2. Bullying

"Kalian, berani-beraninya merudung Keyra!" Suara serak Pak Reyhan menggema.

Moza, Andin dan Dina hanya menunduk. Sementara Keyra, ia telah izin pulang satu jam yang lalu sebab seluruh seragamnya kotor dan tubuhnya bau.

"Kami hanya bercanda, Pak!" elak Moza, masih dengan wajah menunduk dan tangan memainkan jari-jarinya. Sementara Dina dan Andin hanya diam saling pandang dengan bahu saling menyenggol.

Devano, sebagai Ketos sekaligus kepercayaan Pak Reyhan masuk ke dalam ruang BK.

"Devano, hukum murid-murid ini! Mereka sudah menyiram anak..." Reyhan hampir keceplosan, diam sebentar lalu mengantur napas.

"Mereka menyiram Keyra dengan air got, kamu tentu tahu hukuman apa yang pantas bagi murid yang sudah berani merudung murid lain. Hal seperti ini, mana bisa dibiarkan!"

"Baik, Pak! akan saya laksanakan," ujar Devano. Meminta Moza dan kedua teman mengikuti langkahnya menuju kamar mandi.

"Kalian bertiga, bersihkan kamar mandi sampai bersih. Itu masih belum seberapa, dibanding apa yang sudah Keyra alami hari ini," tegasnya dengan tatap mata tajam.

"Dev, kita bisa bicarakan ini baik-baik kan?" Rayu Moza, tangannya mengusap-usap dada Devano lantas tersenyum manis agar ketos dingin itu terpikat.

"Jauhkan tangan lo, lancang sekali!" makinya.

"Pria normal manapun tidak akan menolak wanita seperti gue, apa lo gila?" kesal Moza, merasa tak terima dirinya ditolak oleh Devano.

"Tapi sayangnya gue gak normal!" tegas Devano, ia melangkah meninggalkan tiga wanita itu. Sebelum benar-benar menjauh, kembali menoleh dan menatap sengit geng Moza.

"Bersihkan sampai bersih, jangan sampai aula depan menanti kalian karena tak membereskan hukuman!"

Namun, hukuman hari itu tak menjadi sesuatu yang membuat mereka bertiga jera. Saat melihat Keyra masuk dengan rambut yang sudah dipotong, Moza dan kawan-kawannya kembali berulah di kantin.

"Ups, kemana rambutmu bestie? Apakah digantung lalu dipotong karena jelek," ujar Moza tersenyum sinis, meraih ujung rambut Keyra dan menariknya.

"Ups sorry, ketarik! Sengaja," ujarnya lagi.

Brakkkk!

Keyra menggebrak meja, membuat siapapun disana terkejut akan sosok gadis berkaca mata itu.

"Lo pikir kalau lo narik rambut gue, gue gak berani bales hah?" Keyra langsung menarik rambut Moza bahkan menjatuhkan wajah gadis itu hingga membentur meja. Moza yang tanpa persiapan mendapat serangan Keyra hanya bisa meringis menahan sakit hidung dan dahinya karena benturan tangan Keyra cukup keras.

"Eh buset, arogan amat sih lo. Moza gak sengaja, ya kan teman-teman!" Andin bangkit, mengompori yang lain seolah tindakan Keyra sangat keterlaluan.

Dan keberuntungan seolah berpihak pada Moza, sebab orang-orang langsung menatap Keyra sengit.

"Rambut gue..." Ratap Moza setelah melepaskan diri, memandang sinis ke arah Keyra, merebut kembali kaca matanya lalu melempar ke sembarang arah.

"Burem kan lo? ngaca sana! Lo tuh cuma si cupu yang gak ada apa-apanya masih sok ngelawan gue, mau ngelawak lo hahaha!" Moza terbahak, senang sekali ia membully Keyra.

"Terus kenapa? Hah? lo pikir gue perduli sama kaca mata itu?" Keyra melipat tangannya di dada. Mulai hari ini, siapapun yang berusaha merudungnya, akan ia balas bagaimanapun caranya.

"Dasar lo, ya!" Dina langsung menyerang dari belakang, disaat yang sama, Moza meraih gelas berisikan es teh dan menyiramnya ke wajah Keyra.

"Moza!!!" bentak Devano. Ia baru saja memberi peringatan kemarin pada geng gadis itu, dan hari ini mereka berulah lagi.

