Setelah Rion dan Eric selesai makan Hazel pun membereskan kotak bekal nya dan dimasukkan kembali kedalam tas bekal.
"Kau sangat pandai memasak nak"
"Dulu aku sering membantu almarhum mama memasak pa jadi sudah biasa" jawab Hazel
"Apa sudah membaik?"
"Sudah nak apa lagi setelah memakan masakan mu" ucap Eric membuat Hazel tersipu.
"Kau bekerja?"
"Iya pa, aku bekerja di perusahaan Begel Groupe"
"Ohhh, orang tua mu bekerja dimana?"
Seketika raut wajah Hazel berubah sendu, mata gadis itu juga berubah menjadi berkaca kaca.
"Ada apa nak?"
"Orang tua Hazel sudah meninggal pa" jawab Hazel memaksakan senyum nya.
"Maafkan papa nak" ucap Eric yang merasa bersalah.
"Tidak apa pa, papa kan hanya bertanya Hazel juga memang sedang merindukan mereka" jawab Hazel tersenyum manis.
"Bolehkah papa tahu kenapa orang tua kamu meninggal?"
"Saat Hazel berusia 7 tahun mobil yang papa kendarai mengalami kerusakan rem sehingga mobil kami masuk kedalam jurang"
"Kamu ada disana?"
"Kami sekeluarga ada disana pa, hanya aku yang waktu itu masih selamat karena berada diset belakang sedangkan mama dan papa meninggal di tempat"
Air mata pun langsung turun dari mata indah Hazel membuat hati Eric terenyuh.
"Siapa papa mu nak"
"Anderson Lorens pa"
Deghhhhh
"Jadi nama kamu?"
"Hazel Matya Lorens"
Deghhhhh
Mata Eric langsung berkaca kaca setelah mendengar nama wanita yang selama ini memang dicarinya.
"Ada apa pa?"
"Ti...tidak apa nak, nama mu indah" ucap Eric masih menutupi rasa rindu nya.
Rion yang dari tadi masih duduk disofa pun juga ikut terkejut setelah mendengar pengakuan dari Hazel sendiri.
"Apakah papa mu tidak mempunyai perusahaan nak?"
"Ada pa, setelah kecelakaan itu perusahaan papa gulung tikar dan sudah bangkrut sehingga sangat sulit untuk dikembalikan"
"Jadi selama ini kamu tinggal dengan siapa?" tanya Eric yang masih ingin terus mengetahui cerita sebenarnya.
"Dengan oom Hazel, adik kandung almarhum papa" jawab Hazel.
"Ternyata Hazel selama ini disembunyikan oleh Lukman" batin Eric.
Hingga malam tiba Hazel masih berada dirumah sakit karena Eric meminta untuk ditemani.
Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, Hazel tidak bisa pulang hingga larut karena tante nya pasti marah.
"Pa, Hazel pamit pulang ya" pamit Hazel kepada Eric
"Biar Rion yang mengantar mu nak"
"Tidak usah pa, Hazel bisa pulang sen..."
"Tidak ada penolakan gadis cantik, ini sudah malam dan sangat bahaya jika kau pulang sendiri, Rion antarkan Hazel" titah Eric.
"Baik pa" ucap Rion menurut.
Hazel pun mencium punggung tangan Eric lalu berpamitan pulang bersama dengan Rion.
Selama diperjalanan tidak ada percakapan diantara keduanya, Hazel terus memandangi keluar jendela.
Sedangkan Rion masih terbayang dengan ucapan papa nya yang akan menikahkan dirinya dengan Hazel.
"Om stop" ucap Hazel membuat Rion berhenti mendadak karena tadi melamun.
"Dimana rumah mu? ini halte bis"
"Sampai sini saja nanti tante ku banyak bertanya om" ucap Hazel.
"Apakah masih jauh?" tanya Rion yang tidak enak jika mengantarkan tidak sampai tempat tujuan.
"Tidak jauh om, terimakasih karena sudah mengantar Hazel pulang, bay" ucap Hazel dan berlalu pergi.
Rion pun melanjutkan laju mobilnya setelah Hazel hilang dari pandangan nya.
Hazel berjalan dengan santai menuju rumah yang ditinggali nya, terlihat seorang pria paruh baya yang berdiri didepan pintu menyambutnya.
"Om lukman!" pekik Hazel bahagia dan langsung memeluk Oom nya.
"Apa kabar mu hem? bagaimana pekerjaan nya?" cecar Lukman menggiring Hazel masuk.
"Sangat baik om" jawab Hazel tersenyum manis.
