Rara yang sakit hatinya terus menangis sembari mengerjakan pekerjaannya. Suara isakan Rara membuat Sean tidak tahan lalu dia beranjak dari kursi kebesarannya dan menarik rambut Rara dari belakang.
"Hey! bisa-bisa budeg telinga aku jika mendengar kamu menangis," maki Sean.
"Saya sungguh tidak tau salah saya apa sama anda Tuan, saya diterima kerja sebagai sekertaris lalu dilamar dan dinikahi dan sekarang anda memperlakukan saya tidak manusiawi seperti ini, kalau sekiranya anda membenci saya pulanglah saja saya ke wali saya Tuan," ucap Rara dengan tangan yang menahan tangan Sean supaya tangannya tidak menarik rambut Rara dengan kuat.
Mendengar ucapan Rara tentu membuat Sean tertawa, inilah tujuannya untuk membuat Rara menderita seumur hidupnya.
"Salah kamu itu sangat besar, kamu telah membuat orang yang aku cintai meninggal Rara," tukas Sean.
Rara nampak heran, bagaimana bisa dirinya membuat orang meninggal sedangkan dirinya saja kurang dari dua minggu menginjakan kaki di kota ini.
"Saya tidak kenal dengan siapa-siapa disini," timpal Rara yang membuat Sean murka, dia kesal karena Rara tidak mau mengakui kesalahannya.
Sean yang marah semakin menarik rambut Rara dengan kuat bahkan rintihan sakit dari Rara Sean abaikan hingga masuklah David yang ingin mengantar berkas.
Dengan kasar Sean melepas rambut Rara, karena ulahnya itu Rara hampir saja jatuh.
"Bos, ini berkas yang anda minta," kata David lalu meletakkan berkas yang ada di meja.
Karena tidak ingin mengganggu David membalikan badan untuk keluar namun Sean memanggilnya.
"David," panggil Sean.
"Iya pak." David menoleh dan mendekat.
"Aku minta laporan keuangan tiga tahun lalu hingga sekarang," pinta Sean.
David mengerutkan alisnya, kenapa tiba-tiba Sean meminta laporan sebanyak itu? untuk apa? bukankah tidak ada masalah dengan keuangan perusahaan?
"Jangan banyak berpikir, tugas kamu kirim file laporan tiga tahun yang lalu sampai sekarang," imbuh Sean.
"Baik pak," sahut David lalu pamit.
Rara yang telah selesai bersih-bersih duduk sejenak di kursinya dan bersiap untuk bekerja.
Sean menatapnya dengan kebencian, entah mengapa dia sungguh tidak puas dengan apa yang telah dia lakukan, selalu ada keinginan untuk terus menyiksa Rara.
Tak berselang lama, David telah mengirim file yang diminta Sean, senyum terukir sempurna di wajah Sean, ini adalah cara menyiksa Rara lagi.
Dengan langkah pelan Sean menghampiri Rara, dia melempar flashdisk yang berisi file dari David.
"Di dalam situ ada laporan tiga tahun belakangan ini, kamu salin dalam bentuk berkas dan selesaikan jam dua belas nanti," ucap Sean.
Rara melongo menatap Sean, laporan tiga tahun? harus selesai pukul 12?
"Anda tidak salah ngasih pekerjaan saya kan Tuan?" tanya Rara.
"Tidak, sudah jangan banyak tanya kamu selesaikan saja apa yang aku perintahkan atau kamu aku hukum," jawab Sean.
Sean berjalan menuju kursi kebesarannya dengan senyum yang mengembang, tangannya sudah gatal untuk menyiksa Rara kembali.
"Aku tidak sabar untuk menyiksa kamu lagi," batin Sean.
Rara dibuat pusing dengan pekerjaan yang diperintahkan oleh Sean, untuk apa laporan keuangan tiga tahun yang lalu? bukankah perusahan sedang baik-baik saja?
Satu jam berlalu, Rara baru menyelesaikan laporan tiga bulan masih kurang berbulan-bulan laporan.
Rara yang pasrah meletakan kepalanya di atas tumpukan berkas, dia tak tahu harus bagaimana lagi, Sean sungguh tidak memberikan celah sedikit pun untuk Rara istirahat, siksaan terus dia berikan tanpa ampun.
Brak
Sean menggebrak meja Rara sehingga Rara tersentak kaget.
"Aku meminta kamu untuk mengerjakan laporan bukannya bersantai!" maki Sean.
