Hari-hari berlalu, tak terasa Erlangga dan Veronica sudah lima hari di Bali. Kini keduanya sedang bersiap untuk kembali ke Banyuwangi. Erlangga sudah tak bisa membendung rasa rindu pada istri tercinta, yakni Feriska.
Namun, tanpa Erlangga tahu, bahwa kepulangannya akan disambut sebuah kejutan dari Feriska. Sebuah kejutan yang tak akan pernah Erlangga lupakan seumur hidup.
Pukul 9 pagi, penerbangan Bali-Banyuwangi akan segera berangkat. Selama di Bali, Erlangga tak menikmati liburan itu. Karena memang dia tak pernah menginginkan liburan dengan Veronica.
Setelah 5 jam, keduanya sudah tiba di Bandara Banyuwangi. Tak ingin membuang waktu, Erlangga segera bergegas mengambil kopernya lalu pulang.
"Mas, mampir makan dulu, yuk!" ajak Veronica.
"Aku nggak bisa, aku mau pulang istirahat," tolak Erlangga.
"Kan bisa istirahat di rumah aku."
"Jangan pernah mengatur aku! Ingat, status kita hanya sementara!" kecam Erlangga lalu meninggalkan Veronica yang terlihat kesal.
***
Sementara itu, Feriska yang sudah tahu akan kepulangan suaminya, kini justru masih sibuk di toko. Bukan tanpa alasan, dia hanya ingin mempersiapkan diri ketika bertemu suaminya yang baru pulang liburan dengan istri mudanya.
Drrrtt drtttt
Ponsel milik Feriska yang ada di meja bergetar, ada panggilan masuk dari nomor Erlangga.
"Halo, Mas."
"Halo, Yang. Aku udah di rumah, kamu masih di toko, ya?"
"Lho, kamu sudah pulang? Kok nggak kabarin aku, kan aku bisa pulang awal tadi," ucap Feriska.
"Sengaja mau kasih kejutan ke kamu. Kamu pulang, ya! Aku mau makan siang bareng kamu."
"Ok, aku pulang sekarang!"
Setelah panggilan terputus, Feriska merapikan pekerjaannya lalu bergegas pulang.
Sekitar 30 menit, Feriska sudah sampai rumah. Setelah memarkirkan mobilnya di garasi, dia segera masuk rumah.
Dia langsung menuju kamar untuk menemui Erlangga, ketika pintu kamar terbuka, Feriska bingung karena tak menemukan suaminya.
Grepp
Feriska terlonjak saat ada tangan yang melingkar di perutnya.
"Mas, kamu ngagetin aku aja!" protes Feriska.
"Aku kangen banget, Yang," ucap Erlangga lalu menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Feriska.
Feriska sudah tahu apa yang akan terjadi setelah ini, tapi sebisa mungkin dia mencari cara agar tak terbuai dengan perlakuan suaminya.
"Kamu sudah makan belum? Mau aku masakin makanan kesukaan kamu atau pesan online?" tawar Feriska seraya menahan gejolak di tubuhnya karena perlakuan Erlangga.
"Aku mau kamu aja," kata Erlangga lalu membalik tubuh Feriska agar menghadap dirinya.
Dengan gerakan cepat, Erlangga segera mencium seluruh wajah istrinya. Hingga ciuman itu berlabuh di bibir ranum Feriska. Lama-lama ciuman itu berubah menuntut untuk melakukan lebih dari itu.
Feriska lantas mendorong dada Erlangga hingga ciuman keduanya terlepas. Mendapati tindakan Feriska itu, Erlangga mengernyitkan dahinya karena tak biasanya Feriska seakan menolak perlakuannya.
"Kenapa?" tanya Erlangga dengan napas yang memburu.
"Kamu mandi dulu, Mas! Aku mau siapain makan, soalnya aku belum makan siang," dalih Feriska.
Meski kecewa, tapi Erlangga tetap mengutamakan kesehatan istrinya. Karena dia tak ingin Feriska jatuh sakit karena sering telat makan.
"Baiklah, aku mandi dulu." Erlangga pun mencium kening Feriska sebelum berlalu ke kamar mandi.
Sementara Feriska menghela napas lega, meskipun ada rasa bersalah karena menolak melakukan kewajiban sebagai seorang istri. Yang memenuhi kepala Feriska saat ini hanyalah, bayangan ketika suaminya berbagi raga dengan istri mudanya.
"Aku harus kuat! Akan aku buat kalian menyesal karena berani bermain-main denganku!" gumam Feriska dengan sorot mata penuh dendam dan amarah.
......................
Waktu cepat berlalu, hari ini Feriska sedang sibuk menyiapkan kue pesanan Oma Saras. Karena sore nanti kue harus sudah diantar bersamaan dengan cupcake.
Untuk urusan mendekor kue ulang tahun, Feriska akan turun tangan langsung bersama karyawannya yang dibagian menghias kue.
"Bu, Diaz hari ini nggak masuk karena nganter ibunya ke rumah sakit. Terus nanti yang antar kuenya siapa?" tanya Mira.
Feriska berpikir sejenak karena dia juga baru ingat jika kemarin Diaz izin tidak masuk. Akhirnya, Feriska sendiri yang akan mengantarnya.
