Setelah selesai berbelanja dari Mal, Devan langsung mengantarkan kekasihnya terlebih dahulu, setelah itu baru mengantarkan Michella. Selama di perjalanan, tidak ada percakapan yang berarti, bahkan raut muka Devan masih terlihat kesal karena rencana untuk mempermalukan Michella berakhir dengan kegagalan.
Sampai akhirnya terlintas dipikiran Devan untuk menurunkan Michella di tempat yang memang benar-benar sepi. Bahkan terlihat tidak ada satu pun kendaraan yang melintasi jalan tersebut.
"Dev, kenapa kita berhenti di sini" tanya Michella dengan raut serius.
Sementara Devan tidak menanggapi pertanyaan Michella, tapi dari wajahnya terlihat menampilkan senyuman yang sulit untuk diartikan.
"Udik, sekarang kamu turun!" ucap Devan dengan nada tegas.
"Kamu enggak salah mau menurunkan aku di sini kan Dev, aku takut karena tempat ini sangat sepi" jawab Michella dengan wajah penuh ketakutan dan tubuh bergetar.
Bayangan dulu sewaktu Michella kecil kembali menghinggapi dirinya. Di mana dia diturunkan di tengah kegelapan oleh seseorang yang menculiknya. Bayangkan saja, anak berumur 5 tahun yang tidak tahu apa-apa diculik oleh seseorang kemudian ditinggalkan di jalan yang sunyi dan gelap karena penculik mengira kalau Michella adalah anak orang kaya.
"Sekali lagi aku katakan turun ya turun, Udik!" sahut Devan dengan nada tegas. Melihat sedari tadi Michella diam, membuat Devan terpaksa menarik tangan Michella untuk keluar dari mobilnya.
Michella yang ditarik tangannya mencoba melawan, akan tetapi karena tenaganya kalah dari Devan, membuat Michella sekarang sudah berada di luar mobil Devan. Teriakan demi teriakan dari Michella tidak dihiraukan oleh Devan, bahkan saat Michella menggedor-gedor pintu mobil Devan, malah membuat Devan langsung melajukan mobilnya pergi meninggalkan Michella tanpa ada rasa bersalah di dalam dirinya karena telah meninggalkan Michella di jalan yang sunyi sendirian.
Sementara itu, Michella yang ditinggal Devan sendirian di jalan, tidak tahu harus berbuat apa karena sekarang tiba-tiba saja dia histeris akibat trauma yang dahulu seakan berputar lagi saat ini. Michella tidak perduli dengan keadaannya sekarang, bahkan saat ini Michella mencoba menjambak rambutnya agar ingatan itu hilang dari kepalanya.
Hingga beberapa saat kemudian, ada sebuah mobil yang tiba-tiba saja berhenti tepat di depan Michella. Ternyata, seorang pria keluar dari dalam mobil itu dengan menggunakan jas berwarna hitam yang melekat ditubuhnya. Pria tersebut tampak memegang tangan Michella dan mencoba melepas tangan Michella karena sedari tadi Michella tidak berhenti menjambak rambutnya sendiri.
"Ayo, coba lepaskan tangan kamu dan berhenti menyakiti diri sendiri" ucap pria itu dengan lembut. Setelah mendengar suara itu, Michella seakan menjadi lebih tenang dan ingatan yang membuat dirinya trauma, hilang seketika.
"Sekarang aku mau bertanya, kenapa kamu berada di jalan ini sendirian"
"Sebenarnya aku tadi dipaksa turun di jalan ini, aku takut dan ingatan itu" jawab Michella yang tidak melanjutkan ucapannya.
"Sudah, sekarang ayo berdiri dan ayo masuk ke dalam mobilku, biar aku antar kamu pulang"
Mendengar hal itu, Michella hanya mengikuti pria itu dari belakang dan langsung masuk ke dalam mobilnya.
"Aku mau bertanya, di mana alamat kamu tinggal, biar sekarang juga aku akan mengantarmu pulang" sahut pria itu dan kemudian Michella memberitahukan tempat dirinya tinggal. Sepanjang perjalanan, Michella hanya diam saja, entah apa yang sekarang ada di dalam pikirannya. Sementara pria itu terus mencoba menghibur Michella dengan memberikan beberapa lelucon yang bahkan Michella sendiri pun tidak tahu di mana letak lelucon itu.
Sesampai di rumah, Michella terlihat lebih tenang dari sebelumnya dan tidak lupa untuk mengucapkan kata terima kasih dan sedikit berkenalan dengan pria tersebut.
"Terima kasih ya, sudah mau mengantarkan aku pulang dan oh iya, kalau boleh tau siapa nama kamu?" tanya Michella.
Pria tersebut tersenyum dan langsung mencoba berjabat tangan dengan Michella, setelah itu dia menatap dan membalas ucapan Michella.
"Aku Jordan dan untuk ucapan terima kasih sepertinya tidak perlu karena aku senang, bisa menolong kamu" balas Jordan.
"Oh iya kalau boleh tahu, nama kamu siapa'' tanya Jordan.
"Aku Michella"
"Salam kenal Michella, aku hanya menitipkan saran untuk kamu, kalau kamu tidak bisa mengatasi trauma itu, coba lebih kuatkan diri lagi, jangan sampai menyakiti diri sendiri, jika kamu sulit mengatasinya, coba datang saja ke psikiater" sahut Jordan.
"Iya terima kasih atas sarannya"
"Iya sudah, kalau begitu aku permisi dulu"
Setelah itu, Jordan kembali ke dalam mobilnya dan bergegas pergi, sementara Michella sangat bersyukur karena Tuhan memberikan penolong lewat seorang pria yang bernama Jordan.
Di sisi lain, Devan yang masih memikirkan Michella karena telah meninggalkan dia seorang diri di jalan, merasa harus kembali lagi bukan karena merasa bersalah, tapi dia takut jika Michella akan mengadukan dirinya ke kedua orang tuanya.
"Sial, menyusahkan banget sih perempuan udik itu, tahu begitu aku antar saja dia pulang sampai rumah" ucap Devan dan setelah itu bergegas pergi menuju jalan, tempat Devan menurunkan Michella.
Devan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, bahkan hampir saja dia menabrak kendaraan lain. Entah kenapa tiba-tiba saja dia merasakan perasaan tidak menentu seperti khawatir, takut bahkan dia sempat membayangkan jika telah terjadi sesuatu hal yang membahayakan Michella.
Sesampai di tempat tersebut, Devan bergegas keluar dan dia tidak mendapatkan Michella berada di sini. Pikiran Devan semakin kalut, takut terjadi sesuatu dengan Michella. Devan kembali masuk ke dalam mobilnya dan mencoba menelusuri sepanjang jalan tersebut.
Satu jam sudah Devan memutar sepanjang jalan tersebut, nyatanya dia tidak menemukan Michella dan akhirnya dia mencoba pergi menuju kediaman Michella dengan harapan semoga Michella sudah kembali ke rumah.
Sesampai Devan di rumah Michella, dia keluar dari mobil dan melihat ternyata lampu rumah Michella sudah hidup yang artinya Michella sudah sampai di rumah. Devan langsung bergegas mengetuk pintu rumah Michella.
Mendengar seseorang mengetuk pintu rumah, Michella segera bangkit dari tempat tidur dan langsung bergegas membuka pintu rumahnya dan ternyata yang mengetuk pintu rumahnya adalah Devan.
Tanpa kata-kata, Michella langsung menampar wajah Devan dengan keras. Devan yang tidak siap dengan tamparan tersebut, langsung terputar arah kepalanya ke samping.
"Sudah puas kamu, menelantarkan aku di jalan yang tadi, Dev" sahut Michella dengan tatapan tajam dan suara yang mengisyaratkan kemarahan yang sangat besar.
"Udik, berani sekali kamu menampar aku, dasar perempuan tidak tahu malu, sudah baik aku mau datang menjemput di jalan tadi, tapi kamu sendiri yang tidak ada di tempat itu" jawab Devan dengan emosi yang mulai mendidih karena Michella sudah lancang menampar dirinya. Setelah itu, Devan langsung mencengkeram wajah Michella dengan kuat.
Tentu saja melihat Devan yang mencengkeram wajahnya, Michella langsung menepis tangan Devan dan kemudian menutup pintu rumahnya dan mengabaikan teriakan Devan yang sedang memaki dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Sandisalbiah
Jordan.. hemm 🤔🤔 apa dia jodoh sejati Chella nantinya..?
2023-10-03
0
neng ade
harus nya habis dirampas terus tendang anu nya ga sudi aku lihat muka nya lagi ..
2023-02-24
1
🍌 ᷢ ͩˡ Murni𝐀⃝🥀
wkwkwkwk emang enak kena tampar oleh seorang perempuan Devan?
2023-01-28
1