Raja melangkah ke istana ratu dan di ikuti oleh Ruth yang masih bingung dengan keinginan rajanya itu. Biasanya raja tidak akan peduli dengan hal hal yang menyangkut pangeran, apalagi hal tentang ratu. Raja juga akan tak peduli sekali pun ratu melakukan hal gila atau mengeluarkan ancaman.
Tapi kali ini, untuk pertama kalinya raja memilih mengunjungi ratu sendiri. Dan juga pergi ke istana ratu yang terakhir kali ia kunjungi adalah saat kelahiran pangeran, yaitu empat tahun yang lalu.
Langkah raja terhenti tak jauh dari taman istana ini. Dari sini terlihat ratu yang sedang menikmati udara segar sambil menatap bunga bunga di antaranya yang sedang bermekaran.
Ruth mengerutkan kening nya ya melihat raja yang terdiam dengan wajah terpana ketika angin membuat rambut ratu terhembus. Ia akui ratu memang terlihat lebih cantik dan juga elegan dari yang sebelumnya. Tapi untuk sikap raja yang terpana kepada ratunya adalah hal yang baru baginya.
"Ibunda!"
Raja dan juga Ruth tersentak kaget ketika pangeran muncul tak jauh dari mereka dan berlari kearah ratu, dan sepertinya pangeran tak menyadari keberadaan mereka melihat tubuh kecil itu hanya berlari melewati saja.
"Hormat Kepada Yang Mulia" Luke muncul dari belakang sambil memberikan hormatnya.
"Kau berada disini?" tanya Ruth dan di jawab anggukan oleh Luke, sedangkan raja masih sibuk memperhatikan ratu dan pangeran yang sedang bersenang senang dan juga tertawa bersama.
Tapi di detik berikutnya raja menatap heran pada pangeran yang seketika manja dan bahkan merengek untuk di gendong. Ini pertama kali nya raja melihat sisi pangeran yang seperti ini. Sikap ratu yang dengan senang hati memberikan perhatian dan kasih sayang pada pangeran juga membuat raja merasakan hal aneh.
Iri? Tidak mungkin!
Raja masih sibuk dengan memandang kedua orang di depannya sekaligus sibuk berdebat dengan kata hati dan juga pikirannya. Berbeda dengan Ruth yang melongo tak percaya dengan adegan di depannya.
"He.. hei Luke, apa itu benar ratu dan pangeran? Se.. sejak kapan mereka menjadi dekat seperti ini?" Ruth mencengkram bahu Luke dan menggoyangkannya, membuat Luke bingung harus berkata apa.
Dan di saat yang bersamaan, raja memilih melangkah mendekati mereka. Mengabaikan Ruth dan Luke yang masih tengah dalam percakaan yang entah itu perdebatan ataupun diskusi.
"Apa yang membuatmu bertingkah seperti ini hingga menolak kembali, Lucius"
Abella yang terkejut dengan suara dari belakangnya langsung berbalik badan dan berhadapan dengan orang yang bertubuh lebih tinggi darinya, mau tak mau ia harus mendongak untuk melihat siapa yang berada di depannya.
Rambut hitam, mata biru dan juga wajahnya yang dingin, seseorang yang benar benar sama persis dengan pangeran. Raja Zevan Clardeus.
"Ah.. Yang Mulia" Abella sedikit menunduk sambil menahan tubuh pangeran di gendongannya agar tidak terjatuh.
Pangeran menatap raja tak suka , sebelum pada akhirnya mendecih kemudian memeluk Abella karena tak ingin menatap raja. Tentu saja hal itu membuat raja kesal.
"Hei, Lucius! Apa begitu caramu bersikap di depannya ayahhanda?!" raja meninggikan suaranya, membuat Abella, pangeran dan juga beberapa pelayan di sekitar termasuk Ruth dan juga Luke kaget.
Abella seketika bingung dengan situasi ini menjadi sedikit takut dengan temperamen raja. Ia melirik kepada pangeran yang masih enggan melepaskan pelukkannya, bahkan sekedar menatap raja saja pangeran menolaknya.
Raja memijat pelipisnya, pusing menghadapi putranya yang sama keras kepala dengannya. Kemudian ia menatap Abella. Seakan meminta bantuan kepadanya, Abella akhirnya mengalah dan menuruti kemauan raja di depannya itu.
"Pangeran, bukannya sudah ibunda katakan untuk bersikap sopan kepada yang lebih tua?"
Pangeran yang awalnya menyembunyikan kepalanya di leher Abella kini menatapnya, di wajahnya ada rasa bersalah tapi juga masih enggan menatap raja. Disisi lain raja terpana melihat pangeran yang begitu menurut pada ratu.
"Maafkan aku" cicit pangeran pelan pada Abella.