"Biar saya sendiri aja yang antar. Selagi saya siap-siap, tolong kamu tata semua pesanan di bagasi mobil saya!"
"Iya, Bu."
Feriska lanjut menyelesaikan mendekorasi kue ulang tahun, setelah kurang lebih 1,5 jam pekerjaan pun selesai. Sekarang tinggal memasukkan ke dalam box yang sudah disiapkan.
"Tolong, kamu lanjutkan packingnya, Mir! Saya mau mandi dan ganti baju dulu," pamit Feriska setelah melepas apron yang melekat di tubuhnya.
"Baik, Bu."
****
Pukul 4 sore Feriska berangkat ke rumah Oma Saras, sebenarnya ini bukan kali pertama dia mengantar pesanan pelanggan. Hal itu lantaran dia ingin membuang rasa jenuh karena Erlangga jarang ada waktu dengannya. Dan kini terjawab sudah teka-teki yang selalu mengisi kepalanya.
Mobil yang dikendarai Feriska sudah sampai di sebuah perumahan, dia kemudian mencari letak rumah Oma Saras. Feriska memerhatikan setiap rumah yang alamatnya sesuai dengan yang diberikan Oma Saras.
Setelah beberapa saat, Feriska menghentikan laju mobilnya di sebuah rumah mewah. Untuk memastikan, Feriska keluar dari mobil lalu bertanya pada satpam yang menjaga gerbang.
"Selamat sore, Pak. Mau tanya, apa benar ini kediaman Oma Saraswati?" tanya Feriska.
"Benar, Mbak. Ada keperluan apa, ya?" Satpam balik bertanya.
"Saya mau antar kue pesanan Oma Saras, katanya untuk acara ulang tahun," jawab Feriska seraya menunjukkan pesan chat dari Oma Saras.
"Iya, Mbak. Saya buka dulu gerbangnya." Satpam tadi lantas membuka gerbang rumah, kemudian Feriska kembali ke mobil dan memasuki halaman rumah Oma Saras.
Setelah menutup gerbang, satpam tadi segera menyusul untuk memanggil Oma Saras.
"Silakan, duduk dulu, Mbak! Saya panggilkan Oma Saras," ucap satpam mempersilakan Feriska duduk di kursi teras.
"Iya, Pak."
Tak tak tak
Suara langkah kaki mengalihkan perhatian Feriska dari ponselnya. Oma Saras keluar bersama dengan satpam tadi, dan seorang pria yang bisa diperkirakan seumuran dengan Feriska.
"Sore, Oma," sapa Feriska setelah beranjak dari duduknya.
"Sore juga. Kok, diantar sendiri?" tanya Oma Saras.
"Iya, Oma. Kebetulan tadi karyawan yang bagian antar pesanan lagi izin ada keperluan keluarga," ucap Feriska.
"Oh gitu, langsung bawa masuk saja kuenya. Biar langsung ditata di meja," ucap Oma Saras.
"Baik, Oma."
Feriska melangkah menuju mobilnya lalu membuka bagasi mobil. Satpam rumah membantu membawakan box yang berisi cupcake, sedangkan pria yang berdiri di samping Oma Saras hanya berdiam diri sambil memperhatikan Feriska.
"Ayo, masuk! Malah ngelamun di sini," tegur Oma Saras.
"Iya, Oma," jawab Abimanyu, cucu pertama Oma Saras.
Oma dan Abimanyu masuk lebih dulu dan bergabung dengan keluarga yang lain. Setelah kue dibawa masuk semua, Feriska menghampiri Oma Saras untuk berpamitan.
"Oma, kuenya sudah saya bawa masuk semua. Saya mau pamit pulang karena sudah sore."
"Kenapa buru-buru? Sebentar lagi acara mau dimulai, jadi kamu gabung saja sekalian!" ajak Oma Saras.
Ketika Feriska dan Oma Saras sedang berbicara, Abimanyu dibuat salah tingkah karena ucapan adiknya.
"Mbaknya cantik ya, Mas?" tanya Eleana.
"Iya, sangat cantik," jawab Abimanyu tanpa sadar.
"Cie, ada yang lagi jatuh cinta. Akhirnya, masku beneran jatuh cinta pada seorang wanita," goda Eleana.
"Kamu pikir aku nggak normal," gerutu Abimanyu.
"Bukan gitu, Mas. Selama ini Mas Abi nggak pernah dekat dengan seorang wanita, dikenalin juga nggak mau. Eh, ternyata tipe Mas Abi kayak mbak itu," jelas Eleana sembari menunjuk Feriska.
"Anak kecil jangan sok tahu!" ucap Abimanyu sambil mengacak rambut Eleana.
"Dih, umur aku sudah dua puluh empat tahun. Jadi, aku bukan anak kecil lagi," protes Eleana.
"Umur doang yang dewasa, tapi kelakuan masih kayak bocah," ejek Abimanyu.
"Ihhh, Mas Abi nyebelin!" ucap Eleana dengan cemberut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
As Min
ciyeee Abi manyu jatuh cinta nih sama feriska GK tau ya Abimanyu klu feriska udh punya suami
2023-02-05
1