Abella menatap makanan di depannya, suasana canggung yang menyelimuti ruang makan ini membuat dirinya merasa canggung. Ini semua di karenakan raja yang biasanya atau bahkan bisa disebut tidak pernah peduli dengan dirinya, alias ratu, kini selalu menempel kemana pun ia pergi. Walaupun ia hanya mengikuti dan sedikit berbicara, tetap saja itu membuatnya tidak nyaman.
Berbeda dengan pangeran yang sejak tadi hanya berfokus pada makanannya. Dan juga raja yang cuek terhadap aura yang timbul karenanya.
"Kenapa tidak makan?" suara tersebut seketika membuat Abella tersentak dan spontan menoleh ke arah raja.
"Apa tidak enak?" tanya raja lagi.
"Ah, ti.. tidak, bu.. bukan begitu" Abella seketika menjadi gugup, apalagi kini raja tengah menatapnya tanpa berkedip sekalipun. Dan itu membhatnya salah tingkah.
Mata Abella membulat begitu sebuah tangan mendarat di dahinya, tubuhnya membeku sedangkan matanya berkedip menatap raja yang kini fokus menatapnya.
"Kurasa kau tidak sakit" ujar raja sambil menarik tangannya kembali.
Abella masih diam, mencoba mencerna apa yang terjadi. Tapi di detik berikutnya ia tersadar dari lamunannya kemudian menunduk.
"Saya tidak apa apa" ucapnya sebelum kembali melanjutkan makannya.
Perlakuan dan sikap raja yang aneh tidak berhenti disitu saja. Setelah ikut makan bersama, tidur di tempat yang sama hingga tidak kembali ke istana utama. Raja bahkan mengekori Abella yang bermain bersama pangeran dan ikut pergi kemana pun mereka pergi.
Untuk kesekian kalinya Abella melirik kepada raja yang masih mengikuti mereka, bahkan raja memilih membawa dokumen pekerjaannya kesini demi tetap bersama dengan mereka, entah apa alasannya, bagi Abella semua itu tidak masuk akal.
"Ibunda, ayo kesana!" pangeran menarik tangan Abella menjauhi raja, sepertinya pangeran juga tidak nyaman dengan kehadiran raja.
"Baiklah, tapi jangan berlari pangeran" ujar Abella menurut.
Ya, mungkin mengalihkan perhatian dan juga bermain dengan pangeran dapat membantunya untuk mengabaikan kehadiran raja. Untuk masalah raja akan marah atau tidak, itu urusan nanti. Yang terpenting ia tidak boleh mengabaikan putranya yang baginya sangat menggemaskan itu.
"Ibunda, aku ingin main bola!"
"Aku ingin makan cemilan!"
"Aku ingin berjalan jalan!"
Pangeran tak henti hentinya mengucapkan keinginannya yang tentu saja di sambut baik oleh Abella. Ia memang lelah karena tidak pernah pangeran akan seaktif ini saat sudah terbuka padanya, tapi semua rasa lelahnya seketika menghilang ketika melihat senyuman dan wajah bahagia pangeran.
Sedangkan raja yang masih memilih mengikuti mereka mengerutkan keningnya begitu melihat sikap pangeran yang berubah 180 derajat. Sifat dingin dan cuek yang menurun darinya seketika berubah begitu saja ketika bersama ratunya.
Tapi yang membuat raja lebih tertarik bukanlah putranya itu, melainkan ratunya yang dengan sabar meladeni satu persatu permintaan pangeran. Tatapan mata kasih sayang dan perhatian yang tercurahkan khusus untuk pangeran adalah hal baru baginya.
"Ibunda, aku-" ucapan pangeran terpotong begitu raja menyela perkataannya.
"Berhenti bersikap manja, Lucius!"
"Tapi-" pangeran yang sudah bersiap memulai aksi protesnya kembali di potong oleh raja.
"Apa kau meminta sesuatu dan mengajak kesana kemari tanpa bertanya keadaan ibunda yang lelah atau tidak?"