"Bukan ke ibunda, tapi ke ayahanda" Abella menurunkan pangeran dari gendongannya.
"Maafkan aku" pangeran mengulang ucapannya sambil menghadap ke raja, tapi pandangannya mengarah ke tanah.
"Kalau begitu kembalilah ke istana utama, besok kau ada pelajaran bersama Robert"
Mendengar nama 'Robert', yang tidak lain adalah gurunya membuatnya bersembunyi di balik gaun Abella. Ia benar benar tidak menyukai permintaan itu, karena jika sudah bertemu dengan Robert, ia tidak memiliki waktu bertemu dengan Abella.
"Tidak mau!" tolak pangeran langsung.
"Eh?" Abella menatap pangeran yang bersembunyi di belakangnya heran.
"Aku mau bersama ibunda" rengek pangeran lagi, tangannya tak lepas dari gaun Abella.
"Huftt.. baiklah, aku akan ikut dengan kalian" ucap raja mengalah.
"Eh?" kini Abella beralih menatap raja, kedua orang di antaranya ini membuatnya semakin bingung dengan keadaan yang sedang terjadi disini.
Sedangkan Ruth dan Luke menganga tak percaya dengan ucapan rajanya. Yang benar saja, menghabiskan waktu bersama ratu dan pangeran adalah hal yang tidak pernah dilakukan oleh raja. Dan kini raja dengan mudah melakukannya, lebih tepatnya raja yang pertama kali memutuskan hal itu.
Mata Lucius berbinar binar mendengar ucapan raja. Ini adalah kali pertamanya ia bisa menikmati waktunya bersama kedua orang tuanya di waktu yang bersamaan. Dan ia tidak ingin menyia nyiakan kesempatan ini.
"Aku ingin makan kue" pinta pangeran seketika.
"Huh? Ah, baiklah, ayo kita ke dalam" ujar Abella menggandeng tangan pangeran, sekilas ia melirik kearah raja yang hanya diam mengikuti dan memperhatikan mereka.
"Ibunda~"
Abella menengok kearah pangeran yang sudah mengode untuk di gendong, ia terkekeh dan menuruti kemauan pangeran. Berbeda dengan raja yang mengerutkan keningnya melihat adegan di depannya.
"Berhenti meminta di gendong, kau sudah besar" raja seketika mengambil alih pangeran ke gendongannya. Pangeran meronta meminta di lepaskan, karena ia lebih suka berada dalam gendongan Abella.
"Berhenti meronta atau aku akan membawamu paksa kembali"
Pangeran mendengus kesal sambil melipat tangannya di dadanya.
"Kenapa diam saja?" tanya raja sambil menatap Abella yang masih bengong kemudian pergi melangkah terlebih dahulu ke dalam istana. Abella yang tersadar dari lamunannya bergegas mengikuti raja dari belakang, meninggalkan Ruth dan Luke yang membeku melihat adegan barusan.
★★★★
Hari beranjak malam, Lucius yang sejak tadi berusaha menempel pada Abella berakhir tertidur di kamarnya. Tapi yang membuat dirinya tak nyaman adalah raja yang masih berada disini, di kamarnya.
"A.. apa Yang Mulia tidak kembali?" tanya Abella ragu, dirinya baru saja selesai membersihkan diri dan menganti pakaiannya dengan pakaian tidur.
Raja tidak mengatakan apa pun, dia hanya bangkit dari tempat duduknya kemudian keluar dari kamar. Abella masih menatap pintu tempat raja keluar, tidak mengerti dengan semua yang sejak tadi raja lakukan.
Awalnya ia berpikir raja tidak akan kembali sehingga Abella menidurkan dirinya di samping pangeran. Tapi di detik berikutnya, Abella tersentak ketika pintu kamarnya terbuka menampilkan raja yang sudah berganti pakaiannya.
Abella terdiam menyaksikan raja hingga kini raja ikut berbaring di sampingnya, di tengah mereka ada pangeran yang sudah terlelap.
"Tidur" titah raja seketika.
Nada dingin raja membuatnya tidak ingin membantah, Abella memilih membenarkan posisi tidurnya, seketika pangeran menggeliat lalu memeluk tubuhnya. Ia terkekeh, mengelus kepala pangeran dan kembali memeluknya sebelum akhirnya ikut tertidur, meninggalkan raja yang sejak tadi memperhatikannya.
TBC
@yooazaa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Ida Blado
mulai lop lopan dn iri lslu jdi cemburu
2021-12-26
0
Cherry
cemburu sm ank sendiri, raja yg posesif
2021-11-22
0
Anonymous
anaknya 4 thn toh,tp kok tampak lbh dewasa sblm waktunya😁
2021-08-11
0