"Key, lo gak papa?" tanya Devano. Pemuda itu menyodorkan sapu tangannya ke arah Keyra.

"Hm, thanks!" Keyra berujar singkat, meraih sapu tangan itu. Sementara geng Moza langsung digiring ke ruang BK setelah Devano meminta langsung Pak Reyhan datang ke tempat kejadian perkara.

"Ikut gue ke ruang BK," ajak Devano, tanpa permisi meraih tangan Keyra dan menariknya pelan berjalan menuju ruang BK.

Lagi lagi suara Pak Reyhan menggema, jelas beliau marah. Tiap kali melihat Keyra dirudung teman-temannya membuat laki-laki berumur dua puluh tujuh tahun itu geram ingin mengungkap identitas Keyra.

Menghela napas, Keyra mengusap wajahnya dengan sapu tangan milik Devano kedua kalinya. Merasa aneh, sebab laki-laki itu hari ini membelanya.

"Kalian ini bandel sekali, sudah dibilang jangan melakukan perudungan berapa kali hah? Mau saya panggil orang tua kalian?" bentak Pak Reyhan.

"M-maaf, Pak!" jawab Moza dan teman-temannya serentak.

"Apa gunanya minta maaf, kalau besok, besoknya lagi dan besoknya lagi kalian ulangi hah?"

Ketiganya masih menunduk, saat Devano masuk membawa Keyra, Guru BK itu semakin terkejut.

"Astagfirullah Key!" kesalnya setelah melihat wajah Keyra acak-acakan.

"Gak apa-apa, Pak! Sudah biasa, tapi tolong beri hukuman agar mereka lebih jera. Sebab, sekolah high class seperti ini sangat disayangkan jika memiliki murid berjiwa sampah!" desis Keyra.

Moza, Dina dan Andin langsung mendongkak, menatap sengit ke arah Keyra.

"Kondisikan mata kalian!" bentak Devano.

"Pak Reyhan, hukuman kali ini lebih baik Bapak saja yang memutuskan, agar kedepannya mereka punya rasa jera!"

"Baiklah, karena sudah begini! Saya akan buatkan surat panggilan untuk orang tua kalian," tegas Reyhan tanpa bantahan.

"Keyra!" Moza membatin dengan dada emosi.

Devano mengajak Keyra memasuki ruang OSIS.

"Ngapain kita kesini?" tanya Keyra tak mengerti.

"Mengganti seragam, itu basah." Devano menunjuk bagian da da tubuh Keyra.

"Hanya sedikit," gumam Keyra masih belum mengerti situasi sebenarnya.

Devano tak perduli, ia menarik tubuh kurus Keyra menyusuri ruangan OSIS.

Membuka pintu ke arah ruangan kecil khusus. Devano membuka lemari, ternyata disana tersimpan banyak seragam cadangan yang masih baru.

"Ini pakailah, lo bisa ganti di ruang kecil ini. Gue akan tunggu di luar!"

Keyra terdiam, masih enggan meraih seragam itu sebab seragamnya hanya basah sedikit, pikirnya.

"Apa perlu ganti?" tanyanya.

"Hm, terserah. Tapi..." Devano melirik ke bagian da da Keyra membuat gadis itu melotot kesal.

"Baju dalam lo keliatan dari luar, mana pink gitu!" Devano menaikk turunkan alisnya menahan tawa.

"Ishhh dasar lo m*sum!" maki Keyra, langsung menyambar seragam di tangan Devano dan mengusirnya keluar.

"Keluar kalau gak mau liat gue telan jang disini," ucap Keyra kesal.

"Ck! bukan gue juga yang rugi, malah bagus bisa dapat tontonan gratis disini!" Devano mencibir lantas keluar.

Tak berselang lama, Keyra keluar mengenakan seragam baru yang ternyata kebesaran di tubuhnya.

"Begini lebih baik, sangat cocok dengan penampilan lo yang cupu! tapi, ngomong-ngomong mata lo burem gak, kalau gak pake kaca mata?"

Keyra menyadari sesuatu, meraba wajahnya. Ia bahkan lupa kalau kaca matanya tak lagi ada diwajah karena kejadian di kantin tadi.

"Astaga, lupa gue!"

"Bisa liat jelas gak?" tanya Devano khawatir kalau-kalau Keyra memiliki masalah penglihatan.

Keyra menghela napas, " bisa lah!"

Melangkah keluar meninggalkan Devano yang terbengong-bengong karena jawabannya.