Pangeran yang awalnya menatap kesal kini beralih menatap Abella dengan wajah khawatirnya. Dan itu justru membuat Abella bingung sekaligus tidak enak pada putranya yang kegiatan mainnya terpotong hanya karena mengkhawatirkannya.
"Apa Lucius membuat ibunda lelah? Maafkan aku" pangeran menunduk karena merasa bersalah.
Abella menangkup wajah pangeran untuk menatapnya, ia merasa tak enak dan juga gemas dengan sikap pangeran dari cara berbicara dan perhatian kepadanya.
"Ibunda tidak apa apa"
"Sungguh?"
"Sungguh" ujar Abella meyakinkan dan itu membuat wajah pangeran kembali ceria.
"Bagaimana jika beristirahat sambil minum teh?" tawar Abella yang langsung di balas anggukan semangat oleh pangeran.
Begitu setuju, Abella langsung mengangkat tubuh pangeran ketika putranya itu meminta di gendong. Disisi lain, raja yang merasa di abaikan kembali mengerutkan keningnya. Karena ratunya bahkan tidak segan segan menolak permintaan pangeran untuk menggendongnya, ratunya memilih membawa pangeran daripada meminta pelayan untuk melakukan hal tersebut.
Baru beberapa langkah mereka berjalan, pangeran yang awalnya berada dalam gendongan ratu kini berpindah pada gendongan raja. Pangeran menatap raja tak percaya, karena pada dasarnya ini pertama kali raja menggendongnya setelah sekian lama, tapi kemudian ia menatap tak suka pada raja.
"Lucius ingin bersama ibunda!" rengeknya sambil meronta.
"Kau sudah besar, seharusnya jangan merepotkan ibunda" ucap raja cuek, tak mempedulikan pangeran yang kesal padanya.
"Yang mulia, tidak apa apa biar saya saja" Abella angkat bicara melihat pangeran yang masih merengek, sedangkan raja membalas perkataan itu dengan lirikan, lalu berjalan mengabaikan Abella.
Sebagai gantinya karena tidak di perbolehkan berada dalam gendongan Abella, pangeran dengan keras kepalanya hanya ingin duduk di pangkuan Abella. Bagi Abella tidak masalah, ia justru merasa senang karena pangeran menyukainya. Berbeda raja yang sedari tadi menatap tak suka pada pangeran yang terus menempel pada ratunya.
"Bukankah sudah ayahanda bilang untuk tidak manja?" protes raja.
"Ibunda punya Lucius, jadi aku bebas melakukan apa saja. Benar kan?" tanya Pangeran sambil mendongak menatap Abella meminta persetujuannya.
"Ya, ya, pangeran boleh meminta dan melakukan apa saja" ujar Abella sambil mengelap bibir pangeran yang penuh dengan susu yang di minumnya.
Pangeran menatap raja dengan senyum kemenangannya dan itu membuat raja merasa semakin kesal.
"Hormat yang mulia, maaf saya menganggu" mereka bertiga menoleh bersamaan dan mendapati Ruth yang datang bersama beberapa tumpukan kertas di tangannya.
"Ada apa?" tanya raja.
"Sepertinya anda harus kembali ke istana utama, Yang Mulia. Kesatria Clinton datang untuk menemui anda"
"Tidak bisakah kau menggantikanku?"
"Maaf Yang Mulia, saya tidak bisa, ini menyangkut masalah krisis ekonomi yang sedang terjadi" ucap Ruth.
"Huft..." raja menghela nafas kasar lalu menatap Abella dan juga pangeran yang masih menatap mereka.
"Aku akan pergi dan kembali nanti" ujarnya, kemudian bangkit berdiri dari kursi dan pergi meninggalkan mereka berdua.
TBC
@yooazaa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Wo Lee Meyce
crtax seprtix asyik ni,,lanjut thor
2023-11-10
0
rednow
aseeeekkk pebinornya anak sendiri 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2022-02-10
0
Anonymous
menarik😁
Mari saling dukung👍Baca cerita gw yah
Bisa cari dikolom pencarian👉Terperangkap Cinta
2021-08-11
0