Bab 3

Keesokan paginya, Feriska bangun lebih awal untuk membuat sarapan lalu menyiapkan pakaian untuk suaminya.

Meskipun, ada rasa marah pada suaminya, tapi dia masih menjalankan kewajiban sebagai seorang istri.

"Pagi, Sayang!" ucap Erlangga sambil memeluk tubuh Feriska dari belakang.

"Pagi juga, Mas! Lepasin dulu, aku mau siapin pakaian kamu!" balas Feriska lalu melepas tangan Erlangga yang melingkar di perutnya.

"Nanti aja, aku masih pengen peluk kamu. Pasti bakalan kangen karena lama nggak ketemu," ucap Erlangga.

"Mungkin dulu aku sangat senang mendengar ucapanmu itu, Mas. Namun, hal itu tak berlaku untuk sekarang. Aku semakin j*jik dengan sikap manismu itu karena bukan hanya denganku saja kamu berbagi raga," batin Feriska.

"Katanya kamu berangkat pagi, kalau nggak disiapin sekarang nanti malah terburu-buru." Feriska mencoba mencari alasan agar bisa terlepas dari pelukan suaminya.

"Baiklah, aku mengalah," ucap Erlangga lalu mengecup singkat pipi kiri Feriska.

"Sudah-sudah, mending sekarang kamu mandi terus sarapan. Aku sudah buatin nasi goreng kesukaan kamu," pungkas Feriska.

"Siap, Ratuku." Erlangga pun berlalu ke kamar mandi, sedangkan Feriska tersenyum sinis pada Erlangga.

Selesai menyiapkan segala keperluan yang akan dibawa Erlangga, Feriska kembali ke dapur untuk menata sarapan di meja makan.

Dua puluh menit kemudian, Erlangga turun sambil membawa kopernya. Dia langsung ke meja makan untuk sarapan bersama istrinya.

Selesai sarapan, Feriska mengantar Erlangga sampai depn rumah. Tak lupa dia mencium tangan suaminya kemudian dibalas kecupan di kening.

"Aku berangkat! Baik-baik di rumah! Kalau bosen sendirian, kamu nginep aja di rumah ibu," ucap Erlangga sebelum masuk mobil.

"Iya, Mas. Kamu juga hati-hati! Yang paling penting jaga mata dan hati kamu, jangan sampai melirik wanita lain," ucap Feriska menyindir, dan benar saja raut wajah Erlangga langsung berubah gugup.

"Aku bercanda, Mas. Aku tahu kamu pasti nggak mungkin mengingkari janji dan komitmen kita," sambung Feriska diiringi tawa.

"Iya, Sayang. Aku berangkat, bye!" pamit Erlangga lalu masuk mobil.

"Hati-hati, Mas!"

Setelah mobil yang dikendarai Erlangga meninggalkan rumah, Feriska kembali ke dalam rumah untuk mengambil ponsel lalu menghubungi seseorang.

"Segera lakukan perintahku! Dia sudah berangkat, kemungkinan menjemput wanita itu lebih dulu," ucap Feriska pada lawan bicaranya di ponsel.

"Baik, Nyonya. Saya akan segera melaksanakan tugas dari Anda."

"Ok, aku tunggu kabar selanjutnya!" Feriska mematikan panggilan teleponnya. Dia mulai siap-siap untuk ke toko kue.

***

Di sebuah bandara, Erlangga dan Veronica sudah bersiap masuk pesawat karena jadwal penerbangan sebentar lagi. Tanpa keduanya sadari, ada seseorang yang mengikuti ke mana langkah mereka pergi.

Bahkan, saat Veronica bergelayut manja di lengan Erlangga tak luput dari potretan orang itu.

Setelah penerbangan selama kurang lebih 5 jam, pesawat yang ditumpangi Erlangga dan Veronica sudah mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Usai mengambil koper, keduanya segera melanjutkan perjalanan menuju hotel. Sesampainya di hotel, Erlangga memesan dua buah kamar, tapi langsung ditolak Veronica karena dia ingin satu kamar dengan Erlangga.

Erlangga memilih mengalah karena malas jika harus berdebat dengan Veronica. Apalagi, posisi keduanya berada di tempat umum. Setelah mendapat kunci kamar, Erlangga dan Veronica segera menuju kamar yang akan ditempati selama lima hari ke depan.

"Akhirnya, bisa liburan ke Bali," ucap Veronica setelah sampai di kamar dan langsung merebahkan tubuhnya di ranjang.

Sementara Erlangga tak menghiraukan Veronica, dia justru sibuk dengan ponselnya. Dia ingin memberi kabar pada Feriska jika sudah sampai Bali.