Hanya lukman lah yang berlaku baik pada Hazel karena Hazel anak kandung kakak kandung Lukman.
Setelah kematian orang tua Hazel, Hazel sempat tinggal bersama kakek dan nenek nya tetapi mereka tidak menyayangi Hazel sehingga Lukman lah yang membawa Hazel pergi.
Walaupun tahu perlakuan putri dan istrinya tidak baik pada ponakan nya paling tidak ada dirinya yang menyayangi Hazel, pikir Lukman.
"Dimana tante dan Liza om?" tanya Hazel setelah mereka duduk disofa.
"Mereka belum pulang nak, Hazel om ingin bicara sayang" ucap Lukman.
"Iya om ada apa?" tanya Hazel memandang Lukman.
"Apa kamu tidak ingin mengembangkan restauran mu nak? maksud om, dari pada kamu bekerja dengan orang lain"
Hazel tersenyum mendengar penawaran om nya yang sudah dikatakan lebih dari sekali.
"Ada masanya Hazel sendiri yang mengelola restauran itu om, untuk saat ini Hazel masih nyaman bekerja disana" jawab Hazel lembut.
"Om tidak memaksa sayang, apa pun keputusan mu itu yang terbaik untuk mu" ucap Lukman mengecup kening Hazel.
"Pergilah istirahat ini sudah malam" ucap Lukman.
Hazel mengangguk dan langsung berlalu kekamar nya, bukan Hazel tidak mau mengembangkan restauran peninggalan orang tuanya hanya saja pekerjaan yang sekarang ini terlalu sayang untuk ditinggalkan dalam waktu dekat.
Keesokan pagi nya Hazel bangun dan langsung beberes rumah seperti biasa, tidak lupa Hazel menyiapkan sarapan untuk semua orang.
Setelah bersiap Hazel pun sarapan bersama dengan Liza dan kedua orang tuanya, terlihat tidak ada percakapan dimeja makan itu.
"Hazel pergi dulu om tante" pamit Hazel dan berlalu pergi setelah menyalami Lukman.
Hazel naik kedalam taksi yang sudah dipesan nya via online, Hazel memandang ponsel nya dan sedang berbalas pesan dengan sahabatnya.
Setelah beberapa saat kemudian Hazel pun sampai didepan perusahaan tempat dirinya bekerja.
"Hazel!" teriak Mia sahabat Hazel.
"Pagi Mia"
"Ouhhh aku merindukan mu" ucap Mia dan langsung memeluk Hazel.
Hazel tersenyum dan membalas pelukan Mia, semua orang yang ada diperusahaan ini memang selalu baik pada Hazel karena pribadi gadis ini yang lembut.
"Apa ada pekerjaan yang ku tinggalkan semalam?"
"Tidak ada, pak Leonard membagikan tugas mu pada yang lain" jawab Mia.
"Kenapa begitu? aku jadi sungkan kepada mereka apa lagi kamu" ucap Hazel menyesal.
"Sahabat ku ini sangat baik, tidak apa Hazel kami semua kan menyayangi mu apa lagi pak Leonard" goda Mia yang tahu bahwa bos mereka menyukai Hazel.
Hazel hanya bisa menggelengkan kepalanya, terlalu canggung untuk menyukai seorang CEO fikir Hazel.
"Hazel" sapa seorang pria tampan.
"Pagi pak Leon" balas keduanya.
Pria itu adalah Leonardo Begelert, CEO muda pemilik perusahaan Begel Groupe tempat Hazel bekerja.
Semua orang tahu bahwa Leon menyukai Hazel yang memang sudah dua tahun bekerja disini.
Hazel yang selalu bersikap profesional pun tidak pernah menyadari perasaan Leon kepadanya.
"Pagi, hari ini kamu ikut saya rapat ya" ucap Leon
"Maaf Pak, tapi mbak Siska tidak memberitahu saya bahwa ada rapat hari ini"
"Makalah nya sudah ada di meja kamu, kamu bisa mempelajari nya agar bisa nyambung saat rapat nanti" ucap Leon tersenyum hangat.
"Baik kalau begitu nanti saya langsung ke ruangan bapak"
"Oh iya ada minuman hangat di meja kamu, kalau begitu saya permisi" pamit Leon dan berlalu pergi.
"Sosweet banget pagi pagi udah dibeliin minuman hangat, besok besok rumah ni" goda Mia.
"Kamu ya Mia" ucap Hazel yang hanya bisa geleng kepala sedangkan Mia tertawa geli.
.
.
.
Jangan lupa dukungan nya 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments