Malam ini sepulang dari kantor Sean meminta Rara untuk membersihkan kamarnya yang sudah bersih, tubuh Rara yang lemah sungguh tidak kuat untuk melakukan pekerjaan rumah hingga dirinya terduduk lemah sambil memegangi kepalanya.
"Siapa yang menyuruhmu berhenti!" hardik Sean.
"Saya lapar Tuan, kepala saya sungguh pusing sekali," ucap Rara.
Sean yang tidak ingin terjadi apa-apa dengan Rara meminta pelayan untuk mengantarkan makanan untuk Rara.
Beberapa saat kemudian pelayan datang untuk membawa makanan, Sean meminta Rara untuk makan dalam waktu lima menit.
Rara yang lapar tentu dengan cepat menghabiskan makanannya setelah makan Rara diminta Sean untuk melayaninya mandi.
"Pekerjaan saya belum selesai Tuan." Rara kembali mengambil lap serta vacum cleaner.
"Aku memerintahkan dirimu untuk menemaniku mandi jadi jangan membantah." Vacum cleaner telah dibuang oleh Sean.
Rara menatap Sean dengan tatapan sulit diartikan, dia sungguh menyesal telah mencintai CEO kejam seperti Sean.
"Saya menyesal telah mencintai kamu mas, aku sangat merindukan kamu yang dulu, meski hanya seminggu namun kamu telah sanggup membuat aku mencintai kamu begitu dalam," batin Rara lalu dia menghapus air matanya.
Rara mengisi bathub dengan air hangat, tak lupa sabun dia tuangkan.
Setelah siap dirinya membantu Sean untuk melepas baju.
Kini Sean polos telah ada di depannya, meski canggung namun dirinya tetap bersikap biasa.
"Hey cepat gosok punggungku!" teriak Sean.
Rara segera mengambil sabun lalu menggosokkannya ke punggung Sean.
"Lepas bajumu," titah Sean.
"Kenapa saya harus melepas baju saya Tuan?" tanya Rara.
Sean menolah lalu tangannya mencengkram lengan Rara dengan kuat.
"Aku bilang lepas ya lepas jangan banyak tanya," ucap Sean lalu melepas tangannya dengan kasar.
Rara yang tidak ingin dimarahi segera melepas pakaiannya, setelah itu Sean memintanya untuk membuang air dalam bathub.
"Masuklah," ucapnya.
"Mainkan milik aku dengan lidahmu," sambungnya.
Rara membolakan matanya, dirinya mana bisa melakukan hal menjijikan seperti itu? meski dirinya telah mencintai Sean tapi bukan bearti dia bisa melakukan cara se-x yang seperti itu.
"Cepat!" teriak Sean.
Karena Rara hanya diam akhrinya Sean menarik rambut Rara dan mengarahkan muka Rara ke area sensitifnya.
Rara dipaksa untuk memainkan miliknya dengan lidah dan ini membuat Rara hampir muntah.
"Saya akan melakukannya sendiri," ucap Rara.
Rara terus memainkan milik Sean dengan menangis kali ini Sean sungguh keterlaluan dirinya bak seorang ****** yang melayani tamu.
Setelahnya Sean beranjak dan langsung melakukan penyatuan.
Sean terus saja memukul Rara, hingga seluruh tubuh Rara merah-merah karena ulah Sean, bagian dadanya juga sangat perih dan sakit karena gigitan Sean.
Ya begitulah setiap hari, Rara disiksa lahir dan batin oleh Sean hingga suatu hari datanglah seorang wanita ke ruangan Sean.
Tanpa rasa malu Sean langsung mencium wanita yang bernama Cindy tersebut.
Hati Rara remuk melihat pemandangan di depannya, Sean sungguh tak punya hati. Di depan istrinya dirinya mencium bibir Cindy dengan panas.
"Kejam kamu mas," batin Rara.
Tak sanggup melihat Kemesraan Sean dan Cindy Rara beranjak dan ingin keluar namun Sean malah memerintahnya untuk menyiapkan minuman serta membelikannya makanan karena sebentar lagi makan siang.
Ingin protes namun takut kalau Sean marah, akhirnya Rara menuruti semua kemauan Sean.
Setelah membelikan makanan Rara membuatkan minuman untuk mereka dengan langkah malas Renata masuk ke dalam ruangan Sean.
Nampak Sean dan Cindy masih saja bermesraan di sofa.
"Ini Tuan makanan dan minumannya," ucap Rara lalu meletakkan makanan di atas meja.
"Sayang kita makan diluar saja ya, tiba-tiba pengen makan diluar." Sean mengajak Cindy untuk makan diluar.
Rara mengepalkan tangannya kalau ingin makan diluar kenapa tadi menyuruhnya untuk membeli makanan? padahal untuk membeli makanan itu dirinya harus berjalan lumayan jauh.
Sean beranjak dari tempatnya dengan Cindy, dia merangkul Cindy dan ini membuat Rara semakin sakit.
"Oh ya, makanan itu boleh kamu makan," ucap Sean.
"Kamu mau kemana?" tanya Rara dengan memberanikan diri.
"Berani bertanya urusan atasan kamu? ingat kamu itu hanya sekertaris jadi nggak usah banyak tanya," jawab Sean dengan kesal.
"Tapi aku ini istri kamu!" teriak Rara.
Sean tertawa keras mendengar ucapan Rara.
"Lihatlah sayang ada orang gila yang ngaku-ngaku jadi istri aku," kata Sean.
"Kenapa sih kamu masih mempekerjakan wanita gila ini," sahut Cindy.
"Dia itu pembantu aku di rumah, aku kasian dan angkat jadi sekertaris tapi malah nggak tau diri seperti ini," timpal Sean lalu segera mengajak Cindy pergi.
Cindy adalah kekasih Sean yang baru datang dari luar negeri, dia adalah seorang model sebenarnya Cindy tidak benar-benar mencintai Sean, dia hanya perlu uang Sean begitu pula dengan Sean yang hanya butuh tubuh Cindy.
Kali ini Sean sengaja mengundang Cindy ke kantornya untuk menyakiti Rara, Sean tau kalau Rara telah mencintainya, sikap manisnya sebelum menikah membuat Rara jatuh dalam perangkap yang telah dia buat.
Selepas kepergian Sean, Rara duduk di tempatnya sambil menangis, Sean sungguh keterlaluan kali ini, Rara yang tidak sanggup memutuskan untuk pergi, toh juga tidak ada yang dipertahankan dari pernikahannya dengan Sean.
Rara bergegas keluar dari kantor, dia naik angkot untuk kembali ke rumah Sean karena dirinya harus mengambil baju-bajunya.
Setelah siap, Rara pergi begitu saja, dengan objek online yang dia pesan, Rara pergi ke rumah bibinya.
Berapa kagetnya dia saat turun dari motor di dalam sudah ada Sean dan anak buahnya.
Sean berjalan mendekat dengan rahang yang mengeras, lalu dengan tersenyum dirinya merangkul Rara menuju teras dimana paman dan bibinya duduk.
"Sayang, dalam rumah tangga itu wajar kalau terjadi keributan tapi aku mohon jangan pergi dari aku, mau dibawa kemana hubungan kita kalau kamu belum apa-apa sudah kabur begini," ucap Sean dengan raut wajah sendu.
Sungguh akting Sean epik sekali sehingga membuat bibi dan paman Rara memarahi Rara.
Rara hanya bisa menangis, dengan paksaan bibi dan pamannya Rara terpaksa ikut Sean kembali dia tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya setelah ini.
Setelah masuk mobil Rahang Sean perlahan mengeras kembali, tangannya sudah mengepal dan ini membuat Rara semakin ketakutan.
"Siapa yang menyuruh kamu pergi?" tanya Sean dengan nada yang menakutkan.
"Maafkan saya Taun, saya hanya tidak tahan dengan sikap anda," jawab Rara.
"Saya mohon lepaskan saya," sambungnya dengan memohon.
Sean tersenyum menyeringai lalu meminta sopir untuk mempercepat laju mobilnya.
Sesampainya di rumah, Sean menyeret Rara untuk masuk ke kamar dia ingin menumpahkan kekesalannya pada sang istri.
Sean melempar tubuh Rara ke tempat tidur.
"Ampuni saya Tuan," pinta Rara.
Sean melirik dengan tatapan mautnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
moenay
benci tapi ketagihan ya 😁😁😅😅
2025-03-18
0
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉
jangan sakit hati ra,toh bakal kena karmanya besok lusa,sabar dikit,penyiksaan trhadapmu ad karmanya
2023-03-30
0
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉
yag kau beli kau makan ja ra,drpd munbadzir,yg suka nyuruh watakny kyk gtu kok,makan ja mahal yng klok dibuang
2023-03-30
0