Jadi Milyarder Semalam

Sean melepas ikat pinggangnya saat akan mengayunkan ke punggung Rara tangannya tiba-tiba berhenti. Hati nuraninya bekerja saat ini lalu dirinya memukul tepi ranjang dengan ikat pinggangnya.

"Kamu mau aku pukuli dengan ikat pinggang ini hah!" teriak Sean.

Rara yang ketakutan hanya bisa menangis bahkan tubuhnya gemetar hebat takut kalau Sean akan mencambuknya dengan ikat pinggang.

Tangan Sean mencengkeram dagu Rara lalu dirinya berkali-kali menepuk pipinya.

"Sekali lagi berani kabur lihatlah yang akan aku lakukan," ancam Sean dengan tatapan tajamnya.

Dirinya yang kesal langsung saja merobek baju Rara, dia ingin melampiaskan semua amarahnya dengan menyiksa Rara di ranjang.

Tangannya terus saja meremas buah dada Rara, sedangkan bibirnya mencium bibir Rara dengan kasar.

Rara berteriak keras ketika gigi Sean menggigit pucuk gunung miliknya, Sean terus saja menyiksa istrinya hingga tubuhnya merah dan biru-biru akibat siksaan Sean.

"Ampun Tuan," ucap Rara memohon ampun namun Sean tidak peduli, hasrat dan dendam menggebu menjadi satu menyiksa wanita malang yang kini berstatus sebagai istrinya.

Entah berapa lama Sean menyiksa Rara kini dirinya terkapar tak berdaya di samping wanita yang disiksa olehnya.

Rara beranjak untuk membersihkan diri, meski seluruh tubuhnya perih dan sakit namun dia tetap mengguyurnya dengan air.

"Ya Tuhan kenapa mas Sean trus menyiksa aku, kenapa dia beranggapan kalau aku ini yang membunuh saudaranya?" Rara bermonolog dengan dirinya sendiri. Dirinya sungguh bingung dengan Sean karena Sean selalu saja mengatakan kalau dirinya adalah penyebab kematian saudaranya yang bernama Seon, siapa Seon?

Rara terus saja bermonolog dengan dirinya sendiri, menangis di bawah pancuran air.

Setelah mandi dia bergegas keluar, takut kalau Sean akan menyiksanya lagi.

Rara membantu para pelayan di dapur, dia membersihkan rumah.

Para pelayan iba dengan Rara tapi bagaimana lagi, dari dulu memang Sean sangat arogan, dia juga sangat dingin berbeda dengan adiknya Seon.

Sean lahir lima menit lebih dulu daripada Seon, Sean dan Seon bukan kembar identik dan wajah Sean jauh lebih tampan daripada Seon, tak hanya wajah yang berbeda mereka berdua memiliki karakter yang berbeda pula.

Setelah membersihkan semuanya, Rara pergi ke taman depan untuk menghirup udara segar dia duduk di jembatan kecil di atas kolam ikan.

Melihat ikan koi yang banyak dirinya teringat akan sang ayah, ikan koi adalah ikan kesukaan sang ayah, dulu ayahnya juga gemar memelihara ikan koi.

"Ibu, ayah, Rara kangen," ucapnya dengan menangis.

"Rara kira setelah pergi ke kota ini hidup Rara akan berubah namun nyatanya hidup Rara di sini semakin menderita, Rara mencintai pria yang setiap harinya menyiksa Rara tanpa Rara tau apa salah Rara, hiks hiks hiks."

Rara terus menangis, anak tukang kebun yang mendengar ocehannya turut iba, namun dia tidak bisa membantu apa-apa.

"Sabar Nona," hiburnya.

Daffa, pria yang usianya di atas Rara, di rumah Sean Daffa membantu orang tuanya bekerja. Daffa sebenarnya seorang mahasiswa kedokteran, orang tua Daffa ingin anak semata wayang mereka menjadi seorang dokter oleh sebab itu mereka berjuang untuk menyekolahkan Daffa.

Rara menoleh, hampir dua minggu di rumah Sean baru kali ini Rara melihat ada pria muda di rumah Sean.

"Kamu siapa?" tanya Rara.

"Aku Daffa, anak tukang kebun dan pelayan disini," jawab Daffa.

"Tapi aku kok nggak pernah lihat kamu," ucap Rara.

"Iya, soalnya aku kuliah, kebetulan sekarang aku libur jadi bantu-bantu ibu dan bapak," sahut Daffa.

Renata mengangguk sambil tersenyum, lalu dirinya mengubah pandangannya ke depan.

"Kamu beruntung mas, masih punya kedua orang tua," ucap Rara dengan mata yang basah.

