Eric pulang ke rumah nya dengan wajah yang berseri seri, bahagia terpancar diwajah tampan nya yang sudah terlihat keriput itu.
"Dimana Rion?" tanya Eric pada salah satu pelayan nya.
"Tuan muda ada diruang kerjanya tuan besar"
Eric pun langsung naik ke lantai dua menuju ruang kerja putranya karena akan memberikan kabar bahagia.
Brakkkk
"Ehh copot copot, papa! astaga mengejutkan saja" ucap Rion dengan wajah kesal.
"Papa ada kabar bahagia untuk mu boy" ucap Eric yang mendekati putranya dengan senyum mengembang.
"Apa itu pa?" tanya Rion yang juga penasaran.
"Kamu akan menikah"
"Yeyyy, ehhh apa? menikah? dengan siapa?" cecar Rion.
"Tentu saja dengan gadis manis itu, Hazel Matya Lorens"
"APAAA!" teriak Rion terkejut.
Plakkkk
Erica langsung memukul kepala putranya karena terkejut dengan teriakan Rion yang begitu kuat.
"Tidak pa" tolak Rion
"Tidak ada kata tidak, perjodohan mu dengan Hazel sudah terjadi sedari dulu disaat Anderson masih hidup" ucap Eric tegas.
"Aku tidak mau, aku sudah punya kekasih papa"
"Amena? kekasih mu itu? wanita itu? apa aku pernah merestui hubungan kalian Rion?" cecar Eric
"Ohhh ayolah pa ini sudah tahun berapa, tidak ada perjodohan lagi sekarang ini"
"Ada, sebab itu papa akan menikahkan mu dengan Hazel"
"Pa, Rion punya pilihan sendiri" ucap Rion yang terus berusaha menolak.
"Pilihan mu tidak masuk kedalam kriteria papa"
"Pa, Amena juga cantik sama seperti Hazel apa yang membedakan mereka?"
"Karena Hazel wanita pilihan papa, ingat itu" ucap Eric tegas dan berlalu pergi meninggalkan putranya.
Rion mengusap wajah nya kasar, Rion begitu mencintai Amenah dan berjanji akan menikah wanita itu nanti.
Keesokan harinya di J.C company tepatnya di ruangan presdir Rion, Rion terlihat termenung di kursi kerja nya.
Keputusan bulat tentang perjodohan dirinya dan Hazel tidak bisa diganggu gugat lagi karena ketegasan dari Eric.
Cklekkkk
Seorang wanita cantik dengan tubuh semampai memasuki ruangan Rion, wanita itu memakai pakaian yang sangat seksi dengan rambut pendek terurai.
Siapa lagi jika bukan kekasih rion yang bernama Amenah, seorang model cantik yang nama nya sedang naik daun.
"Sayang" panggil Amena tetapi Rion tidak menyahut seperti larut dalam fikiran nya.
Amena mendekat dan langsung duduk dipangkuan Rion membuat pria tampan itu terkejut.
"Loh sayang, kamu sejak kapan ada disini?"
"Ihhh kamu mikirin apa sih, aku tuh udah dari tadi disini" ucap Amena dengan nada manja.
"Maafkan aku ya, aku sedang banyak fikiran" ucap Rion tersenyum.
"Kamu mikirin apa sih?" tanya Amena.
"Apa aku harus cerita ya? tapi kalau ga cerita pun dia bakal tahu" batin Rion yang mulai bingung.
"Sayang"
"He? eh maaf sayang, bukan apa apa hanya sedang banyak masalah belakangan ini" jawab Rion bohong.
"Kamu ga bohong?"
"Enggak dong sayang" ucap Rion mengusap pipi tirus Amenah.
Tok tok tok
"Masuk"
"Maaf tuan muda, anda akan menghadiri rapat bersama tuan besar" ucap sekretaris Rion.
"Kamu disini saja ya, aku akan rapat dulu" ucap Rion dan berlalu pergi meninggalkan Amenah sendiri.
"Eh babu" panggil Amena pada sekretaris Rion.
"Maaf nona nama saya Rika"
"Peduli dengan nama mu? ambilin aku minum dingin ya aku tunggu didalam" ucap Amenah dan kembali masuk.
Rika sekretaris Rion pun hanya bisa mengumpat dalam hati, semua orang diperusahaan ini tidak ada yang menyukai sikap angkuh Amena.
Ini juga alasan Eric menolak Amena untuk dijadikan sebagai menantunya, dari mulai tata krama hingga cara berbicara saja sudah tidak sopan bagi Eric.