"Saya tidak sanggup Tuan, maafkan saya," sahut Rara.
Sontak Sean langsung menarik rambut Rara, matanya menatap tajam ke arah Rara. Dirinya kini bak elang yang siap menukik untuk memangsa anak ayam.
"Aku tidak peduli, pokoknya kamu harus selesaikan semuanya," kata Sean lalu melepas tangannya yang mencengkeram rambut Renata dengan kasar.
"Selesaikan secepatnya atau tau sendiri akibatnya," ancam Sean.
Rara tidak memiliki pilihan lain selain menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh Sean meski dirinya tidak sanggup.
Selepas Sean kembali ke kursi kebesarannya, Rara segera menyelesaikan pekerjaannya, laporan bulan ini agak mirip jadi Rara tinggal copy paste dan sedikit mengganti.
Dalam waktu satu jam dirinya sanggup menyelesaikan laporan untuk sepuluh bulan, setahun pertama sudah selesai kini tinggal dua tahun berikutnya.
Hingga pukul dua belas Rara sudah menyelesaikan laporan untuk dua tahun karena waktu sudah habis akhrinya Rara menghadap dengan laporan yang masih kurang.
"Ma-maaf pak saya tidak bisa menyelesaikannya tepat waktu," lapor Rara.
"Sebagai hukumannya kamu berdiri di situ terus sampai nanti." Lagi-lagi gadis malang ini dihukum tak manusiawi oleh Sean.
"Tapi saya ingin makan siang pak, tadi pagi tidak sarapan," protes Rara.
"Bukan urusan aku" sahut Sean.
Air mata Rara meluruh, sungguh Sean manusia terkejam yang pernah di temui.
"Tetap berdiri, aku mau makan siang jangan coba-coba duduk atau aku tambah hukuman kamu," ucap Sean.
"Di sini ada CCTV jadi ingat," sambungnya.
Dengan senyuman yang mengembang Sean meninggalkan Rara yang berdiri di tempatnya, manusia tak punya hati membiarkan istrinya dalam keadaan lapar.
Tiga puluh menit telah berlalu, kepala Rara tiba-tiba pusing, seluruh ruangan terasa berputar.
Bug
Rara jatuh pingsan dan beberapa waktu kemudian Sean masuk ke dalam ruangannya.
Melihat Rara yang tergeletak di lantai tidak membuatnya iba, dia jongkok di depan Rara lalu menepuk pipi istrinya tersebut.
"Hey bangun, nggak usah pura-pura pingsan," kata Sean.
Sean terus menepuk pipi Rara namun Rara tak kunjung bangun hingga David masuk untuk mengantarkan berkas.
"Nona Rara kenapa bos?" tanya David.
"Entahlah, saat aku masuk dia sudah tergeletak seperti ini," jawab Sean.
"Kenapa anda diam saja?" tanya David.
"Biarkan saja nanti pasti ke bangun sendiri," jawab Sean yang membuat David menggelengkan kepala.
David tau kalau Sean ingin membalaskan dendamnya pada Rara namun cara Sean ini sangat tidak manusiawi.
"Ya sudah saya pamit dulu," ucap David lalu keluar.
Ingin sekali David memindahkan Rara ke sofa namun karena takut dengan Sean akhrinya David memilih pergi.
Satu jam berlalu namun Rara masih saja tergeletak dan ini membuat Sean kesal dan marah, dia mengambil air minumnya lalu menyiramkannya pada Rara.
Aaaaaaaa
Rara berteriak, dia kesakitan karena air yang Sean siramkan masuk ke dalam hidungnya.
"Enak sekali tidur di jam kantor, kamu pikir kantor ini milik nenek moyang kamu!" teriak Sean.
Rara hanya bisa menatap Sean dengan tatapan sedih.
"Saya ini istri anda Tuan tapi kenapa anda terus menyiksa saya," ucap Rara dengan lirih.
Tentu Sean tertawa keras mendengar ucapan Rara.
"Memang tujuan aku menikahi kamu adalah untuk menyiksa kamu," sahut Sean.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉
makan pun tak dibolehin,bnr2 nyiksa ank prng y kmu,dihukum 50 yhn lho kyk gtu
2023-03-30
0
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉
rara saja gk knal ma kembaran nya si sean mn mngkn trlibat
2023-03-30
0
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉
tu kn rara ja br knal kota situ,sean nya saja yg salah kaprah soal syal
2023-03-30
0