"Mas! Kita itu lagi liburan, tapi kamu malah fokus sama ponsel terus," protes Veronica lalu merampas ponsel Erlangga dan menonaktifkannya.

"Kamu apa-apaan, sih? Jangan mentang-mentang kamu jadi istri aku, kamu bisa bersikap seenaknya!" tegur Erlangga.

"Biarin, aku juga butuh perhatian dari kamu, bukan cuma istrimu yang m*ndul itu," jawab Veronica dengan ketus.

"Sekali lagi kamu menghina Feriska, aku nggak akan segan-segan bertindak tegas sama kamu!" ancam Erlangga.

"Kenapa? Emang itu kenyataan, buktinya lima tahun pernikahan kalian, sampai sekarang dia juga belum hamil. Kalau sampai kamu berani macam-macam ke aku, akan aku bongkar semua rahasia kita." Kini Veronica balik mengancam Erlangga.

"Dasar, wanita licik!" ketus Erlangga kemudian berlalu meninggalkan Veronica yang tersenyum penuh kemenangan.

#flashback on

Dua bulan yang lalu, tepatnya di sebuah aula hotel tengah diadakan reuni SMA. Dan undangan yang hadir tentunya termasuk Erlangga dan Veronica.

Veronica, yang tak lain mantan kekasih Erlangga, berencana ingin memiliki Erlangga sekalipun dia tahu bahwa Erlangga sudah berumah tangga.

Hingga muncullah ide licik yang membuat Veronica bisa menikah dengan Erlangga. Dia menjebak Erlangga dengan menyuruh seorang pelayan untuk mengantarkan minuman yang sudah diberi obat perangsang. Ketika obat itu sudah bereaksi dalam tubuh Erlangga, Veronica segera meminta pelayan tadi mengantarkan Erlangga ke sebuah kamar hotel yang sudah dipesan.

Di malam itulah, sesuatu yang tak harusnya terjadi dialami oleh Erlangga, dan membuatnya terjebak dalam permainan Veronica.

Satu bulan setelah kejadian itu, Veronica menemui Erlangga dengan membawa sebuah surat dari rumah sakit, yang menyatakan jika Veronica positif hamil.

Saat itulah, dunia Erlangga seakan runtuh. Dia telah mengingkari janji suci pernikahan dan komitmen yang dibangun bersama Feriska.

Akhirnya, jalan akhir yang harus Erlangga tempuh adalah dengan menikahi Veronica sebagai bentuk pertanggung jawabannya.

#flashback off

......................

Kembali ke rutinitas Feriska, tak ingin terlalu pusing memikirkan masalah rumah tangganya. Feriska mencari kesibukan di toko kuenya, dia mencari referensi untuk resep terbaru.

Ting

Ketika sedang fokus dengan laptopnya, ponsel yang ada di dekatnya berbunyi menandakan notifikasi pesan masuk.

Pesan dari orang suruhannya yang memata-matai Erlangga, orang itu mengirimi beberapa foto Erlangga dan Veronica yang berada di pesawat serta ketika sedang berada di sebuah restoran dekat pantai.

"Sungguh menj*jikan! Kalian memang pasangan yang serasi, sama-sama tak punya malu," cela Feriska sambil memandangi foto yang dikirim orang suruhannya.

Puas memandangi foto itu dengan penuh amarah, Feriska lantas menghubungi Livia untuk memberikan bukti tadi.

"Halo, Vi. Kamu sibuk nggak?"

"Enggak terlalu sibuk, Ris. Ada apa?"

"Ok, nanti siang kamu datang ke tokoku! Ada yang mau aku tunjukkan ke kamu," ucap Feriska.

"Baiklah, nanti aku ke sana."

Usai mendengar jawaban Livia, Feriska meletakkan kembali ponselnya setelah panggilan terputus.

Dia juga sedang menyiapkan desain baru kuenya untuk Oma Saras, dia baru tahu jika Oma Saras adalah pelanggan di tokonya. Beliau tadi sempat menghubungi Feriska agar dibuatkan cupcakes untuk hidangan tamu undangan.

Dengan senang hati, Feriska menerima pesanan Oma Saras. Dia harus mempersiapkan diri jika suatu hari nanti harus berpisah dengan Erlangga, setidaknya dia punya penghasilan dari usaha yang dikelolanya.

Terpopuler

Comments

As Min

As Min

semngt author nya ceritanya keren

2023-02-04

1

As Min

As Min

qm pasti bisa feriska tunjukan pada Erlangga qm bisa hidup tanpanya

2023-02-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!