Eric dan Rion pun sudah selesai rapat, kini kedua pria beda usia itu sedang berjalan beriringan menuju ruang kerja Eric.
Tidak ada percakapan diantara keduanya, hanya ada raut datar seperti biasanya yang ditampilkan keduanya.
Hingga keduanya sudah berada di ruangan CEO milik Eric yang memimpin perusahaan besar ini.
"Putuskan wanita itu" ucap Eric tanpa memandang putranya.
Rion berdecak kesal, tidak mungkin semudah itu memutuskan hubungan dengan orang yang dicintai fikir Rion.
Brakkkkk
"Aku tidak menerima alasan apa pun Rion, setelah papa bicara dengan Hazel maka pernikahan kalian akan segera dilangsungkan"
"Papa ini bagaimana? papa saja belum bicara dengan Hazel, dia juga belum tentu menerima kan?" ucap Rion yang masih menolak.
"Kau fikir aku siapa sehingga ada yang berani menolak keputusan ku"
Atmosfer ruangan mulai berubah menjadi pengap, tatapan tajam dari Eric membuat nyali Rion menciut.
"Siap tidak siap kau harus siap, pergi dari ruangan ku" titah eric.
Tanpa menjawab apa pun Rion juga berlalu pergi meninggalkan ruangan papa nya dengan hati yang dongkol.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Diperusahaan Gebel Groupe, Hazel sedang berkutat dengan pekerjaan nya tanpa menyadari seseorang masuk kedalam ruangan nya.
"Hazel"
"Ehh kak Toni" ucap Hazel tersenyum ramah
"Ada apa kak?"
"Tidak ada hanya ingin memberikan latte dingin ini untuk mu, cuaca siang ini cukup panas" ucap pria bernama Toni itu.
Toni adalah salah satu meneger yang bekerja di bidang yang sama dengan Hazel hingga mereka pun berteman baik.
Toni juga diam diam menyimpan rasa suka terhadap Hazel tetapi urung menyatakan karena tahu bos nya sedang berjuang.
"Terimakasih kak Toni" ucap Hazel tersenyum senang.
"Kau menggemaskan sekali" ucap Toni mengacak pucuk rambut Hazel.
"Ehem ehem" terdengar suara deheman dari ambang pintu.
Serempak kedua orang itu menoleh dan melihat Leon sedang berdiri disana dengan melipat tangan didada.
"Habisin latte nya ya? aku permisi dulu" ucap Toni dan berlalu pergi.
"Ada apa pak Leon?" tanya Hazel
"Kita ada pertemuan dengan klien Hazel"
"Loh mbak Siska?"
"Dia sedang ada pekerjaan lain" ucap Leon duduk dihadapan Hazel.
"Sekarang pak?" tanya Hazel sembari menyesap latte dingin pemberian Toni.
"Setengah jam lagi kita berangkat" jawab Leon terus memandang wajah cantik Haz
"Ohhh Oke deh" jawab Hazel kembali fokus dengan berkas didepan nya.
Leon terus memandang wajah cantik Hazel apa lagi ketika bulu mata lentik itu menari di hadapan nya.
Hazel yang sadar di tatap demikian pun mengernyitkan dahi nya, bos nya seperti orang yang sedang kesambet fikir Hazel.
"Hello pak Leon, you okey?" tanya Hazel melambaikan tangan nya didepan Leon
Leon yang sadar akan kebodohan nya pun langsung tersenyum kuda sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kenapa sih pak? ada yang salah ya?"
"Hah? tidak ada, kamu terlihat cantik hari ini Zel" ucap Leon tersipu.
Hazel terkekeh mendengar jawaban bos nya, terus wajah merah itu, apa itu? bukannya seharusnya Hazel yang tersipu.
"Bapak ini lagi muji saya apa muji diri sendiri sih?"
"Emang kenapa?"
"Wajah bapak memerah setelah memuji saya, seharusnya saya yang tersipu bukan bapak" jawab Hazel terkekeh
Leon terkejut mendengar ucapan Hazel, apakah wajah nya benar benar memerah sekarang ini?
"Hah? tidak, sepertinya AC diruangan kamu rusak, panggil tukang servis biar dibenerin, saya pergi dulu" ucap Leon dan berlalu pergi.
"Dih nyalahin AC lagi" kekeh Hazel yang hanya bisa geleng kepala melihat tingkah bos nya.
.
.
.
Jangan lupa dukungan buat author ya readers 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments