Ragu

 

Tepat pukul setengah delapan, seluruh mahasiswa baru dikumpulkan dilapangan. Suasana pagi ini sangat terik. Tapi beruntung Nova yang dapat duduk di bawah pohon rindang. Yang di tanam di sepanjang pinggir lapangan.

"Oke selamat pagi semua, apa kabar? Langsung saja, karena saya orang nya tidak pandai berbasa\\-basi. Pagi ini adalah hari pertama kalian berkumpul bersama. Saya harap, kalian semua sanggup menjalankan apapun yang diperintahkan oleh kakak pembina kalian. Saya hanya ingin memberikan sebuah kata kunci sebelum permainan dimulai. Kalian sudah dewasa, pikirkan secara rasional. Untuk tata cara permainan nya saya serahkan kepada Kak Dina," suara gemuruh tepuk tangan mulai memenuhi lapangan. Nova masih mencerna kata kunci dari kakak tingkat nya tersebut.

Perempuan yang bernama Kak Dina tersebut mulai mengambil alih. Tidak sedikit kaum lelaki yang tersenyum melihat perempuan berambut panjang itu berbicara. Kak Dina memang memiliki aura kecantikan tersendiri. Aura yang sering disebut dengan kharismatik.

"Baiklah, permainan akan dimulai sesuai dengan jurusan masing\\-masing. Setiap jurusan akan dibagi dua kembali. Kemudian kalian bisa menemui kakak\\-kakak yang berada di depan kalian sebagai kakak pembina. Setiap kelompok hanya terdiri dari satu Kakak pembina. Oke, setelah saya tutup, nanti sihlakan kalian berunding untuk menentukan kakak pembina kalian. Jika terdapat keributan, maka kelompok tersebut akan diskualifikasi. Mengerti?!" Semua menyahut. Setelah Kak Dina menutup pembicaraan nya, semua mulai sibuk berkumpul dan saling berkenalan.

Setelah berunding, kelompok Nova mulai mencari kakak pembina yang memancarkan aura lembut. Berdasarkan hasil diskusi, mereka akan mencari kakak pembina yang tidak tinggi hati dan tidak pula dingin dan mengintimidasi. Nova hanya tersenyum mendengar penuturan teman sekelompok nya tersebut.

Akhirnya mereka menemukan kakak pembina yang sedari tadi hanya tersenyum melihat tingkah laku mereka.

"Tes, tes, baiklah, sekarang kalian semua telah mendapatkan kakak pembina. Maka permainan akan segera dimulai. Permainan pertama, perwakilan setiap kelompok bisa maju sekarang," semua kelompok mulai berbisik\\-bisik. Mencari siapa yang akan menjadi perwakilan.

"Ehm, ingat kata kunci nya tadi," Nova memperingati. Yang lain mengangguk.

 

"Harus pandai berkata-kata," tambah Tania. Erik yang merupakan perwakilan kelompok Nova hanya mengangguk dan berjalan menuju depan.

 

"Oke, sekarang saya mau bertanya, apa alasan kalian memilih kakak pembina kalian?" Jawaban yang di dapat bermacam\-macam. Mulai dari yang rasional hingga perasaan. Dari yang serius hingga yang lelucon.

"Baiklah, kalian boleh bergabung dengan kelompok kalian kembali. Untuk selanjutnya, semua kalian bisa berbaris dan berjarak, permainan ini sebagian besar sering dilakukan di SMA,"

Semua sangat antusias menjalankan permainan yang diadakan oleh kakak tingkat. Semua diperbolehkan untuk beristirahat pukul dua belas siang. Nova berjalan menuju kantin untuk membeli makanan. Ia belum sempat memasukkan sesuap nasi. Ia yakin, kalau ia berada dirumah, ia pasti akan diomeli mamanya.

 

Nova memesan nasi goreng dan air putih. Ia menyantap nya dengan lahap. Ingin rasanya ia membeli dua porsi. Lain kali, pikirnya.

 

" Hai, Nova, kan?" Nova mendongak untuk melihat siapa yang menyapa nya. Erik, ternyata. Nova mengangguk.

"Boleh join?" Nova mengangguk kembali. Lalu melanjutkan makan nya. Kedua nya berbincang ringan hingga waktu istirahat telah habis. Semua mahasiswa kembali dikumpulkan di bawah panasnya matahari dan melanjutkan permainan.

Tepat pukul tujuh malam, semua boleh pulang. Nova kembali memesan ojek online. Sesampainya di kost, ia segera berjalan menuju kamarnya. Tubuhnya sangat letih dan ia ingin segera mandi. Sebelum memasuki kamarnya, ia bertemu dengan penghuni kamar sebelah yang tampaknya akan keluar malam ini.

" Kak," panggil Nova. Yang dipanggil menoleh lalu tersenyum.

"Tadi malam, Kaka pasang alarm jam dua sama jam empat, ya?" Yang ditanya menautkan kedua alisnya. Jelas tergurat aura kebingungan.

"Aku nggak pernah pasang alarm, Nova. Coba tanya Kak Maura." Jawab kak Tiara tersenyum. Nova merasa tidak enak dan akhirnya meminta maaf. Kak Tiara tersenyum dan pamit untuk pergi bekerja. Nova membuka pintu dan memasuki kamar nya.

Tetapi alangkah terkejutnya ia saat telinga nya kembali terdengar suara alarm yang ia dengar tadi malam.

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!