting kak, kakak tidak perlu jauh-jauh ke rumah membuat Kakak lelah." ucap Starla.
Martin tersenyum. "Saya mau bertemu ibu kamu, apa itu salah?" ucap Martin. Starla terdiam sejenak.
"Seperti nya kamu tidak mengijinkan saya datang ke rumah kamu, apa saya membuat kamu tidak nyaman?" tanya Martin.
"Bukan seperti itu kak, saya..."
"Sudah tidak ada alasan lagi, saya akan menunggu kamu di parkiran." ucap Martin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments