"Semua sudah siapkan, ayo segera kita pergi, takutnya nanti kita sampainya terlalu petang" ujar Ayah Benu.
Mereka pergi mengendarai menggunakan mobil pikap. Sebenarnya Benu ingin menggunakan mobil pribadi yang bagus, tapi saran dari Michella yang sangat menginginkan menggunakan mobil pikap kesayangannya, mobil yang sedari kecil menemani dirinya.
Di Jakarta.
"Nak, sedari tadi banyak orang-orang yang melihat kita, apa ada yang salah ya?" ujar Ibu.
"Tidak ada yang salah, hanya mata mereka saja Bu yang enggak pernah melihat satu keluarga menaiki pikap, beda halnya di kampung" jawab Michella yang hanya tak acuh melihat tatapan orang-orang.
"Padahal Ayah tadi mau menaiki mobil pribadi kita, tapi Michella bilang ingin menaiki mobil pikap ini, dasar aneh memang anak kita satu ini" sahut Ayah Benu.
"Sudahlah Yah, mungkin ini memang kemauan anak kita, apa lagi ini mobil kesayangan" jawab Bu Leni.
Selama di perjalanan, Michella hanya menatap kaca yang mengarah ke jalan, Michella sendiri duduk di paling pojok kanan tempat favoritnya. Jika dulu Michella sangat bersemangat selama perjalanan baik itu mengantarkan padi ke pabrik atau hanya sekedar keliling desa, beda halnya dengan yang sekarang, seperti tidak ada gairah bahkan pikirannya saat ini tengah kosong, tidak tahu harus berbuat apa.
Hampir lebih dari 5 jam selama di perjalanan, akhirnya Michella dan keluarga sampai di Mansion milik keluarga Mahendra. Mansion yang berwarna putih yang dipadukan dengan warna hitam, gaya Mansion yang sangat menawan dan elegan. Di awal masuk, Michella disambut dengan penjaga rumah yang berjumlah sekitar 5 orang, bahkan penyambutan itu menurut dirinya sangat berlebihan seperti orang yang baru berpulang dari haji saja.
"Akhirnya kamu sampai juga sahabat lama" ucap Firman sambil memeluk Benu sahabat lamanya.
"Iya, kami lumayan sampai di sini 5 jam, sebenarnya bisa cepat sampainya, tapi terjebak macet selama di perjalanan, dari dulu selalu ada macet kalau di kota, apa lagi ini di Jakarta" sahut Beni.
"Oh iya, siapa gadis cantik ini Ben"
"Tentu saja dia anakku, Michella Aditya, bagaimana sangat cantik bukan, pastinya cantik orang keluar dari bibit unggul Ayahnya" ujar Benu dengan sedikit menggoda Firman.
"Iya cantik sekali, hebat kamu Ben enggak salah pilih istri" jawab Firman yang kembali membalas perkataan Benu.
"Oh iya hampir saja aku lupa, sayang tolong panggil Devan ke sini ya" pinta Firma ke istri, setelah itu melanjutkan percakapan mereka.
Sementara itu, di dalam kamar.
"Sayang, ayo keluar dulu, keluarga calon istri kamu sudah sampai"
"Malas Ma, Devan enggak mau keluar, apa lagi ada mereka" sahut Devan dengan malas.
"Sayang, kamu tidak boleh begitu Nak, itu calon istri kamu sendiri, kamu mau membuat Ayah kamu itu marah lagi!" tegas Mita selaku Mama Devan.
"Iya, ini mau keluar" balas Devan yang memang sangat enggan sekali bertemu calon istrinya, karena dia pikir keluarga istrinya itu adalah orang yang rakus akan harta sehingga mau menjodohkan anaknya dengan keluarga Mahendra.
Devan keluar dengan menggunakan pakaian seadanya, yaitu baju polos dengan celana pendek, bahkan dia sengaja mengacak rambutnya biar kelihatan berantakan dan memang tidak mau menghormati tamunya. Setelah itu bergegas turun ke bawah karena kamar Devan sendiri berada di lantai 2, sedangkan untuk ruang tamu sendiri berada di lantai 1.
Melihat Devan turun, kedua orang tua Devan hanya menggeleng pelan, bahkan mereka sebenarnya sangat malu karena terlihat sekali Devan sendiri seperti tidak mau berada di tengah-tengah mereka, dengan santainya dia memakai pakaian yang sangat-sangat biasa dipakai sehari-hari, bahkan celana pisang yang pendek melekat begitu saja, apa lagi ditambah dengan rambut yang begitu berantakan, sudah mirip seperti orang yang sudah tidak waras yang berkeliaran disekitar jalan.
"Ada apa Yah, Devan baru bangun ini, huh merusak tidur Devan saja" imbuh Devan tanpa melirik ke tamunya.
"Van, padahal tadi Mama sudah bilang, kamu bersiap-siap, pakai pakaian yang sopan, jangan menggunakan pakaian seperti ini" bisik Mita.
Devan yang mendengar bisikan itu, hanya tidak acuh saja, bahkan dia berpikir sukses telah membuat tamunya merasa kalau dia abaikan.
"Oh iya Ben, perkenalkan ini anakku Devan, maaf ya soalnya Devan kemarin harus lembur kerja, jadi dia baru bangun sekarang bahkan aku lupa mengingatkan kalau hari ini calon mertua dan calon istrinya akan datang" ucap Firman dengan sedikit bumbu kebohongan.
"Tidak apa-apa, oh iya Nak perkenalkan diri dulu ke calon suami dan mertua kamu"
"Perkenalkan Om dan Tante, saya Michella" ucap Michella dengan suara yang lembut.
Mendengar suara itu, seketika Devan menoleh dan dia seakan terhipnotis melihat kecantikan Michella bahkan dia hampir lupa kalau niatnya sekarang adalah untuk membuat calon istrinya risih dengannya.
Tiba-tiba saja, Firman langsung menepuk pundak anaknya itu yang sedari tadi hanya bengong saja melihat calon istrinya.
"Jangan lama-lama melihatnya, nanti juga sebentar lagi akan halal, masak calon istri cantik seperti ini, tapi calon suaminya berantakan" sahut Firman yang ditujukan ke Devan.
Melihat hal itu, Devan seakan-akan malu dan baru tersadar karena melihat kecantikan Michella. Tapi setelah itu dia kembali bertekad di dalam dirinya, kalau yang paling cantik adalah kekasihnya yaitu Casandra, dari pada gadis kampung yang tidak jelas ini, yang tiba-tiba dijodohkan dengan dirinya.
"Oh iya, sekarang kamu ajak Michella ke taman dulu ya Dev, agar kalian saling mengenal, Ayah masih mau berbincang-bincang dengan calon Ayah mertua kamu"
Mau tidak mau, Devan terpaksa mengajak Michella ke halaman belakang, dimana halaman tersebut terdapat taman yang memang selama ini dibuat oleh Mamanya. Maklum saja, Mama Devan adalah orang yang gemar menanam pepohonan dan bunga yang jenisnya sudah tak terhitung dengan jari.
"Sekarang lu di sini saja, gue mau masuk lagi, mau lanjut tidur" ucap Devan.
"Silakan kalau mau kembali, tapi nanti aku akan memberitahu Pak Benu, kalau anaknya tidak mau menemani calon istrinya ini" balas Michella.
"Apa! kamu pikir saya sudi memiliki calon istri seperti kamu, ingat ya sebenarnya saya tidak mau terikat dengan perjodohan konyol ini! apa lagi calon istri gue orang udik seperti lu" sahut Devan dengan tegas.
"Jadi, kamu pikir aku juga mau dijodohkan dengan pria yang berantakan seperti kamu, tentu saja tidak, tapi mau tidak mau aku harus setuju dengan perjodohan ini" balas Michella
"Alasan, pasti kamu mau dijodohkan dengan aku karena melihat aku kaya bukan, selain itu karena wajahku juga tampan dan pastinya sangat memesona setiap wanita"
"Terserah" jawab Michella dengan seadanya saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Sandisalbiah
wow.. suka gayu Michell.. semoga kamunya konsistan dgn sikap tangguhmu.. jgn mudah di tindas... 😊😊
2023-10-03
0
neng ade
biasalah kalau awal2 si lelaki kaya itu sombong dan ketus . untung nya Michella bkn gadis yg lemah
2023-02-23
1
🍌 ᷢ ͩˡ Murni𝐀⃝🥀
awal pertemuan yang tak terlupakan 😜🥰🥰🥰🥰
2023-01-28
1