“I..ibunda Ratu”
Anak kecil itu membelalakan matanya kaget tapi di detik kemudian ia segera menunduk, “Ah, maafkan aku”
Abella masih menatap anak kecil di depannya hingga beberapa saat kemudian ia tersadar bahwa anak kecil di depannya adalah Pangeran Lucius, anaknya dalam novel ini yang merupakan putra mahkota.
“Ah, apa kau serius baik baik saja?” Tanya Abella lagi memastikan.
Pangeran Lucius langsung mengangguk dengan kepala yang masih menunduk, takut melihat kepadanya. Sesekali mata kecilnya itu melirik Abella dan kembali menunduk.
Dirinya baru ingat bahwa Pangeran Lucius sangat takut kepada Ratu Abella, bukan karena Abella memarahinya. Tapi karena Ratu yang selalu mengabaikan putranya dan juga memberinya tatapan sinis pada pangeran.
Menurutnya, ratu tidak membenci pangeran ataupun semancamnya. Ia hanya mengalami banyak tekanan sehingga memberikan perhatian dan kasih sayang pada Pangeran adalah hal yang sangat berat baginya.
“Apa pangeran ingin mampir dan memakan cemilan terlebih dahulu?” Tawar Abella. Ya, ia sudah memutuskan untuk memperlakukan Lucius dengan cara yang berbeda.
Mungkin ini adalah satu cara untuk mengubah alur cerita, atau setidaknya ia dapat menikmati waktunya bersama putranya tubuh ini.
Pangeran Lucius menatap dirinya bingung, wajar saja ini pertama kalinya ia di perlakukan seperti itu.
Anak laki laki itu menatap ibundanya ragu, tapi dalam dirinya ia benar benar senang karena akhirnya ibundanya memberikan perhatian kepadanya. Pangeran Lucius mengangguk dan Abella langsung memberikan senyumannya.
Tangan Abella terulur meraih tangan Pangeran Lucius dan mengajaknya untuk berjalan bersama dan pangeran dengan senang hati menerima ajakan itu.
Baru beberapa langkah mereka berjalan, Pangeran Lucius meringis kesakitan. Abella yang heran langsung berjongkok dan mendapati kaki pangeran yang tergores batu saat menabraknya tadi.
“Oh, kau terluka!” Abella kembali mengecek luka itu sedangkan Pangeran Lucius masih meringis. Lukanya tidak parah, tapi untuk anak seumuran nya biasanya akan menangis jika mendapatkan dirinya terluka.
Tapi tidak dengan pangeran. Ia terlihat mencoba menahan air matanya dan itu membuat Abella terkekeh karena ekspresi pangeran.
“Eh?!”
Pangeran Lucius menjerit tertahan ketika Abella mengangkat tubuhnya, kemudian dengan muka polosnya ia menatap Abella bingung.
“Apa pangeran tidak suka jika ibunda menggendong mu?” Pangeran dengan cepat menggeleng kemudian mengalungkan tangannya di leher Abella.
Untuk kedua kalinya perempuan itu terkekeh dengan sikap pangeran. Menggemaskan, ia merasa bersalah kepadanya karena sejak kecil pangeran mendapatkan kurang kasih sayang. Dan ia akan berusaha memberikan yang belum pernah Ratu Abella dulu berikan kepadanya.
Tangan pangeran menggenggam erat tangan Abella ketika salah satu pelayan mengobati lukanya. Lalu setelah selesai, pelayan tersebut menunduk hormat sebelum akhirnya meninggalkan mereka berdua di meja makan yang sudah tersedia camilan dan beberapa dessert untuk pangeran.
“Makanlah” ujar Abella sambil mengelus kepala pangeran.
Abella hendak berjalan kearah kursi yang ada di sebrang meja yang posisinya berhadapan dengan pangeran. Tapi pangeran menghentikannya, tangannya tidak di lepas sedikit pun darinya.
Sepertinya Abella mengerti apa yang di maksud. Pangeran Lucius sudah berhasil menarik perhatian ibundanya, jadi ia tidak ingin menyia nyiakan kesepatan ini untuk menunjukkan sifat yang biasanya ditunjukkan pada anak seusianya.