'Kalau bisa liat ngapain pakai kaca mata, aneh!' Batin Devano tak mengerti.

***

Kelas masih rame dengan masuknya Devano dan Keyra yang hampir bersamaan. Sorot mata siswa-siswi cenderung ke arah Keyra. Meski begitu, mereka hanya bisa membenci Keyra dari belakang dan tak sefrontal Moza si bunga sekolah.

"Kaca mata lo mana, Key?" tanya Maya. Satu-satunya siswi yang sering mengajaknya berinteraksi. Meski bukan teman baik, Maya juga bukan orang yang jahat. Ia hanya siswi yang mau mencari aman tanpa ikut campur perkara orang lain.

"Dilempar Moza," jawab Keyra singkat.

"Bisa ngeliat gak lo, burem gak?" tanya Maya lagi.

Devano yang duduk tepat di belakang Keyra hanya menyimak pembicaraan mereka.

"Bisalah, itu kan cuma kacamata pajangan. Bukan kacamata min atau plus!"

"Oh." Maya mengangguk-ngangguk.

"Kaca mata lo itu merusak pemandangan, bagusan juga gak pakai," bisik Devano saat Maya dan Keyra berhenti mengobrol.

Keyra tersenyum sinis, masih enggan menoleh. Lalu meraih sisir dan pemerah bibir di saku tasnya. Melepas ikatan rambut lalu merapikannya. Sedikit memakai pewarna bibir dan menoleh ke arah Devano.

"Lo mau bilang gue cantik tanpa kaca mata kan?" Sinis Keyra.

Namun, tidak dengan Devano. Ia justru menatap Keyra tak percaya bahkan tak berkedip.

"Kok lo cantik?" beo-nya.

Mengambil tisu, mengikat kembali rambutnya kemudian menghapus pewarna bibir merah muda itu. Keyra terkekeh melihat reaksi Devano.

"Gue emang cantik dari orok!" menjulurkan lidahnya sambil mengejek.

Tak ada yang menyadari tingkah Keyra, sebab ia melakukannya cepat hanya agar Devano saja yang melihatnya. Bukan mau menunjukkan dirinya yang asli, tapi karena membalas kekesalannya yang menumpuk dari kemarin- kemarin.

Dan benar saja, Devano sikapnya berubah dan lebih sering mengajaknya bicara.

"Kalau lo gitu aja cantik ngapain begini," protes Devano tak mengerti.

"Mau begitu begini juga terserah gue. Gue cuma gak mau ada buaya, bapaknya buaya, kakeknya buaya, omnya buaya atau sejenisnya deketin gue!" cibir Keyra.

"Ck!" Devano memutar bola mata demi mendengar jawaban Keyra.

Pulang sekolah, Devano setia mengikuti kemana Keyra pergi, hingga tanpa sadar membuat orang-orang yang menatap semakin benci pada Keyra.

"Kok lo ngintil mulu, sih?" kesal Keyra.

"Tar lo dibully lagi sama mereka. Udahlah, gue cuma mau mastiin lo aman dan nyaman!" alibi Devano.

"Nyaman sama lo? Heh, lo lupa kalau lo itu sama kaya mereka!" Keyra berlalu cepat setelah mengatakan gerundelan hatinya. Namun, bukan berhenti Devano malah terus mengejarnya bahkan saat mereka sudah sampai di gerbang pintu keluar sekolah hingga berhasil membuat Keyra semakin terkesal-kesal.

Terpopuler

Comments

ˢ⍣⃟ₛMPIT💋🅚︎🅙︎🅢︎👻ᴸᴷ

ˢ⍣⃟ₛMPIT💋🅚︎🅙︎🅢︎👻ᴸᴷ

namanya juga lagi menyamar jd orang biasa 😪

2023-02-14

0

m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ

m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ

wkwkkwwk nama'y lucu bikin ngakak🤣🤣🤣

2023-02-14

1

⏤͟͟͞R Kᵝ⃟ᴸ ɛ𐓜ɛ𑜷 𝐙⃝🦜❣️

⏤͟͟͞R Kᵝ⃟ᴸ ɛ𐓜ɛ𑜷 𝐙⃝🦜❣️

pokoknya family buaya kadal, cicak, bunglon, biawak, tokek semua keluarga reptil emamg meresahkan🤣🚴‍♀️🚴‍♀️🚴‍♀️

2023-02-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!