Daffa tersenyum, memang tidak semua orang seberuntung dirinya, masih memiliki kedua orang tua yang lengkap dan sangat sangat pada dirinya.

Tiba-tiba terdengar suara Sean sehingga Rara segera berlari dan meninggalkan Daffa sendiri.

"Iya Tuan." Dengan nafas terengah-engah Rara mendekati Sean.

"Darimana saja!" teriak Sean.

"Dari depan Tuan," sahut Rara.

"Siapkan makanan untuk aku," titah Sean.

"Baik Tuan," sahut Rara.

Sean yang sangat lapar tidak membuang makanan Rara, sebenarnya tadi saat hendak makan dengan Cindy, David mengubungi dirinya dan bilang kalau Rara tidak ada di mejanya sehingga berkas yang harus diberikan ke klien harus tertunda.

Sean yang kesal kembali ke kantor lalu dirinya mendapatkan laporan dari rumah jika Rara pergi membawa koper sehingga Sean langsung saja pergi menuju rumah bibinya.

Setelah makan Sean pergi keluar untuk menemui Cindy yang tadi dia tinggal gara-gara Rara, selepas kepergian Sean Rara ngobrol lagi dengan Daffa, orang tua Daffa yang tidak ingin Daffa ada masalah dengan Sean datang untuk memotong obrolan mereka dan ini membuat Rara sedih.

"Sebenarnya apa salah dan dosaku," batin Rara.

Rara memutuskan untuk ke kamar, dia yang boring memainkan ponselnya dan siapa sangka Rara menemukan sebuah bisnis online yang menurutnya lumayan untuk sampingan mengingat Sean tidak memberinya nafkah lahir.

"Coba ah," batinnya.

Rara menggunakan sebagian tabungannya untuk ikut bisnis yang baru saja dia temukan di internet.

Entah sebuah kebetulan atau memang Dewi Fortuna sedang berpihak padanya, hanya dalam satu jam dia sudah untung senilai uang yang dia tanamkan, Rara terus mencoba hingga kini uang tabungannya menjadi berlipat-lipat.

"Astaga, baru main bisnis ini sebentar uang aku menjadi sebanyak ini," ucapnya.

Kali ini Rara gambling, dia mempertaruhkan seluruh uangnya untuk bermain pasar saham, dan benar saja dirinya tak hanya profit seratus persen melainkan hampir tiga ratus persen.

"Astaga, uang aku jadi sebanyak ini." Rara sangat senang sehingga dia lupa akan Sean.

Dengan uang yang banyak itu Rara mencoba gambling sekali lagi.

"Aku tanam lagi apa nggak ya, tapi kalau kalah gimana ya?" Rara bermonolog dengan dirinya sendiri.

Memang sejatinya main pasar saham tidak boleh khilaf karena kalau grafik tidak sesuai ekspektasi uang ratusan juta hingga milyaran akan hilang dalam sekejap.

Dengan penuh keyakinan Rara mencoba sekali lagi.

Melihat grafik yang semakin sulit diprediksi, Rara sangat khawatir dia takut kalau uangnya hilang semua dan ternyata dia menang lagi.

"OMG, apa malam ini adalah malah keberuntungan untuk aku ya berkali-kali mendapatkan profit," ucap Rara.

Rara melihat jam dinding, waktu masih menunjukan pukul sepuluh malam, dia berkeyakinan kalau Dewi Fortuna masih bersamanya hingga lagi-lagi dirinya gambling untuk yang kesekian kalinya.

Rara terus bermain hingga uangnya kini mencapai angka setengah M.

Waktu menunjukan pukul 23.30 Rara sekali lagi main untuk yang terakhir kalinya karena dia yakin Dewi Fortuna akan pergi selepas pukul 00.00.

Yang benar saja kini uang Rara menjadi satu milyar, Rara benar-benar dirundung keberuntungan malam ini.

Terpopuler

Comments

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉

bnr ra,sean mngira kau lah yg bikin seon mninggal,padahal kmu sdiri gk tau sodara kembarnya,mninggl udh brp th jg gk tau

2023-03-30

0

🦂⃟ғᴀᷤᴛᷤᴍᷫᴀ 🕊️⃝ᥴͨᏼᷛN⃟ʲᵃᵃ࿐📴

🦂⃟ғᴀᷤᴛᷤᴍᷫᴀ 🕊️⃝ᥴͨᏼᷛN⃟ʲᵃᵃ࿐📴

ya ampun Sean kejam sekali kamu hanya ingin membalas dendam hilang hati nuranimu..

2023-02-15

0

@Risa Virgo Always Beautiful

@Risa Virgo Always Beautiful

Daffa kamu baik banget sama Rara

2023-02-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!