Abella pada akhirnya memilih meminta pelayan membawakan kursinya ke samping kursi pangeran kemudian duduk disana.
“Mau duduk disini?” Tawar Abella sambil menepuk pangkuannya.
Mata pangeran berbinar binar, terlihat jelas ia menginginkannya. Tapi dirinya masih ragu sehingga hanya menatap gugup Abella.
“Kemarilah”
Tanpa berpikir dua kali pangeran langsung berpindah duduk di pangkuan Abella dan Abella juga dengan senang hati menyuapi pangeran yang semakin lama semakin menempel kepadanya.
Untuk kesekian kalinya Abella terkekeh dengan sikap pangeran, ia memang belum terbiasa dengan adanya pangeran yang bernotabe sebagai putranya sehingga ia harus berperan sebagai ibu. Tapi melihat sikap pangeran yang sangat manja dan menyukainya membuatnya berpikir bahwa semuanya tidak akan sulit.
“Sepertinya pangeran sudah harus kembali” ujar Abella yang melihat pangeran yang sudah beberapa kali menguap tetapi tidak mau melepaskan pelukan di tubuhnya.
Pangeran yang sepertinya menyadari arti ucapan Abella langsung mengeratkan pelukkannya dan kembali menggeleng.
“Tidak mau” ucapnya dengan suara manja.
Abella membalas pelukkannya sambil menahan gemas.
Kenapa pangeran bisa selucu ini?!
“Ini sudah malam pangeran, kau bisa kembali lagi besok” bujuk Abella lagi, tapi sayangnya pangeran tetap keukeuh pada pendiriannya.
Mau tidak mau Abella mengalah dan mengajak pangeran ke kamarnya.
“Pangeran!” Panggil salah satu pelayan saat mereka berdua berjalan di koridor istana.
“Kembalilah ke istana utama” pintanya. Bukannya menurut, pangeran justru bersembunyi di belakang tubuh Abella.
“Tidak mau!” Jawabnya sama seperti jawaban pada Abella tadi.
“Kumohon pangeran, nanti raja akan mencari anda” bujuknya lagi.
Abella menatap pelayan di depannya. Seingat dirinya ketika membaca novel ini pangeran memiliki tangan kanan yang setia kepadanya, Luke, dan sepertinya pelayan ini adalah orang tersebut.
“Kubilang tidak mau!” Pangeran kini meninggikan suaranya sehingga membuat Luke tersentak, mau tak mau Luke hanya bisa diam.
Pangeran yang sedang marah langsung menarik tangan Abella menjauh dari Luke.
“Eh?” Abella menatap heran pada pangeran kemudian menatap Luke sesaat yang hanya diam menyaksikan.
★★★★
“Apa pangeran serius ingin berada disini?” Tanya Abella memastikan.
Pangeran yang masih setia di pelukkannya mengangguk kemudian mengeratkan pelukkannya di pinggang Abella.
“Tapi tidak baik membentak orang yang lebih tua dari mu, pangeran” nasihat Abella.
Tubuh kecil itu tersentak kemudian menatap wajah Abella, matanya mulai berkaca kaca.
“Maafkan aku”
Abella menghela nafas melihat reaksi pangeran Lucius. Padahal ia tidak bermaksud membuat putranya itu takut, tapi sepertinya pangeran memang bersikap seperti ini karena tidak ingin dirinya membencinya.
“Jangan menangis, ibunda tidak marah kepadamu” Abella mengelus punggung pangeran dan berusaha menenangkannya.
“Tapi berjanjilah besok meminta maaf kepadanya”
Pangeran langsung mengangguk kemudian menenggelamkan kepalanya dalam pelukkan Abella. Dan tak butuh waktu lama ia tertidur.
Abella mengelus kepala pangeran sayang kemudian mengecupnya.
“Selamat malam”
TBC
@yoaazaa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Dwawala
jujur gue suka baca novel gini, gak terlalu menggebu2 mau balas dendam. soalnya gue cinta damai kecuali ada yang nyenggol :')
2022-07-22
4
Neng Niehan
mampir
2022-02-23
0
Erlin
Boncil kasian kuramg kasih sayang
2021-09-18
0